⏳18

1.4K 192 20
                                    


Demi apapun Yeji pengen minta maaf, tapi seketika dia lupa cara minta maaf, karena setiap kali Yeji inisiatif samperin Jeno bakalan selalu ada si Lia.

"Gimana mau minta maaf ketemu aja susah," keluh yeji.

"Apa salahnya si lo minta maaf ke Jeno meskihpun ada Lia disamping tuh cowok, Nggak ada salahnya kan?" Ryujin berusaha membangun kepercayaan diri Yeji, eh btw mereka udah baikan Ryujin lebih percaya omongan masuk akal Haechan dari pada hasutan Lia.

"Lo takut di makan sama Juleha?"

"Takutlah, tatapan matanya aja udah kaya mau bunuh gue." Ryujin tertawa ngakak, padahal mah kalo mau dibandingin tatapan mata Yeji lebih horor.

"Coba aja dulu, gue mau liat kalian jambak - jambakan!"

"Bangsat lo."

Beberapa saat kemudian terlihat Lia memasuki kelas, Ryujin langsung bangun pengen kembali ke bangkunya. "Di sini aja!" Suruh Yeji sambil narik lengan Ryujin.

"Gue takut di marahin."

"Ah lo sama aja."

Setelahnya Chaeryeong dan Yuna masuk ke kelas berjalan menghapiri Yeji, namun perhatian Yeji lebih terpusat kepada seorang cowok yang juga tengah melangkah masuk kekelas mereka.

Di kira bakalan datang samperin Yeji cowok itu malah menghampiri Lia.

"Lia, ini botol air kamu ketinggalan di kantin!"

"Makasih Jeno."

"Yaudah aku pergi yah."

"Tunggu bentar, belum bel masuk kamu di sini aja yah!"

Chaeryeong dan Yuna mengambil bangku dan duduk di samping Yeji, tak lupa mereka juga menarik Ryujin untuk tidak mengganggu Jeno dan Lia.

"Di sini aja unnie, jangan jadi nyamuk!" Ryujinpun narik kursinya ke meja Yeji, ikut bergabung dengan yang lain.

"Eh kakak - kakak semua di sini tahu nggak, ada yang terciduk ngedate kemaren!" Ungkap Yuna menarik perhatian teman - teman kelas.

"Siapa dek?"

"Couple yang ada di samping Yuna inih..." tunjuk Yuna kearah Lia dan Jeno, semua orang mulai cie - ciein mereka.

Lianya kesenengan sementara Jeno ribut di dalam pikirannya sendiri, sambil noleh kearah Yeji yang sok soan sibuk main hp.

"Duh serasi banget sih pasangan baru inih..."

"Jangan lupa pajak jadian mumpung kalian berdua sama - sama anak sultan!"

Lama - lama Yeji panas sendiri, di tengah sorakan banyak orang Yeji melangkah keluar kelas. "Mau ditemenin nggak?"

"Nggak usah."

"Lo kenapa ji--" tanpa mempedulikan teman - temannya, yeji sudah melesat keluar.

Jeno yang liat Yeji keluar tahu betul cewek itu nggak nyaman sama kondisi di kelas, kelihatan jelas dari raut wajahnya yang super jutek dan cara jalannya yang udah kaya anak gengster.



















Yeji duduk di taman belakang sekolah mencoba untuk tenangin dirinya, tapi usaha itu gagal seketika saat Yeji lihat Jeno berjalan kearahnya.

Mood Yeji makin nggak karuan, dia geser sampe ke ujung kursi taman dan duduk membelakangi Jeno, Jeno juga melakukan hal yang sama.

Mereka sekarang duduk saling membelakangi satu sama lain, udah kaya anak kecil lagi marahan.

"Maaf," ucap Yeji membuka pembicaraan dan memecah keheningan di antara mereka.

"Untuk?"

"Gue udah salah paham sama lo, gue minta maaf."

"Oke gue maafin." Satu beban di pundak Yeji akhirnya terbang menghilang, tapi entah mengapa dia masih merasakan perasaan yang nggak enak.

"Lo kenapa keluar?" Tanya Jeno demi apapun cowok itu berusaha memikirkan kata - kata yang pas biar nggak salah paham lagi, karena yang Jeno tahu dia dan Yeji akan selalu mengalami kesalah pahaman.

"Kelas berisik jadi gue keluar."

"Gimana sekarang hubungan lo sama Lia?"

"Nggak terjadi apa - apa tetap sama, dia tetap jauhin gue."

"Yah percuma dong gue deketin Lia," ungkap Jeno dengan nada ngambek, nyesel banget dia deketin Lia kalo nggak ada dampak sama sekali untuk pertemanan Lia sama Yeji.

"Siapa suruh?" Jeno balik menghadap Yeji.

"Ya Hwang Yeji lo yang nyuruh gue yah." Terkekeh miris, sekarang Yeji ingat bisa - bisanya dia lupa.

"Terus gue gimana sekarang?"

"Terserah lo aja deh." Jeno narik lengan Yeji.

"Ngomongnya menghadap gue, sekarang gimana?" Kedua tangan Jeno di atas bahu Yeji, memfokuskan pandangan Yeji hanya kearahnya.

"Terserah lo Jen," jawab Yeji sambil nunduk.

"Yah terserahnya itu gue harus gimana Yeji?" Jeno naikin dagu Yeji, kedua tangannya dengan seenaknya menangkup kedua pipi Yeji dan memajukan wajah gadis itu lebih dekat dengannya.

gemes banget sih kamu, ~ batin Jeno.

"Terserah, lakukan apapun yang lo mau!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Terserah, lakukan apapun yang lo mau!"

Lakukan apapun yang Jeno mau?

Apa yang Jeno mau?

Jangan salahkan apa yang terlintas di pikiran Lee Jeno karena yang dia mau...

Cup!

Jeno mencium bibir Yeji dengan lembut, saking lembutnya sampe Yeji bisa merasakan kembang api meledak di dalam hatinya.

Rasa mint pada permen karet yang di makan Jeno barusan kini bisa dirasakan Yeji.

Jeno melepaskan ciuman singkat mereka. "Ini yang mau gue lakuin Yeji."

Yeji mengedipkan matanya dua kali, speechless nggak tahu mau ngomong apa, hingga Jeno kembali manarik tengkuk Yeji dan menciumnya lagi.

Ledakan kembang api terjadi berkali - kali di hati Yeji, seperti mereka sedang merayakan tahun baru dan Yeji suka itu.

TBC

ᴡʜᴀᴛ ʏᴏᴜ ᴡᴀɪᴛɪɴɢ ꜰᴏʀ ; (✓) Where stories live. Discover now