Bab 2 - Berkelahi

60 8 0
                                    

Happy Reading ✨

Rasa kasihan atau trauma itu bercampur aduk saat melihat seseorang yang babak belur. Walaupun aku tak terlalu mengenalmu.

~Lifya Angela

....................................................................

Bel pulang sekolah berbunyi, Aya melangkahkan kakinya keluar dari sekolah itu. Aya tetap fokus berjalan, dengan earphone yang masih melekat di telinganya.

Jujur, Aya ingin dia kembali. Ketika dia berjalan sendirian, dia merasa berada diruang hampa, kosong, dan semuanya datar. Kesedihan memang masih melekat dihatinya. Dia sesekali menyeka air matanya yang meluncur. Tapi, dia berusaha tegar menghadapi semuanya. Mungkin mereka takkan bisa bergandengan tangan untuk sekarang, tapi mereka bisa sama-sama menggandeng tangan di surga-Nya.

Aya berhenti di depan pagar sebuah rumah yang tak terlalu besar. Ketika dia mengucapkan salam, seluruh penghuni rumah itu berhamburan keluar dari rumah tersebut, tak lupa juga menjawab salam dari dirinya.

"Waalaikumsalam kak Aya," ujar seorang bocah kecil yang berusia sekitar 4 tahun. Bocah itu langsung menarik tangan Aya menuju ke dalam rumah. Aya duduk di sebuah sofa, tak lupa seorang anak perempuan datang kepadanya dengan membawa segelas air putih untuknya.

"Ini kak, minum dulu. Kakak pasti capek kan. Mau Salsa pijitin gak kak?" Aya menggeleng keras.

"Gausah, kakak gak capek kok."

"Kak, kak, tugas yang kemarin kakak kasih udah Ibra siapin loh!" Seru Ibra dengan semangat.

"Wah mana, kakak mau lihat." Ibra mengangguk dan langsung berlari menuju sebuah kamar. Kemudian dia kembali membawa sebuah buku kotak-kotak besar yang sudah berisi tulisan-tulisan tangan bocah kecil itu.

Aya mulai membuka buku tersebut, halaman demi halaman semuanya sudah terisi dengan tulisan bocah kecil nan lucu itu. Aya menyunggingkan senyumnya, kemudian menatap lekat mata Ibra.

"Tulisan Ibra bagus, sayang."

"Kak, kakak gak mau ngasih hadiah sama Ibra? Kan Ibra udah ngerjain tugas yang kakak kasih," ujarnya menampilkan wajah polosnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kak, kakak gak mau ngasih hadiah sama Ibra? Kan Ibra udah ngerjain tugas yang kakak kasih," ujarnya menampilkan wajah polosnya.

Aya tersenyum kemudian mencubit gemas pipinya. "Iya, iya Ibra. Hari ini kakak bawa coklat loh," ucapnya sembari mengeluarkan sekotak coklat dari dalam tasnya.

"Untuk Ibra semua kak?" tanya Ibra polos. Aya terlihat berpikir, bagaimana dia akan menjawab pertanyaan bocah itu, tetapi tidak akan menyakiti hatinya. Sedetik kemudian, dia seperti mendapatkan ilham dari sang ilahi.

Dia tersenyum, "emm ... Ibra, sini kakak pangku." Ibra pun mendekat, dan dengan cekatan Aya mendudukkannya di pahanya.

"Kalo semua coklat yang kakak bawa untuk Ibra, jadi kak Salsa, kak Yuli, abang Aidil dan yang lainnya gak dapet dong? Ibra tega makan di depan mereka tanpa berbagi, hmm?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 13, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Fandi, Jangan Berbohong!Where stories live. Discover now