satu atap berjuta cerita. tentang kehidupan anak kos blackcity melewati masa kuliah yang nano - nano.
WARNING! CERITA INI BERISI ADEGAN SESITIF ⚠️⚠️⚠️
#1 nctpink (26 mei 2020)
#1 98 (26 mei 2020)
#1 96 (1 juni 2020)
#1 95 (5 juni 2020)
#1 94 (13 jun...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dari sekian banyak manusia di kampus kenapa harus orang itu sih yang tega nyakitin sahabatnya?
June baru aja balik setelah melihat rekaman cctv secara diam - diam. Iya semudah itu keluar masuk ruang cctv karena ga ada mahasiswa yang minat kesana.
Langkah kaki cowo itu mengarah pada area kantin yang ramai. Riuh juga mungkin sebagian lagi ngomongin video Rose yang tersebar.
Mengingat itu semakin membuat June emosi.
Pas nyampe di kantin tanpa aba - aba dia langsung narik tangan Saerom yang lagi ketawa - ketawa dengan gengnya.
Membawa cewe itu ke bagian kosong di kampus yaitu area rooftop.
Tentu saja Saerom berontak. Ga ada ujan ga ada badai tiba - tiba sang pacar narik - narik ga jelas.
Sampai di atap baru June melepaskan cekalan dan menatap tajam cewe di hadapan.
"Lo apa - apaan sih?!" Bentak Saerom kesal.
"Lo yang kenapa?!" Balas June ga kalah keras. Mana suara dia berat lagi, sukses ngebuat Saerom kaget.
Dia ga pernah di bentak June sebelumnya. Bahkan saat mereka berantem.
Kalau udah gini pasti ada sesuatu.
"Kok lo bentak - bentak gue!"
"Kenapa lo ngelakuin itu?" Tanya June kecewa. Nyoba buat nenangin diri sebentar karena mau ngomong serius tanpa emosi.
"Apaan sih lo ga jelas!" Jawab Saerom.
"Kenapa lo ngebully Rose?"
Detik itu juga muka Saerom langsung pucat. Gimana bisa June tau?
"Kenapa? Kaget gue tau tingkah bejat lo?"
Mendengus kecil, Saerom berujar, "Lo apaan sih ngomong ga jelas."
"Ga jelas?!" Emosi June balik. "Lo pikir gue ga tau kalo lo dan temen - temen dajjal lo yang ngelakuin itu semua hah?! Tingkah bejat lo udah kerekam cctv kampus. Bentar lagi, semua anak - anak bakalan tau anak donatur kebanggaan fakultas ternyata seburuk ini."
Ga ada satu kata pun yang bisa mendefinisikan perasaan Saerom saat ini.
Intinya ancur lebur.
"LO SALAH LIAT!" Elak Saerom.
"Lo ga bisa ngelak lagi, Rom." Lirih June.
"Bisa! Apa yang ga bisa gue lakuin hah?! Bokap gue bisa nutup kasus ini kalo mau!"
"Lo pikir ayah lo peduli sama lo?"
Saerom langsung terdiam di tempat. Memang benar apa kata June, ayahnya juga ga bakalan peduli sama hal kayak gini.
Satu - satunya orang yang peduli tuh cuma sang pacar yang mungkin akan segera berubah.
