If I Was

887 115 22
                                    

Happy reading

Voment

Sorry for typo

The Secret Memory Of Love

Jimin duduk di pinggiran kasur menatap wajah suaminya yang kini tidur terlelap dihadapannya.

Ia masih memikirkan pertemuannya dengan Taehyung di acara reuni SMA. Terlebih saat tau sesuatu yang mungkin suaminya tau akan suatu kebenaran yang ia tidak mengetahuinya.

Yoongi menggeliat kecil dan membuka matanya melihat Jimin yang menatapnya dengan pandangan sulit diartikan.

"Kau sudah pulang?" Yoongi bangkit dan terduduk diatas kasur memandang Jimin yang kini menatapnya.

"Ganti bajumu dan tidurlah ini sudah larut juga" titah Yoongi dan Jimin hanya diam namun mengerjakan apa yang suaminya katakan.

Yoongi menatap punggung Jimin yang menghilang di balik pintu kamar mandi, menatapnya heran akan sikap istrinya itu terlihat begitu aneh. Mungkin Yoongi pikir Jimin sedang sedikit mabuk karena pergi ke acara reuni maklum saja. Lalu ia kembali melanjutkan tidurnya.

Pagi ini Seokjin menyiapkan sarapan pagi untuk Jungkook dengan wajah cerianya. Mereka sarapan begitu tenang sekali, dan Seokjin begitu menikmati kehidupannya kini sebagai seorang istri dari pemilik perkebunan dan pembuat wine terkenal di desanya.

"Sampai kapan kau akan terus tersenyum?" tanya Jungkook pada Seokjin yang sedari tadi tersenyum tanpa menyantap makananya.

"Memang tidak boleh? aku sedang senang. Ah iya oppa, ayo kita ke rumah ibu dan ayah" ajak Seokjin semangat dan di angguki oleh Jungkook.

Seokjin tersenyum senang, Jungkook sejak awal bertemu dengannya pemuda itu begitu pendiam dan dingin tapi siapa tahu Jungkook itu orang yang penyayang dan hangat meski dingin di luar.

Ia juga selalu melakukan apa yang ia mampu demi membahagiakan orang terkasihnya. Seokjin merasakannya selama menikah dengan Jungkook, ia juga termasuk orang yang pengertian dan tidak pernah banyak menuntut termasuk hubungan suami istri.

Meski sudah lebih dari 3 bulan ini menikah sedikitpun Jungkook belum pernah menyentuh Seokjin. Itu karena Seokjin merasa belum siap dan mereka berkomitmen akan melakukannya jika Seokjin sudah siap dan Jungkook menerima keputusan Seokjin dan tak pernah mengungkitnya.

Namun ada perasaan sedih, sedih karena Seokjin belum bisa menjadi istri sepenuhnya bagi Jungkook.

Seokjin selesai makan, ia membawa beberapa piring kotor dan mencucinya di tempat pencucian piring. Sedikit melamun, membuat Jungkook memeluknya dari belakang membuat Seokjin terkejut namun tersenyum kecil ketika tau siapa yang memekuknya lewat belakanag.

"Kenapa?"

"Apanya?"

"Kau selalu berubah-ubah, tadi senang sekarang sedih. Apa kau sakit, jika sakit kita tidak perlu per-"

"Tidak, aku tidak sakit sungguh. Hanya saja" Seokjin sedikit ragu mengatakannya, ia melepaskan pelukan Jungkook dan berbalik menghadap suaminya.

"Kenapa? jangan bersedih, kesedihanmu membuat hatiku sakit" Jungkook menangkup wajah Seokjin dengan kedua tangannya yang hangat di pipi Seokjin.

Seokjin memejamkan matanya menikmati hangatnya tangan Jungkook. Ia meletakkan tangannya diatas tangan Jungkook lalu menatap wajah rupawan pemuda yang kini menjadi suaminya, terlihat begitu sangat tampan dan rupawan.

The Secret Memory of Love (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora