Ketua, Wakil, dan Julukannya

11 3 0
                                    


       Seluruh kelas pasti memiliki wali kelas. Saya benar?

       π2E juga punya pastinya. Namanya Bu Aul, guru Bahasa Indonesia termuda plus terbaru di SMP kami. Umurnya baru 24 tahun saat mengajar kemarin, sangat muda, 'kan?

       Bu Aul menurut saya adalah guru yang supel! Lemah lembut, dan sangat baik! Tinggal satu yang kurang, pendampingnya. Saya doakan semoga Bu Aul cepat menikah, aamiin.

       Memiliki guru yang cantik dan muda, pastinya menarik murid-muridnya bertindak usil. Sebut saja si Dova, siswa jangkung yang sering menggoda Bu Aul. Ikut sebal juga saya melihat mukanya. /skip

       Selain wali kelas, kelas kami juga memiliki struktur organisasi kelas. Ada Ketua Kelas, Wakil Kelas, Bendahara, Sekertaris, dan beberapa Seksi.

       Kebetulan sekali, saya menjabat sebagai Ketua Kelas di semester awal. Hal itu disebabkan tidak ada yang bersedia menjadi calon Ketua Kelas saat itu! Setelah mengumpulkan nyali setinggi gunung Fuji di Negri Matahari Terbit, saya mengangkat tangan. Bu Aul yang akan menuliskan tabel menoleh saat seorang siswa berteriak.

"BU ITU ADA YANG NGACUNG!"

       Oke, saya menjadi Ketua Kelas dengan jalur sukarela. Kurang rendah hati apalagi saya? /skip sombong.

       Ada Ketua pasti ada Wakil, dong! Setelah saya maju dan berdiri di samping Bu Aul, tiba saatnya untuk menentukan sang Wakil. Sayang sekali tidak ada yang mengangkat tangan, alhasil Bu Aul memilih acak nama-nama di daftar presensi yang sedari tadi beliau pegang.

       "Maikel," ujar Bu Aul.

       Penolakan dengan gaya merengek sempat terjadi saat itu, tetapi berakhir dengan Maikel yang maju dengan ogah-ogahan ke depan kelas. Ya ... suruh siapa tidak ada yang mengangkat tangan tadi?

       Oke, kali ini saya akan menjabarkan sosok Maikel ini. Maikel adalah seorang siswa bertubuh gempal yang menjadi tolak tawa di π2E. Tahu apa itu tolak tawa? Itu hanya bahasa saya saja, sebut saja dia pelawak kelas. Kalau kalian tidak masuk kelas favorit pasti menjumpai sosok seperti Maikel ini. Walaupun orang pinter yang melawak juga ada, tetapi beberapa orang pinter yang saya jumpai kebanyakan garing dalam melawak.

       Oh, ya. Nama asli si Wakil ini bukan Maikel, itu hanya nama julukan. Ceritanya seperti ini, dulu saat pelajaran matematika dan kebetulan gurunya diganti dengan guru muda bestienya Walkes kami yang bernama Bu Pia, Maikel ini jelalatan saat mengenalkan diri. Dia mengakui dirinya sendiri bernama Maikel.

       Hasilnya? Bu Pia yang melihat dia berncanda pun menyeletuk, "Itu yang di belakang, Maikel, Maikel!"

       Seisi kelas tertawa keras, termasuk saya. Nama tersebut akhirnya digunakan sampai sekarang. Tidak tahu, sih, bagaimana di kelas barunya.

       Sebenarnya si Wakil juga punya nama julukan lain. Sama, diberikan oleh guru juga. Bedanya, kali ini adalah guru Seni Budaya, sebut saja Pak Senbud. Pak Senbud ini tergolong guru senior di SMP, beliau juga termasuk guru yang suka ngelawak.

       Singkatnya suatu hari Pak Senbud masuk π2E (saat itu Pak Senbud bukan guru SB saya). Untuk apa tujuannya saya lupa, yang jelas Pak Senbud sempat meluncurkan beberapa candaan. Termasuk tentang nama julukan ini.

       Kalau tidak salah, Maikel mengeluarkan lelucon saat itu, lalu ditanggi beliau, "Huh, dasar, Cemplon!"

       Gelak tawa memenuhi ruangan, saya juga ikut. Beberapa anak tertarik untuk meminta nama julukan. Alhasil, kelas kami bagaikan antrian pembagian nama julukan.

"Marjuki!"

"Bokir!"

"Kisman!"

       Ya, beruntungnya saya duduk di belakang, jadi tidak dijadikan sasaran percobaan nama. Mwehe.

       Eits, saya juga punya nama julukan, lho! Kali ini bukan dari guru, tetapi dari teman-teman. Saking sayangnya dengan saya mereka memberikan nama julukan! Saya terharu teman-teman.

       Wawa, adalah nama julukan saya. Bukan dari alwaties, lalu 'wa'nya dipangkat dua. Rumit, coy! Nama ini berhubungan dengan gelar saya.

       Bermula dari beberapa siswi yang kesulitan memanggil saya, "Ketua! Ketua!" Yang katanya terlalu panjang, membuat yang lainnya dengan enteng memanggil "Tua! Tua!"

       Sh*t! Saya bukan burung kakatua! Berakhirlah mereka menyimpelkan panggilan terhadap saya dengan, "Ua! Ua!"

       Jadi rumus dari nama julukan saya adalah:


|Ua+Ua = Wawa|

       Catat, ya! (Kalau kalian benar-benar mencatat tandanya kalian kuker S3 alias kuker sssekali!

       Sama seperti Maikel, saya juga punya julukan, lain. Kali ini diberikan oleh seorang tentara yang saat itu mengunjungi kami di masa MPLS. Saya lupa namanya, tetapi nama temannya saya ingat, yaitu Pak Taurus.

       Jadi, saya duduk di barisan paling depan saat itu. Entah kenapa tiba-tiba temannya Pak Taurus menunjuk saya dan menyuruh saya maju. Berhubung saya anak yang taat, jadi saya ikuti, dong, perintahnya!

"Nah, Mbak ini mirip Nisa Sabyan."

       Entahlah, saya saja muak dengan wajah saya. Astagfirullah, tidak boleh mencela ciptaan Allah. Ayo istigfar semuanya.

       Hampir seluruh angkatan memanggil saya Sabyan sejak saat itu, tentunya selain π2E, ya!

       Ada lagi teman saya yang punya julukan. Si Gina jalur prestasi.

       Julukannya diberikan oleh guru olahraga. Nah, si Gina ini pernah dibilang murid kesayangan dari Pak OG, anak didikan Pak OG bilang kalah Pak OG lebih sayang π2E dari pada mereka karena si Gina. Oh, ayolah! Semua guru sayang muridnya, Mas Guanteng, Mbak Cuantek! Kebetulan saja Gina suka bercanda, jadi Pak OG menimpali.

       Kami duduk melingkar dengan Pak OG di Lapangan Singa saat itu, lapangan di samping SMP. Di tengah senda-gurau, Pak OG menerka-nerka.

"Kamu, kok, mukanya mirip sama artis?"

       Gina yang diajak bicara celingukan. "Ha? Siapa, Pak?" bingungnya.

       "Itu yang suka nyanyi, yang pake jilbab," sahut Pak OG.

       Bocah perempuan bertubuh minim itu semakin bingung. Penyanyi, pakai jilbab, ada berapa jumlahnya di Indonesia?

"Istrinya Nasar, itu, lho."

       "Oh, Musdalifah!" Akhirnya, rasa penasaran kami terkuak.

       Eh, bukannya Musdalifah itu mantan istri pelantun Mati Lampu, ya?

π2E

π2EWhere stories live. Discover now