Letter From Windana

8 2 1
                                    

Suatu hari,Ketika sepasang bola mata mulai menatap kehidupan melalui sinar mentari, memerintahkan seluruh persendian untuk aktif dari peristirahatan semalam, dan ingatan kembali menemukan histori terakhir ketika bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suatu hari,
Ketika sepasang bola mata mulai menatap kehidupan melalui sinar mentari, memerintahkan seluruh persendian untuk aktif dari peristirahatan semalam, dan ingatan kembali menemukan histori terakhir ketika bekerja. Ditemani kehangatan secangkir minuman dan aromanya yang kuat mampu membangkitkan energi positif, saraf-saraf yang mengendur kembali kencang seolah bersiap untuk menjalani hari hingga bertemu malam.

Ketika sebagian orang berpikir bahwa tiada yang istimewa di hari itu, namun tak sedikit pula dari mereka yang sedang berdebar-debar menyambut momen yang membuatnya bahagia meskipun hanya sekejap. Baginya tak peduli bagaimana kondisi saat itu, dia mengenang peristiwa yang membuatnya masih tak menyangka namun memang sungguhan. Yang diimpikan orang-orang sepertinya, debut.

Entah seberapa besar tenaganya membangun sebuah kepercayaan dan kebersamaan tanpa memandang karakteristik setiap rekan masing-masing, baginya tanggung jawab yang kini masih digenggam merupakan anugerah sekaligus ujian. Dari situ dia bisa mempelajari kehidupan dan juga melalui rintangan demi mempertahankan yang telah terbentuk sesempurna mungkin melalui karya dari tangan sendiri, kemudian diracik dan terbentuk satu demi satu alunan dan deretan kata-kata indah yang mendayu menyentuh hati siapa saja yang mendengarnya.

Siapa yang tahu, saat itu juga air mata mulai turun membentuk titik-titik di dasar meja hingga membentuk sebuah genangan, lalu mengalir hingga jatuh menyentuh dasar lainnya. Tatkala ia mengepalkan sebelah tangannya demi memerintahkan, “cukup.” kepada indera penglihatannya, namun sepasang mata yang indah itu tetap menayangkan kenangan demi kenangan hingga dia tak mampu mengendalikan suasana hatinya lagi.

Dia tak mampu menjalani harinya sendirian.
Sekalipun dia nakhoda kapal di laut lepas.
Tanpa awak kapal, mana mungkin dia mau berlayar sendiri, memimpin kapalnya sendiri yang dihadang badai.

Kemanapun tujuannya, hidup sendirian bukanlah pilihan yang mudah. Terlebih jika dia memiliki banyak orang yang menyayanginya.

Siapa yang tega meninggalkan orang-orang tersayangnya jika dia masih sanggup menjalani hidup dan mendapatkan banyak momen bahagia bersama mereka hingga akhir hayatnya?

Dan di hari itulah, dimana kebersamaannya dengan orang-orang tersayang itu mulai mengibarkan layar terdepan untuk dapat memajukan perahu lebih jauh lagi. Dan tak terasa setengah dasawarsa telah berlalu, dia masih bertahan begitu pula yang lainnya.
Dia bersyukur. Dia berterima kasih. Dan dia terus bekerja keras.

Selamat yang kelima, lima hari tidaklah buruk untuk bersibuk-sibuk diri. Sisa dua hari untuk membuatmu lebih tenang, namun kenyataannya memang tidak begitu. Tapi kau mampu bertahan dengan sisa empat lainnya yang menjadi bagianmu juga, suka duka telah didapat, enam hari yang menyisakan sehari lebih terasa berharga dibanding dua hari di akhir minggu yang sama melelahkannya dengan hari-hari biasa.
Kau berharga, tiada seorangpun yang mengenalmu menganggapmu tak berarti. Bahkan jutaan berlian yang terhampar di sebuah Gurun, kau yang masih mampu terlihat lebih bersinar dari yang lainnya. Dan juga keempat orang kesayanganmu, perisaimu yang membuat kalian semakin bersinar mengalahkan segalanya.

Saat laut tertidur, saat langit malam sedang santai bersama perhiasan alamnya yang berkilauan di atas sana, saat bulan sedang cantik-cantiknya, dan semilir angin malam menghembuskan ketenangan, menghampirimu yang sedang temaram memikirkan masa depan yang kau khawatirkan.

Mereka datang untuk menemanimu, melawan apalun yang menghalangimu di masa depan, menyambut keberhasilan dan kebahagiaan yang menanti.
Jae, Young K, Wonpil, Dowoon, akan selalu menemanimu. Kau kuat, Sungjin. Day6 selalu membutuhkanmu. Selamanya untukmu.
My day takkan ada jika tak ada Day6. You made my day, my youth is yours, nothing can tears us apart. Day6 is always by your side, in your life.

By: windana.

LETTER FOR YOU (Special Anniv 5th)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang