65 - Sadarkan Diri

190 38 36
                                    

Uwuu Dongdong. 😍😍😍, makin kangen deh. Tadinya mau part Dami, tapi karena liat video ini, kita ambil part SuA, Siyeon and Handong

***

SuA tampak tak tenang dalam tidurnya, ia berguling, tubuhnya bergerak-gerak, tangannya mencengkeram kuat selimut yang menutupinya, ia tampak berkeringat.

SuA memimpikan hal yang sama seperti hari sebelumnya, ia berada bersama kumpulan pria dan wanita yang berbaris rapi, tepat di hadapan mereka ada sosok makhluk yang memberikan instruksi. Di sana ia tak melihat adanya Siyeon maupun Handong, ia bersama orang-orang yang berbeda, ketika ia melihat satu persatu wajah itu, sontak saja SuA melihat satu wajah yang ia kenali.

"Aaaahhhh!" SuA berteriak sambil bangun dari tidurnya. Ia langsung beranjak duduk dengan keadaan wajah yang pucat.

"Ada apa?" tanya Siyeon yang ikut terbangun karena teriakan SuA yang keras, tapi Handong tak ikut terbangun. Sepertinya Handong memiliki cedera yang parah atau mungkin proses tubuh yang bekerja untuk memulihkan diri memaksanya untuk terus berada dalam keadaan yang tak sadarkan diri.

Siyeon beranjak duduk dengan sedikit ringisan karena linu-linu pada tubuhnya terasa lagi ketika dirinya menggerakkan badan. Siyeon berada di samping SuA saat itu. Langit sudah cerah, tampak jelas pemandangan di luar dari jendela tanpa kaca di sana. Matahari masih belum menampakkan diri saat itu, sepertinya hari ini tak akan ada badai matahari lagi, suhu udara terasa agak dingin.

"Aku bermimpi buruk." SuA membalas tanpa menoleh, ia menutup wajah dengan kedua tangannya. Bukan untuk menangis, tapi seperti ingin mengenyahkan bayangan yang dilihatnya. Mimpi itu terus membayanginya meski ia sudah tersadar.

"Sepertinya, kejadian ini jelas akan membuat kita terus bermimpi buruk." Siyeon bergumam pelan, sepertinya ia juga mengalami mimpi yang sama. Tapi tampaknya ia memilih untuk tak membagikannya, terlebih melihat keadaan SuA yang seperti itu membuatnya tak mau menambah pikiran temannya itu.

"Aku mimpi hal yang sama seperti kemarin. Dan wajah pria yang kita lawan semalam malah muncul." SuA menurunkan kedua tangan dari wajahnya lalu mengakui atau tepatnya memberi tahu apa yang menjadi mimpinya. Ia turun dari ranjang itu untuk mengenakan segala yang dimilikinya.

"Apa?" tanya Siyeon. Jelas yang dimaksud SuA adalah BM, pria yang menjadi lawan mereka kemarin.

"Sepertinya kemunculannya membuatku takut sehingga dia menjadi mimpi burukku." SuA mengenakan sepatunya saat mengatakan kalimat itu. Posisinya memunggungi Siyeon.

"Ya ampun. Tapi kenapa? Aku saja yang bertarung melawannya, tak sampai memimpikannya? Aku dibuat hampir mati olehnya." Siyeon memasang ekspresi yang heran karena merasa tak mengerti dengan tingkat emosi mereka.

"Entahlah." SuA menggeleng, ia beranjak berdiri lalu berbalik menghadap Siyeon dan Handong. "Bagaimana dengan si Putri tidur?" tanyanya. Siyeon menoleh pada Handong sesaat sebelum kembali menatap SuA.

"Sepertinya masih memulihkan diri. Lukanya lebih parah dariku," jawabnya.

"Bagaimana jika kita geledah saja dia?" SuA mengusulkan, ia merah jaketnya.

"Ini tak bagus, tapi ayo kita lakukan." Siyeon setuju dengan usulan itu.

"Pakaianmu rusak dan penuh kotoran, kau akan memerlukan ini." SuA melemparkan jaketnya pada Siyeon.

"Oh, makasih. Aku akan berpakaian dulu." Siyeon turun dari ranjang lalu membuang apa yang dikenakannya.

SuA menunggu sambil terus mengawasi Handong, kemarin mereka terlalu lelah dan memiliki banyak luka sehingga tak ada waktu untuk melakukan penggeledahan pada Handong. Karena mereka sudah baikan setelah istirahat yang cukup, sekarang adalah waktunya untuk melakukan itu.

Nightmare - Escape the ERA (DreamCatcher)Where stories live. Discover now