3.Telat

11 9 11
                                    







Terlambat bukannlah hal yang disukai Deni dia juga paling malas untuk dihukum tapi berbanding terbalik dengan Adell.

Bagi Adell peraturan dibuat untuk kita langgar, itu yang sering ia dengar dari manusia bar bar yang tiap harinya berurusan dengan ruang Bk.

Adell dan Deni menghampiri pak satpam yang sedang mengoceh dengan Andi salah satu temannya yang hampir tiap hari datang terlambat.

"Kamu ini sudah kelas tiga masih aja sering terlambat." oceh pak satpam yang bernama Bagus.

"Pak keterlambatan itu tidak diukur dari sebuah pangkat." Andi mulai mengerakkan tangannya untuk menjelaskan, "Contohnya nih. pak pejabat aja sering terlambat guru kita juga sering terlambat, masa kita nggak boleh sih." lanjut Andi dengan senyum tengilnya.

Pak Bagus yang sedari tadik menghadang mereka hanya geleng geleng kepala melihat tingkah Andi yang begitu bar bar katanya.

"Kamu ini selalu saja menjawab."

"Dari pada pak Bagus saya kacangin,entar malu sendiri lo pak." tunjuk Andi pada Pak Bagus.

Pak Bagus hanya bisa menghela nafas pasrah dan melirik ke arah Adell dan Deni yang sedari tadi berdiri di belakang Andi.

"Adell lagi dan Adell lagi," oceh pak Bagus ketika bersitatap dengan Adell yang hanya cengengesan. "Deni kamu ini kalau sama Adell selalu saja datang terlambat nggak bosen apa kalian di hukum terus?" lanjutnya mulai ceramah.

"Pak, Deni kalau udah sama saya jangankan terlambat bareng, gunung pun akan ia daki demi untuk bertemu sama saya." jawab Adell asal dan seketika ia mendapat jitakan dari Deni dan juga Andi.

Andi Deni dan Adell adalah teman Akrab tapi ketiganya terlalu jarang bertemu karena perbedaan jurusan dan juga kelas yang masing masing berbeda jauh sehingga mereka terlalu jarang menyapa satu sama sama lain tapi ketika pulang sekolah biasanya ia akan membuat janji bersama di sebuah kafe menjadikan hubungan mereka masih berjalan dengan baik tanpa adanya rasa canggung.

Oke kembali ke topik setelah menerima jitakan dari dua orang Adell hanya bisa memasang wajah pasrah dan cemberut.

"Alay lo Dell." ujar Andi seakan akan ia ingin muntah mendegar ocehan Adell sedangkan Deni hanya geleng geleng kepala.

"Ya sudah sana masuk, berdiri di tengah lapangan dan hormat kepada bendera sangmerah putih sampai jam pelajaran pertama selesai." kata Pak Bagas dengan tegas, karena pada dasarnya siswa siswi yang terlambat akan di hadapkan dengan pak Bagus dan ketika hukuman pertama terselesaikan mereka akan di beri hukuman kedua tapi bukan dengan arahan Pak bagus lagi, melainkan guru yang sedang piket.

Dan disinilah mereka dibawah terik sinar matahari dengan hormat kepada sangbendera merahputih.

Adell yang dari tadik kepanasan hanya bisa menggunakan satu tangganya untuk mengipasi dirinya dan sesekali mengelap keringatnya yang bercucuran dengan memakai dasi Deni atau ia akan bersandar pada Andi yang sama sekali tidak keberatan.

Nikmatnya punya sahabat cowok ada yang bisa kita berbudak, batinnya dalam hati dan cengengesan nggak jelas.

Bosan melihat ke atas sesekali ia melirik ke samping Deni dan juga Andi.

Tatapanya pun berhenti ketika menatap Andi dari samping, Andi ini ganteng dengan hidung yang mancung badan yang tegap serta tinggi badan yang prposional muka putih mirip kek cewek yang pake skincare tapi masalahnya dia nggak pake skincare atau pun bedak mungkin bawaan dari lahir keknya.

"Lo ngapain natap gue? tau sih gue cakep." ucapnya pede.

"Lo ganteng kalo lagi keringetan."





















Vote + komen ya
Jangan lupa


Terima kasih


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 11, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PROMISEWhere stories live. Discover now