Ngalaksa dan Tarawangsa

18 1 0
                                    

Masyarakat Jawa Barat erat sekali dengan bercocok tanam. Hal inilah yang membuat suku Sunda mengaitkan kegiatan tersebut dnegan tradisi yang diiringi ritual/upacara sebagai tanda suatu penghormatan.

Salah satunya ada di Kota Sumedang yang merupakan kota budaya. Ada perayaan unik di sana, khususnya kecamatan Rancakalong untuk merayakan saat musim panen padi tiba. Ngalaksa merupakan upacara perayaan musim panen padi. Daerah Rancakalong tempat ngalaksa dilaksanakan memang dikenal masih memegang teguh adat istiadat dan tradisi.

 Daerah Rancakalong tempat ngalaksa dilaksanakan memang dikenal masih memegang teguh adat istiadat dan tradisi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perayaan ini biasanya diadakan pada pertengahan tahun, yaitu saat bulan Juli. Ngalaksa sendiri tidak lepas dari kepercayaan masyarakat setempat terhadap Dewi Sri/ Nyai Pohaci yang dipercaya telah memberikan kesejahteraan, di antaranya dari panen padi yang menjadi sumber pangan.

Awalnya, Ngalaksa hanya diadakan antara tiga sampai empat tahun sekali. Sekarang perayaan ini diadakan setiap tahun pada waktu musim panen. Inilah yang membuat daya tarik bagi wisatawan yang kian ramai mengunjungi Rancakalong.

Ritual ini sendii tidak lepas dari yang namanya bubur laksa. Terbuat dari tepung beras. Selama perayaan, tujuh hari tujuh malam bubur ini pun dibuat. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Dewi Sri/Nyai Pohaci.

Proses pembuatan bubur laksa ini sendiri dilakukan dalam beberapa tahap. Mulai dari menumbuk padi menggunakan lesung, kemudian ketika berasnya dicuci menggunakan boboko, alat tradisonal yang terbuat adari ayaman bambu. Setelah itu disimpan tempat seperti bale-bale selama tiga hari sembari disiram air kecombrang.

Kemudian, beras ditumbuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kemudian, beras ditumbuk. Setelah menjadi tepung, ditambahkan parutan kelapa lantas dibuatlah adonan yang dibungkus daun. Proses memasaknya pun dilakukan di dalam kuali besar. Ketika sudah matang dibagikan kepada masayarakat.

Rangkaian lainnya dalam Nglaksa yaitu diadakannya ritual penyimpanan padi ke dalam lumbung. Selama prosesi ini diiringi oleh alat musik tradisonal yang bernama tarawangsa dan jenreng.

Dan pada malam puncak perayaan ngalaksa, akan digelar tarian yang diiringi tarawangsa serta jentreng, Dengan tujuan untuk memanggil roh para leluhur untuk ikut menari sebagai bentuk rasa syukur.

Sedangkan Tarawangasa itu sendiri adalah (dikutip dari Wikipedia) merupakan salah satu jenis kesenian rakyat yang ada di Jawa Barat, Istilah tarawangsa sendiri memiliki dua pengertian: (1) alat musik gesek yang memiliki dua dawai yang terbuat dari kawat baja atau besi dan (2) nama dari salah satu jenis musik tradisional Sunda.

Menurut beberapa tokoh Rancakalong tempat tarawangsa berada. Kesenian ini sudah ada sejak kerajaan Mataram Islam. Kemudian berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Tidak dapat dipungkuri jika unsur mitoslah yang menyebabkan tarawangsa menjadi dikenal luas sebagai kesenian dari masyarakat Sumedang.

Tarawangsa biasanya diiringi oleh kecapi dan disebut sebagai jentreng. Tarawangasa digunakan untuk acara syukuran panen padi yang disebut Rubuh Jarami Entep Pare. Sebagaimana telah dikenal jika orang sunda merupakan masyarakat yang mempunyai penghidupan sebagai petani. Ini erat kaitannya dengan kesenian yang digunakan untuk upacara yang berkaitan dengannya. Seperti panen padi.

Sebagai pengiring ritual upacara untuk mendatangkan Dewi Sri atau Nyai pohaci serta roh leluhur, peran tarawangsa sangatlah penting. Sebelum dimainkan tarawangsa harus diasapi dari asap kemeyan dulu yang berasal dari kukus atau parukuyan.

Di dalam tarawangsa ada beberapa bagian yaitu nu boga hajat, saehu, periuban, serta panabeuh. Susunan acaranya pun dibagi tiga:

- Dimulai dengan yang disebut sebagai ngalungsurkeun. Ritual memulai acara yang dilakukan oleh 7 orang peribuan menurunkan pangkonan yang biasanya berupa alat make up dan gabah. Ritual ini sendiri dilaksanakan pada waktu jam 9 sampai dengan tengah malam.

- Dilanjutkan dengan ritual nyumpingkeun. Rentang waktu biasanya hanya setengah jam saja. Yaitu sampai jam tiga pagi. Proses ritualnya sendiri berupa penjemputan Nyai Pohaci oleh 7 orang peribuan yang membentuk lingkaran dengan salah satu berada di dalamnya.

- Yang terakhir adalah ritual Nginepkeun. Ritual ini merupakan ritual lanjutan dari nyumpingkeun. Dimana yang disebut sebagai pangkonan akan dikembalikan ke tempatnya semula berada.

Adapun lagu tarawangsa ada sebanyak 42 lagu. Cukup banyak. Tapi hanya 7 lagu saja yang dimainkan tanpa henti ketika awal acara. Ini merupakan lagu utma yang terdiri dari: Saur, Pangepung, Pamapag, Mataraman, Engket-engket, Ayun Ambing, dan Jemplang.

Satu set alat tarawangsa yang terdiri dari kecapi yang memiliki ukuran lebar 17 cm dan tinggi 1 m serta rebab yang terbuat dari kayu pohon jengkol yang ukurannya harus sama dengan kecapi ini merupakan peralatan wajib yang harus ada.

Sesajen yang ada dalam acara ini merupakan suatu simbolik yang berisi pesan moral dalam kehidupan. Merupakan suatu keseimbangan antara manusia dengan Tuhan yang menciptakan alam semesta, antara manusia dengan manusia, serta manusia dengan alam.

Terkadung makna dalam kesenian tarawangsa ini. Bagaimana manusia bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Lalu bagaimana manusia terhadap Dewi Sri atau Nyai Pohaci. Bagaimana dalam memperlakukannya. Selalu tertib, teliti, dan hati-hati.

Begitu juga dengan media yang digunakan sebagai simbol 4 unsur kehidupan manusia. Hanjuang yang melambangkan tentang kehidupan, kendi mewakili unsur bumi, hihid melambangkan unsur udara atau angin, dan air sebagai darah.

Nah, jika berkunjung ke Sumedang, jangan melewatkan untuk bisa menyaksikan tarawangsa serta ngalaksa.

Artikel ini disarikan dari beberapa sumber di bawah ini:

Sumber

https://m.merdeka.com/jabar/mengenal-tradisi-ngalaksa-sumedang-upacara-adat-mengantar-padi-ke-lumbung.html

https://www.holamigo.id/mengenal-upacara-ngalaksa-di-rancakalong-sumedang/

https://www.kompasiana.com/enopiani/5cb338e695760e3427536ed2/tarawangsa-kesenian-buhun-asal-rancakalong-kabupaten-sumedang

https://jernih.co/potpourri/tarawangsa-seni-sakral-yang-bertahan-1000-tahun/

INNEFABLE - To Being AuthorWhere stories live. Discover now