Tetangga

12K 1.2K 234
                                    

sebelumnya ini b x b ya guys, memang tidak logis tapi yaa namanya juga cuma buat senang-senang. tapi kalo kalian bayanginnya gender switch juga gapapa terserah kalian.

Selamat membacaaa :)

_________



Junkyu sedang duduk di sofa sambil menonton tv, lalu tak lama suaminya keluar dari kamar bersama anak sulungnya yang sudah rapi. Hari ini weekend, dan suaminya libur. Tadi sih Junkyu memang meminta tolong Haruto untuk memandikan Doyoung, sekarang Doyoung sudah sangat rapih lengkap dengan sepatunya.

"Mau kemana?" Tanya Junkyu. 

"Mau ke taman bawah, sekalian jalan-jalan. Mau ikut?" Tanya Haruto berjalan menghampiri.

"dalan-dalan, bolaa.. (jalan-jalan, main bola)" ujar Doyoung di gendongan Haruto.

Doyoung sudah memasuki usia 11 bulan, sebentar lagi genap setahun. Perlahan dia sudah bisa mengucapkan kosa-kata yang mudah dan juga sudah bisa berjalan meskipun masih dengan langkah tertatih. Oleh karena itu, sekarang di hari liburnya Haruto mengajak anak sulungnya untuk bermain sekalian melatihnya berjalan.

"Tidak deh.." jawab Junkyu. Kandungannya juga sudah memasuki usia 7 bulan, perutnya semakin membesar dan dia sudah mudah lelah.

"Yasudah, aku pergi dulu. cium bunda.." Haruto mengarahkan anaknya ke pipi Junkyu. Junkyu hanya terkekeh geli karena bukannya mencium, anaknya justru melahap pipinya.

"Muaaahh.." ucap Haruto lalu menjauhkan Doyoung. Kemudian beralih Haruto yang mencium pipi istrinya, "mahh.." ucap Doyoung melihat ayahnya mencium bundanya. Mereka berdua hanya terkekeh gemas lalu Haruto keluar bersama Doyoung.

.

.

.

Di bawah apartemen mereka memang ada taman kecil, setiap sore biasanya Junkyu mengajak anaknya jalan-jalan kesana, makanya si mungil sudah hapal seluk beluk tamannya. Haruto menurunkan Doyoung ke tanah, dengan kedua tangannya memegang kedua tangan Doyoung, menuntun anaknya berjalan.

"billl... becall..(mobil besar)" Haruto ikut menoleh ke arah parkiran yang di tunjuk anaknya. Memang ada mobil angkut besar, sepertinya ada yang baru pindah ke unit apartemen mereka.

"Haruto.." Seseorang memanggilnya, itu Tuan Park pemilik unit apartemen. Haruto mengangkat Doyoung kedalam gendongannya, lalu menghampiri Tuan Park yang berada di dekat mobil sekalian saja ia menyapa karena juga jarang bertemu.

"Apa ada yang pindah?" Tanya Haruto.

"Iya, dia akan selantai denganmu."

"Oh berarti tetanggaku.." ucap Haruto.

"cecanga.." ujar Doyoung berusaha mengikuti ucapan ayahnya.

"Iyaa.. tetangga.. Doyoungi sebentar lagi akan memiliki teman." jawab Tuan Park sambil tersenyum ke arah Doyoung.

"ce-mann?" ulang Doyoung, masih belum mengerti apa itu teman.

"Oh ya, apakah mereka juga memiliki anak?" Tanya Haruto penasaran. Tuan park kemudian mengangguk.

"Itu mereka.. Tuan Ha.." Haruto mengikuti arah pandang Tuan Park, ada laki-laki tinggi dan juga laki-laki manis dengan menggendong bayi berjalan ke arah mereka.

"Annyeonghaseyo." sapa tetangga baru Haruto, sambil membungkuk.

"Annyeonghaseyo." balas Haruto membungkuk sopan.

"Tuan Ha, perkenalkan ini Haruto tetangga kalian."

"Watanabe Haruto dan Watanabe Doyoung" ucapnya sekalian memperkenalan anaknya, "do..yong..ni-da" ucap si kecil masih terbata.

"Aigoo kiyowoo.." ujar lelaki manis yang membawa bayi.

"Perkenalkan, saya Ha Yoonbin, dan ini istri saya.."

"Ha Jihoon dan.. Ha Jeongwoo." lanjut si manis sambil menunjuk bayi di gendongannya.

"Aigoo, Doyoungi lihat temanmu.." Haruto mendekatkan anaknya pada bayi dalam gendongan Jihoon.

"ceman.." 

"Aku senang anakku akan mempunyai teman." ujar Jihoon sambil tersenyum manis.

"Iya, aku juga senang. Doyoung sudah hampir setahun tidak memiliki teman karena tidak ada anak kecil disini." Jawab Haruto.

"Baguslah kalau begitu."

"ah, kami harus beres-beres dulu, tuan watanabe nanti kami akan berkunjung jika tidak keberatan." Ucap Yoonbin.

"Iyaa, silahkan. Istriku juga pasti akan senang." Balas Haruto, kemudian Yoonbin dan Jihoon berlalu pergi.

.

.

.

Keluarga Watanabe sedang menikmati makan malam mereka, Junkyu sedang menyuapi anaknya dengan bubur bayi yang dibuatnya tadi sore.

"Oh iya sayang,"

"Hmm.." gumamnya tanpa menoleh, sedang fokus menyuapi Doyoung.

"Kita memiliki tetangga baru." ucap Haruto teringat tetangga yang dijumpainya tadi sore. Begitu pulang istrinya sibuk memasak makan malam makanya ia belum sempat bercerita.

"..dan kamu tahu dia memiliki anak kecil, sebentar lagi Doyoung memiliki teman."

"ceman.." timpal Doyoung kesenangan.

"Oh.. benarkah.."

Melihat air putih yang lupa tak ia bawa ke meja makan membuat Junkyu beranjak ke dapur, "Sebentar, aku mau ambil air." 

Haruto mengangguk, lalu Doyoung di kursi makan bayinya berusaha menggapai makanan di meja makan.

"Kamu mau apa?" Tanya Haruto lalu mengangkat anaknya kepangkuannya. Doyoung menunjuk piring makan Haruto.

"ini pedas sayang.."

"Aaaa.." ucap si anak meminta makanan Haruto. Haruto lalu menyendok air supnya lalu disuapkan ke anaknya. Lalu tak lama anaknya terbatuk.

"HARUTOOO." Teriak Junkyu panik melihat anaknya terbatuk setelah suaminya menyuapi anaknya makanan pedas.

"ituu pedas." ucapnya lalu meminumkan air putih yang di bawanya.

"dia penasaran, aku kasih."

"Tapi dia masihh kecil, nanti perutnya sakittt, tuh lihat dia jadi terbatuk." Omel Junkyu galak.

"maaa..maaa.. hamm..haaa.." 

"Pedas ya sayang.. sebentar bunda buatkan susu."

"hamm..hamm..paaa..paaa" ucap Doyoung berkaca-kaca tapi tidak sampai menangis, Haruto hanya tertawa sambil mencubit pipi anaknya gemas.

"siapa tadi yang meminta.."

.

.

.

Setelah selesai makan, mereka bersantai di ruang tamu, tapi tak lama suara bel berbunyi.

"Apa itu tetangga baru yang kamu bilang?" Tanya Junkyu.

"Mungkin.. sebentar aku lihat dulu." Haruto lalu berdiri membukakan pintu. Junkyu juga ikut berdiri menggendong Doyoung.

"Selamat malam.." Seseorang masuk ke rumahnya tapi Junkyu kemudian membolakan matanya melihat tamu yang datang.







"PARK JIHOON"





"KIM JUNKYU"







to be continued

Family Time!!Where stories live. Discover now