Scio me nihil scire

1K 103 40
                                    





SOUL GATE
:
:
scio me nihil scire;
I know that I know nothing








All in Taehyung's POV

Duduk di tempat binatu umum dengan tenang. Jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi, dan lagu yang diulang terus menerus bergema di sekitarnya, antara rasa akrab yang samar (lagu yang terus di putar itu bak berjalan seperti luka yang kau sobek lalu dijahit kembali.)

[Boy your love is the shit, put your hands on my hips.]

Taehyung terus bersenandung, tanpa sadar. Samar-samar bau kaus kaki tua dan deterjen murah melebur jadi satu, kombinasi yang tidak menyenangkannya, mesin cuci bekerja kurang dari 500won per jam, itu adalah jumlahnya yang ia bayar jika menginginkan pakaian bersih setiap minggu. Taehyung terengah-engah, sembarangan memasukkan pakaiannya ke dalam mesin cuci, kebanyakan berisi seragam dan kaos hitam tua yang sudah menjadi abu-abu pudar, ada lubang-lubang di sela-sela jahitannya. Bel di atas pintu masuk berdering, menjadi pengisi ruang diantara suara yang benar-benar asing pada malam itu, Taehyung mengangkat kepalanya, melirik ke arahnya dari belakang mesin cuci pilihannya.

Seorang pria masuk, masker hitam menutupi setengah wajahnya, ransel tergantung di bahu, rambutnya disisir ke belakang mempertontonkan dahi. Tatapan mereka bertemu ketika pintu tertutup dengan suara bel yang berbaur dengan musik. Pria itu membuat suara aneh di lantai saat dia menarik  kantong plastik hitam. Untuk sesaat yang memakan waktu lebih dari satu menit, Taehyung tidak dapat menfokuskan indra pendengarannya selain menangkap suara gesekan plastik di lantai. Kemudian kantong plastik itu diangkat, dilemparkan dengan kasar ke atas mesin cuci. Taehyung menghembuskan nafas, kembali ke tugasnya sendiri, ratapan lagu yang sama kembali berulang mengisi ruang di antara mereka. Kemudian muncul suara —suaranya terdengar halus. "—hei, boleh aku minta deterjenmu?" Pertanyaan agak mengejutkan, pikir Taehyung. Tidak menyangka, pada pukul tiga pagi di sebuah binatu umum ada sosok pria yang meminta diterjen dengan penampilan bak prampok kecil di gang yang sempit. Malam itu hanya ada Taehyung dan pria aneh ini, ia selalu sendiri, Taehyung selalu sendiri. Pria itu menatap, masih menunggu jawaban Taehyung. Pakaian kotornya masih di dalam kantong plastik. "Aku baru sadar aku lupa membawa milikku."

"Kau bisa membelinya—." Taehyung memberitahu, suaranya lembut, mengangguk ke arah mesin penjual otomatis biru tua di dinding belakang. "di sana."

Pria itu melihat ke sekelilingnya, lalu menarik maskernya hingga di bawah dagu, memperlihatkan apa yang tersembunyi —Lekukan di bagian tengah bibir atas, lekukannya mirip seperti busur dewa cinta Romawi yang akan melepaskan anak panah, rahang yang tajam melengkapi paras rupawan pria itu. Taehyung merasakan seluruh indera otomasi tidak bekerja selayaknya, tubuhnya dipenuhi dengan sesuatu yang mirip dengan tarikan, jenis tarikan yang sakit di bagian bawah uluh hatinya. "Aku hanya membawa uang secukupnya untuk mencuci," dan dia tampak menghela nafas dan bergumam, menyentuh rambutnya, matanya fokus pada kantok plastik berisi pakaiannya.

Taehyung memperhatikan ekspresinya "—baiklah," katanya, sambil mengangkat bahu. Deterjen cucian tidak bisa dibilang mahal, tapi Taehyung berdiri sambil menghembuskan napas kasar. Tutup deterjen itu hanya diisi sebagian dengan cairan biru. Taehyung meletakkannya di mesin di dekat miliknya, memberi arah pria untuk melangkah mendekat. "Itu yang kupunya." Tidak ada aroma lavender yang dijanjikan seperti tertulis di botol. Tidak ada wangi sama sekali kecuali bau mesin cuci yang selalu ia gunakan —seperti sisa-sisa bau orang lain.

Terima kasih, hanya gumaman diucapkan saat pakaian dikeluarkan dari kantong plastik, suaranya nyaring. Taehyung menonton sebentar sebab ia juga perlu mencuci pakaiannya sendiri. Bunyi koin jatuh dengan liris redup dan mesin mulai terisi air beberapa saat kemudian. Taehyung duduk dengan punggung bersandar, getaran kecil mengalir di punggungnya seperti kursi pijat. Pria itu mengambil tasnya, mencari ponselnya. "Aku punya beberapa botol soju," tawarnya dengan pelan. Taehyung balas menatap pria itu yang masih berdiri. Kemeja yang dia pegang bernoda merah yang mencekat. "Jika kau mau."

SOUL GATEWhere stories live. Discover now