Special Inter-Connect 1

159 18 0
                                    

Himiko tidak bisa berhenti menjerit. Sedari tadi Ouma membungkam mulutnya, menyuruhnya untuk diam. Mereka berdua sedang bersembunyi di salah satu lemari pakaian usang di depan gudang belakang penginapan dan menyaksikan sebuah tontonan yang sudah dirancang sedemikian rupa oleh Ouma.

"Sssh ... Tenang sedikit dong, Yume Oni. Mereka nanti dengar, loh."

Himiko hanya mengangguk pasrah. Tapi yang membuat ia merasa tidak karuan adalah jaraknya dengan Ouma. Saat ini lelaki setengah ---atau memang titisan iblis--- merangkul sekaligus membungkam mulutnya, di tempat yang begitu minim cahaya. Hanya berdua, menjadi saksi bisu pertemuan Rantaro dan Tsumugi, yang Himiko bingung setengah mati alasannya.

Melihat wajah Ouma yang benar-benar terhibur membuat Himiko sedikit tahu hal yang terjadi.

Yang jelas ini adalah satu dari hal gila dalam rencana harian Ouma.

****

Sebelum kejadian ini terjadi....

"Himiko-chan, Kaede, kami gabung sarapan dengan kalian, ya," pinta Tenko. Dia memelas ingin duduk sampingan dengan Himiko. Sementara Angie tertawa melihat tingkahnya.

"Tentu! Semakin banyak orang, semakin bagus, kan." Senyum cerah Kaede menyilaukan sarapan pagi mereka.

Tenko tidak berhenti berterima kasih hingga Angie menepuk-nepuk kepala gadis akido itu untuk berhenti. Kaede hanya tertawa melihat tingkah mereka. Sementara perhatian Himiko diambil alih sepenuhnya oleh sosok Ouma dibalik jendela luar bersama Tsumugi.

Ugh, iblis itu mau apa lagi dengan Tsumugi-san. Jangan sampai dia bikin ulah lagi, Himiko tak henti bergumam. Sumpitnya menusuk sembarang apapun yang ada di atas piringnya, membuat ketiga orang itu ngeri sendiri saat melihat ikan goreng di piring mati dua kali secara mengenaskan.

"Himiko-chan, apa ada masalah?" Angie ambil alih perhatian gadis penyihir itu sebelum makanannya menjadi korban. "Dari tadi Himiko-chan tidak fokus. Apa ada yang menganggu?"

Himiko sontak mengalihkan pandangan, fokus dengan bincang pagi mereka. Meski dia benar-benar penasaran, si Ouma bikin kerjaan apa lagi sampai menyeret Tsumugi ---lagi. "Emm, tidak ada, kok." Kembali Himiko menusuk ikan goreng di atas piring, tanpa perlu melihatnya, sampai remuk tulang-tulang ikan itu. Sesekali dia melirik ke sudut jendela, melihat Ouma begitu terhibur dengan wajah Tsumugi yang menegang.

Sementara Kaede, Tenko, dan Angie tahu betul sudah ada apa-apa dengan Himiko pagi ini. Tenko yang tak sabaran langsung merangkul Himiko, mencubit sebelah pipinya. "Aw, Tenkho-san! Tholong lhepaskhan!" pekik Himiko.

"Aku bakal lepas kalau Himiko sudah cerita. Ya, ya!" Tenko tak henti memelas. Cubitan seorang akido alias Tenko, sakitnya tak seberapa. Lain hal rangkulannya yang membuat Himiko tak bisa mengelak dari sana. Dan kali ini Angie tak menghentikan aksi Tenko. Dua sohibnya ini pasti mati penasaran oleh perubahan sikapnya.

Himiko menghela napas panjang. Setelah memberi isyarat pada Tenko, gadis itu melepaskan rangkulan dan cubitannya, dengan senyum menggebu-gebu, tak sabaran. Angie seperti biasa tersenyum dan berceloteh sedikit-sedikit soal Atua, seakan itu wajib hukumnya. Sementara Kaede, ya dia ikutan terseret arus tiga sekawan. Begitu Himiko akan memaparkan, paling tidak, sedikit tentang hal yang meresahkannya, matanya melirik sekilas sudut jendela itu sekali lagi. Di sana hanya ada Ouma, melihat ke arahnya, sembari tersenyum.

Itu buruk, bukan?

Bibir titisan iblis itu seakan mengeja sesuatu. 'Kau penasaran, kan, Yume Oni?' seperti meledeknya. Dilanjutkan dengan 'Akan kuberitahu, kalau kau mau', ditambahkan senyum iblis khas seorang Ouma. Lalu dia pergi dari sana

INTER-CONNECT 🙌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang