DESTINY 15 : Doubts

39.6K 2K 30
                                    

Semalam, setelah puas mencuri ciuman di bibir Aurell, Darren kembali memeluk Aurell dan memandangi wajah Aurell dalam diam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Semalam, setelah puas mencuri ciuman di bibir Aurell, Darren kembali memeluk Aurell dan memandangi wajah Aurell dalam diam. Ada rasa penyesalan dalam diri seorang Darren karena itu ia tidak bisa memejamkan mata. Darren tetap terjaga sepanjang malam meski ia merasa lelah dan mengantuk sekalipun.

Hingga akhirnya pagi pun menjelang, Darren bergegas keluar dari sana sebelum Aurell bangun dan menyadari apa yang tidak seharusnya Darren lakukan.

Darren membuang puntung rokoknya begitu saja. Entah sudah berapa batang rokok yang sudah ia hisap sejak ia memutuskan duduk di kursi depan di tengah-tengah tenda miliknya dan Aurell sambil mengamati sunrise yang perlahan keluar malu-malu dari balik persembunyiannya.

Sementara itu Aurell bangun dari tidurnya. Aurell merasa ada yang aneh dengannya. Aurell bangkit lalu memeluk kedua lututnya. Ia merasa mimpinya semalam seperti benar-benar nyata. Apalagi Aurell merasa bibirnya agak bengkak. Aurell mengendus pakaian yang ia kenakan dan juga bau tubuhnya. Kenapa ia merasa wangi parfum yang biasa Darren pakai menempel di tubuhnya?

Aurell juga ingat jika semalam ia sempat melihat wajah Darren tepat berada di depan wajahnya. Aurell menerka-nerka apakah yang semalam ia lihat itu memang Darren atau seseorang yang menyerupai Darren? Aurell segera menggelengkan kepalanya dan menepis pikiran tentang Darren yang tidak mungkin terjadi.

Aurell memutuskan untuk keluar dari tenda meninggalkan Gabriel yang masih terlelap.

“Selamat pagi Mr. Darren,” sapa Aurell, “Bolehkah aku bergabung?” tanya Aurell setelah melihat Darren duduk didepan tenda.

Darren mengerjap menoleh pada Aurell, “Shit!” Darren mengumpat dalam hati. Rasa bersalahnya kembali muncul setelah melihat Aurell. Seharusnya semalam ia tidak mencuri ciuman dari gadis itu tapi apa daya semua sudah terjadi dan Darren juga menikmatinya. Darren merasa ia sudah tidak waras karena menikmati ciuman yang bahkan tidak mendapatkan balasan. Saat ini yang harus ia lakukan adalah minta maaf namun entah kenapa kata maaf itu terasa sulit sekali ia ucapkan? Lidahnya terasa kelu dan mulutnya seperti terkunci rapat untuk mengatakannya.

“Mr. Darren,” sapa Aurell lagi karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Darren.

“Mr. Darren.. kau melamun?” Aurell mengibas-ngibas kan telapak tangannya di hadapan wajah Darren.

Darren terkesiap, “Ahh.. Aku.. itu. Ya.. duduklah, Aurell,” ucap Darren pada akhirnya.

Aurell pun mendudukkan dirinya di samping Darren seraya mengamati sunrise yang muncul dari balik persembunyiannya yang terlihat sangat indah. Aurell pun menyunggingkan senyum manisnya karena ini pertama kalinya ia melihat sunrise di pantai seperti ini bersama seorang pria. Cukup lama Aurell dan Darren terdiam sibuk dengan pikirannya masing- masing. Tanpa Aurell sadari, sesekali Darren memperhatikannya dalam diam.

“Apa Gabriel masih tidur?” tanya Darren setelah cukup lama ia berdiam diri.

Aurell mengangguk, “Gabriel biasanya baru akan bangun jam tujuh atau jam delapan pagi.”

DESTINY [END]Where stories live. Discover now