01. 𝙲𝚊𝚏𝚎

33 4 1
                                    

ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ

Hari ini, setelah kelas selesai. Adena dan Jean berniat kumpul dengan sahabatnya yang lain ke sebuah cafe, ya mereka baru bisa kumpul karena tugas yang membuat waktu bertemu mereka berkurang.

"Eh Na, jadi kan?" tanya Jean setelah keluar kelas.

"Jadi, kita ke gedung Jurusan Teknik dulu, nyamper Jeno sama Jaemin."

Jarak gedung Jurusan Farmasi ke Jurusan Teknik tidak terlalu jauh hanya melewati gedung Jurusan Ekonomi. Jadi hanya memerlukan waktu sekitar 5-10 menit untuk sampai kesana.

Setelah sampai, mereka menunggu didekat tangga,
"Bentar, gue telpon Jeno dulu." ucap Jean sambil menjauh dari sana.

"Hallo, bentar dulu gue lagi beresin buku nih." kata Jeno yang terdengar sedang merapikan bukunya dan memasukkannya kedalam tas.

"Yaudah cepetan, gue tunggu dibawah. Semua bisa ikut kan?" tanya Jean, karena terkadang Jaemin terlalu sibuk jadi tidak bisa ikut dengan yang lain.

"Bisa, udah elah bawel banget sih lo."

"Dih si anjir, gue bilangin juga. Awas lo lama gue tinggal," setelah itu sambungan terputus sepihak oleh Jean.

Jean kembali ketempat sebelumnya, "tunggu dulu aja, katanya sebentar lagi. Dia lagi otw sama Jaemin." mendengar hal itu, Dena hanya menganggukkan kepala.

Sekitar 5 menit-an akhirnya Jeno dan Jaemin sampai.
"WOI, udah lama banget ya kita ga kumpul gini." ucap Jaemin sambil berlari menuju Dena dan Jean, sedangkan Jeno hanya mengekor Jeamin dibelakangnya.

"Ya lo-nya aja yang ga bisa, sok sibuk." jawab Dena santai.

"Yeh songong lo, gue emang sibuk." seru Jaemin sambil mengacak rambut Dena.

"Ish, lo mah kebiasaan. Rambut gue udah rapih nih, galiat lo?!capek tau benerinnya."

"Yaelah, benerin lagi lah. Entar gue deh yang benerin," Jaemin mengeluarkan jari telunjuk dan jadi tengah menjadi bentuk peace.

"Idih, ogah. Ntar malah rambut gue makin berantakan gara-gara lo." Jawab Dena sinis.

"Udah heh! Berantem mulu lo, gue doa'in jodoh." kata Jean sambil berkacak pinggang.

"Dih amit-amit gue jodoh sama orang aneh kaya gini, bayanginnya aja udah geli." jawab Jena cepat sambil menggidikkan bahu.

"Lo pikir gue mau sama lo?! Gue juga ogah kali," balas Jaemin sambil memutar bola matanya.

"Udah ah,ayo katanya mau ngumpul. Kita happy happy, mumpung besok libur." lerai Jeno sambil merangkul Jean dan jalan didepan.

"Tungguin woi! Elah demen banget ninggalin orang, ditinggalin baru tau rasa lo." setelah itu Dena dan Jaemin menyusul dibelakang.

Setelah sampai dicafe, Jeno melihat sekeliling-mencari meja yang kosong untuk mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah sampai dicafe, Jeno melihat sekeliling-mencari meja yang kosong untuk mereka.

"Tuh situ aja, enak deket jendela." tunjuk Jeno ke salah satu meja.

"Mau pesen apa?" tanya Dena sambil melihat daftar menu.

"Gue ice lemon tea aja sama spaghetti bolognese," Jawab Jeno.

"Samain aja deh, bingung soalnya." seru Jaemin.

Dean mengangkat tangan dan memberi tau apa yang ingin mereka pesan.
"Mbak, ice lemon tea-nya 4 dan spaghetti bolognese-nya juga 4."

"Oke, itu saja?" tanya mbak-mbak cafe ramah.

"Iya, itu aja." Jawab Jaemin.

Setelah mbak-mbaknya pergi, Jean bilang "eh, besokkan libur. Gimana kalo kita nginep dirumah Jeno? Kan enak tuh kita barbeque-an." Jeno tampak berfikir tetapi ia mengiyakan juga.

"Gue sih oke oke aja, dirumah ada kamar pembantu kok tenang udah bersih." lanjut Jeno.

"Heh! Lo pikir gue sama Dena itu pembantu lo?! Enak aja." jawab Jean sinis.

"Bercanda elah, yakali gue nyuruh temen gue tidur dikamar pembantu."

Jean hanya memutar bola mata malas.
"Yaudah, besok lu jemput gue sama Dena dikost-an."

"Udah nginep dirumah gue, minta jemput pula. Sedih amat hidup gue," Ucap Jeno sambil mengelus dada.

"Yaudah kalo emang lo gamau. Lo pengen gue sama Jean diculik? Nanti lo kangen lagi." goda Dena kepada Jeno

"Lagi juga gue sama Jean lagi ngirit," lanjut Dena dan disetujui oleh Jean.

"Ck. Yaudah nanti gue jemput tuan putri, tapi lu berdua tunggu depan komplek aja, ribet kalo harus masuk kedalemnya," seru Jeno sambil membuka ponselnya.

"Siap 86." ucap Dena dan Jean berbarengan dengan tangan seperti hormat ke tiang bendera.

Dena tersenyum jail ke Jean, seperti- merencanakan sesuatu.

Tak lama makanan yang mereka pesan datang, dan mereka semua sepertinya sangat menikmati. Ada sedikit perbincangan tentang besok malam untuk melakukan apa saja selain barbeque-an.

Kalian jangan salah paham ya, dirumah Jeno juga ada Bunda dan Bibi. Jadi jangan mikir macam-macam.

TBC


-Blyss-

Jangan lupa voment yaa(づ。◕‿◕。)づ

DIFFICULT | Lee Jeno and Na JaeminWhere stories live. Discover now