15. Informasi

27 11 0
                                    

"Permisi, bu." Viona masuk. Ia melihat disana ada Alvaro dan juga Revan.

"Eh, Viona. Silahkan duduk, nak." ucap bu Lia.

Viona mengangguk sekali dan tersenyum ke arah guru itu, lalu duduk di sebelah Alvaro.

"Jadi gini, minggu depan bakalan ada lomba cerdas cermat antar sekolah. Nah.. masing-masing sekolah mengirimkan satu regu, yang berisi tiga orang." bu Lia menjelaskan panjang lebar. "Ibu mau mengirimkan kalian sebagai peserta mewakili SMA Bhakti Jaya."

Para guru sudah mempercayai mereka, karena di SMA Bhakti Jaya merekalah yang terkenal dengan kepintarannya. Perlombaan ini bukan pertama kalinya bagi mereka, sebab meraka sudah sering mengikuti berbagai perlombaan dan olimpiade.

"Kalian siap?" tanya bu Lia.

"Siap bu." jawab mereka bertiga.

"Yaudah, jangan lupa kalian sering belajar. Materinya gak jauh dari kelas sepuluh sama sebelas kok, jadi kalian tinggal pelajari lagi saja, paling ada beberapa materi yang ibu akan kasih." ucap bu Lia.

"Iya, bu."

Setelah di izinkan untuk keluar, mereka bertiga pun keluar dari ruangan bu Lia.

"Eh, gue duluan ya. Mau ngurus acaranya dulu." Revan pamit pada Alvaro dan Viona.

"Iya. Kalo ada tugas lain kasih tau kita, Kak!" ucap Viona.

Revan mengangguk, dan berlalu. Menyisakan mereka berdua.

"Kenapa lo gak ikut kak Revan?" tanya Viona.

"Males."

"Lo niat gak sih menjabat jadi wakil ketua?"

"Enggak."

Viona melotot, tak percaya dengan jawaban Alvaro. "Terus kenapa sekarang lo jadi wakil?"

"Gak tau, terpilih." jawab Alvaro seadanya. "Ya, tapi gue menjalankan tugas dengan baik." jelasnya.

Viona mengangguk. "Eh, bentar lagi pensi selesaikan? Kita kumpul sama Osis lain aja yuk, bantuin buat beres-beres." Viona memegang tangan Alvaro dan menariknya.

Namun, Alvaro hanya diam, membeku.

"Kenapa diem? Ayo."

"Ng... I-iya, ayo." Alvaro tiba-tiba saja menjadi gugup.

Kemudian, mereka berjalan menuju lapangan tengah yang terdapat acara pensi. Salah seorang Osis berbicara, "Setelah acara selesai, kalian boleh pulang. Untuk pengumuman penampilan yang terbaik, akan di umumkan nanti." Lalu, para murid pun mulai keluar dari lapangan, membubarkan diri.

"Anggota Osis masih tetep disini, beresin tempat ini dulu. Kalo udah selesai, baru kita pulang." Revan mengintruksi.

Mereka pun mulai membereskan tempat itu, dari mulai mencopot poster dan hiasan-hiasan yang di tempel disitu.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundak gadis itu. Viona berbalik, mendapati dua orang temannya.

"Kita pulang duluan ya, Vio." ucap Caca yang di sampingnya terdapat Risa.

"Iya, hati-hati di jalan ya. Daahhh!" Viona melambaikan tangan ke arah mereka, yang sudah berjalan untuk pulang.

Viona kembali dengan pekerjaannya. Setelah semuanya selesai, para Osis itu pun masing-masing keluar dari area sekolah untuk pulang.

"Vi, pulang bareng gue, yuk?" ajak Alvaro.

"Gak ngerepotin? Kan kita beda arah" tanya Viona, ragu.

"Yaelah santai aja."

Viona pun mengangguk dan menaiki motor Alvaro. Cowok itu mulai menjalankan motornya, ke arah rumah Viona.

🔥🔥🔥

Happy Reading❤

FEELINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang