(25) Masa Kemenangan

3.1K 461 239
                                    

Hermione keluar dari hutan terlarang dengan perasaan hampa.

Ia telah melupakan batu yang membawa kabahagiaan ilusi itu. Hermione memendamnya di tanah dan neninggalkannya di dalam hutan sana.

Seperti kata Harry. 'Biarkan yang mati tetap mati.'

Hermione berdiri di padang rumput Hogwarts dengan perasaan kosong dan hampa. Mata coklat yang biasa di penuhi kerlipan hasrat akan sesuatu menjadi kusam dan datar.

"Hermione!!!" Sebuah teriakan mengangetkannya.

"Apa yang kau lakukan di tepi hutan terlarang?" Panggil suara wanita itu.

Ginny Weasley berjalan dengan gaun merahnya. Ia agak kesusahan berjalan di padang rumput karena Heelsnya.

"Dan lihat gaunmu itu! Aku hampir mematahkan tanganku sendiri untuk membuatmu terlihat seperti dewi." Ujar Gadis itu kesal.

Apa maksudnya?

Hermione menatap tubuhnya dan terkejut ia tengah memakai gaun elegan berwarna hijau Slytherin dan heels bewarna perak. Sangat cantik namun ia tak peduli.

"Ayo kembali ke Hall dan buat kakak idiotku itu menyesal karena berselingkuh dengan Bansee itu." Ginny tampak berapi-api dan menarik tangan Hermione. "Ayo, Hermione. Aku selalu akan di sisimu."

Hermione hanya diam dan bingung dengan yang terjadi.

Ia menatap lehernya dan benda itu masih terkalung di lehernya. Tangan yang bebas ia gunakan untuk menyembunyikan benda itu dengan mantra ilusi agar tidak ada orang yang melihatnya.

Benda itu terlarang. Bahkan mungkin itu hanya satu-satunya di dunia sihir. Dan ia yakin kementrian juga sudah memusnahkan itu jika ada.

Hermione tersenyum kecil. Ia mengembalikan Time Turner palsu pada McGonagall dan menyimpan yang asli.

Hermione mendongak dan terkejut saat menyadari mereka ada di pintu Great Hall.

"Aku yakin jika Harry ada, ia sudah melemparkan Bludger ke kepala idiot Ron. Astaga, Si Brown itu tidak ada bedanya dengan barang Muggle bernama Vacuum Cleaner yang menyedot bibir Ron."

Hermione mengikuti arah pandang Ginny dan menemukan Ron sedang bercumbu di pojok aula. Padahal pesta tengan berkecamuk di sekitarnya.

"Perayaan apa ini?" Tanya Hermione bingung.

Ginny tersentak. "Apa kau tertimpa dahan di hutan terlarang dan melupakan hari ini?"

Tapi Hermione masih diam dengan wajah bingungnya.

Ginny mendesah kesal. "Ini adalah perayaan satu tahun kemenangan perang melawan si botak lalim itu!"

"Ah..." Hermione mengangguk samar. "Apa kita menang?" Tanya Hermione bertanya.

Ginny agak menjauh dari Hermione.
"Hermione. Kau kenapa sih. Jangan membuatku takut."

Hermione hanya diam. Efek perjalanan waktu panjang masih membutuhkan waktu untuk mensinkronkan ingatan barunya dengan masa sekarang. Walau begitu, ingatan masa sebelumnya tetap ada. Itu hukum dari perpindahan waktu.

"Oh iya, Mione. Apa aku tinggal sebentar tak apa? Kurasa Dean menungguku." Tanya Ginny dengan nada yak enak.

Hermione tersenyum paksa dan mengangguk. "Tentu saja. Jangan pedulikan aku. Aku baik-baik saja."

Gadis rambut merah mengangguk. "Baiklah. Aku pamit. Dan jangan sungkan untuk bergabung denganku dengan Dean. Tapi untuk sekarang. Masuklah dan tebar pesonamu dan buat kakak begoku itu menyesal ."

DRAMIONE : DON'T HURT MY DEATH EATERWhere stories live. Discover now