Underneath the Stars

1.6K 147 28
                                    

Dyrroth kembali memeluk Silvanna setelah ucapan perpisahan terlontar dari mulutnya. Cukup dua malam ia bermalam di apartemen kakaknya, dan hari ini ia harus kembali ke Moniyan.

Selama dua malam itu, Granger dibuat tak bisa tidur oleh tingkah Dyrroth. Dan selama itu juga Silvanna rela begadang untuk menemani Granger bermain game online hingga pagi menyambang.

Hari ini, penderitaan Granger berakhir sudah. Ia bersumpah akan berselebrasi saat Dyrroth sudah naik kereta nanti.

"Bang, lo jangan macem-macem ya sama cewek gue!" peringat Dyrroth kala pelukan perpisahannya dengan Silvanna terlepas.

Granger yang menyandar di pintu mobil mengangguk malas.

Awalnya, hanya Silvanna yang akan mengantar Dyrroth ke stasiun. Namun, Granger yang kepalang senang karena akan ditinggal oleh bocah tengil itu, memaksa ikut untuk sekedar mengungkapkan kegembiraannya melepas Dyrroth.

Semoga, bocah tengil itu nggak akan kembali ke Celestial.

Setidaknya begitu kata hati Granger saat itu.

"Heh bocah tengil, inget ya, lo jangan nyamperin Silvanna lagi abis ini. Tunggu dia balik aja kalo liburan!" seru Granger dari tempat yang sama. Ia begitu malas bergabung dengan Silvanna dan Dyrroth di pintu masuk stasiun.

"Suka-suka. Kalo gue kangen gimana?" sahut Dyrroth sambil menyelipkan rambut ke belakang telinga Silvanna.

"Terserah lo. Dasar bocah!"

Seruan Granger tak digubrisnya lagi. Dyrroth memegang kedua bahu Silvanna seraya berbicara pelan. "Semuanya akan baik-baik aja, Kak. Inget pesen gue, kalo dia udah mulai ngaco, boleh lo tinggalin," kata Dyrroth disambut anggukan Silvanna.

"Oke. Thanks ya, karena rencana lo, gue jadi tau kalau Granger masih ada sedikit rasa care sama gue," sahut Silvanna.

Dyrroth mengangguk. "Gue selalu dukung lo, Kak. Gue tunggu kabar dari lo. Jaga diri, ya."

"Heh bocah. Udah sana pergi! Ketinggalan kereta, mewek lo," seru Granger yang tampak gemas melihat kedekatan mereka.

"Heh, Om. Gue nggak akan segan-segan buat ancurin masa depan lo kalo lo macem-macem sama Silvanna!" sahut Dyrroth setengah teriak.

Kalau saja ada benda di sekitarnya, mungkin Granger akan menghantam Dyrroth dengan itu.

"Ya udah, lo hati-hati ya. Kabarin gue kalo udah nyampe," kata Silvanna.

Dyrroth mengangguk seraya mengacak rambut Silvanna sebelum beranjak pergi dan melambaikan tangan.

Silvanna menghampiri Granger kala Dyrroth sudah masuk ke pintu peron. Kebetulan, kereta yang ditumpangi Dyrroth tiba lebih awal dari jadwal seharusnya.

"Makasih udah ikut nganterin Dyrroth," kata Silvanna saat mobil itu melaju keluar lingkungan stasiun.

"Gue cuma mau ngasih ucapan selamat jalan ke cowok tengil lo itu," sahut Granger fokus menyetir.

Silvanna tertawa kecil. "Sorry, ya kalo selama di apartemen dia bertingkah aneh sama lo. Dia emang begitu orangnya."

Granger mengangkat bahu seraya sambil menyetir.

Ada jeda beberapa saat sebelum mereka kembali berbincang perihal lain. Saat itu, mobil yang dikemudikan Granger sudah masuk ke sebuah jalur tol.

Silvanna baru sadar kalau jalur yang dilalui mereka bukanlah jalan menuju apartemen.

"Gran, kita mau ke mana?" tanya Silvanna heran.

"Lo nggak tau kalau anak-anak kampus lagi camping buat pelantikan anggota BEM yang baru?" Granger malah bertanya balik.

RoommateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang