BAB 2 (KEBETULAN)

15 5 16
                                    

"Saat kau tersenyum, seperti ada magnet yang menarik kedua sudut bibirku untuk tersenyum,"- Aslan Sebastian Alevander

Salsa merasa sangat lelah dengan kejadian kejadian yang menimpahnya di hari pertama sekolah di SMA BANGSA. Dia merasa risih dengan kemewahan yang ia bawa ke sekolah bersamanya walaupun itu berupa jam tangan saja, tapi tentunya Salsa bukan orang yang suka memamerkan kemewahannya terhadap orang lain. Tapi apa boleh buat dia harus mengendarai mobil mewahnya itu ke sekolah atas permintaan ayahya padahl Salsa bisa saja memakai angkutan umum atau motor pribadinya. Salsa lebih suka sederhana. Dan Salsa juga sudah berjanji akan selalu memakai jam tangan pembertian dari Almarhumah Neneknya

Sedikit cerita gaysss supaya kalian tidak salah faham, jadi Nenek yang tnggal bersama Salsa itu adalah ibu dari mama-Nya. Nenek dari papanya sudah meninggal dua tahun lalu, saat Salsa naik kelas 3 SMP. Jadi bisa dibilang jam tangan itu adalah pemberian terakhir omahnya di hari ulan tahunnya sebelum meninggal ( omah panggilannya dengan neneknya).

KEDIAMAN KELUARGA ALEXANDER

Pulang sekolah

"Ica seru juga yah temen temen lo, pada kocak semua". Ujar salsa sambil rebahan santuy di tempat tidurnya.

"ya gitu deh, tadi sih mereka semua ngira kalo lu tu anaknya gak asik, eh ternyata katanya kalau udah kenal lo anaknya seru juga". Ucap Alisya menyampaikan apa yang dikatakan teman sekelasnya tadi terntang salsa.

"Yaudah yah, bodo amat orang suka sama gue apa enggak yang penting hidup gue masi lanjotttt". Ucap salsa.

"yoi beb!" seru alisya.

"Eh yuk jalan, lupake sepatu roda gue, gue pake skateboard!" ajak salsa yang di beri angguhan olehnya.

***

Salsa dan Alisya sedang ada diperempatan lampu merah, ternyata Salsa mengajak Alisya keluar rumah bukan tanpa alsan, melainkan Salsa ingin memberikan makanan yang tadi ia beli di sekitaran sana kepada anak jalanan yang ada diperempatan itu.

"sal sal, lo gak pernah berubah yah." Ucap alisya. "Masih tetep dengan SALSA PUTRI ALEXANDER yang gue kenal!" lanjutsan dengan menekankan nama salsa sambil tersenyum menepuk bahu salsa.

"Semua bisa beruba ca, tapi tidak untuk saat ini." Ucap salsa yang beri anggukan dari alisya. " yaudah, yuk main gih, mumpung jalanan disana mulusss!" ucapnya lagi seraya menunjuk jalan yang ada di sebrang sana.

Salsa berjalan dan tak menyadari ada segerombolan geng, motor yang mendekatinya, yang di pinpin satu motor besar di depan.

Pippppp pippppppp pippppppp suara itu sangat kencang sampe sampe salsa dibuat kaget dan berhenti ditengah jalanan karena kebingungan dan menyilang tanagannya keatas seolah melindungi diri, sedangkan Alisya? Jangan ditanyakan lagi dia sudah dari tadi meninggalkan salsa yang sibuk mengikat rambutnya tadi.

"Salsaaaaaaa awasssss tu banyak motorrrrrr!!!!". Ucap alisya spontan.

"Aaaaaaaaaaaaaaa" ucap Salsa sontak.

Hikkkkkkkkkkk(suara rem mendadak ceritanya woiiii gak tau lagi mau bagaimana suaranyaJ). Semua kager, pengendara motor besar itu turun dan hendak mengoceh karena tidak melihat lihat saat menyembrang, padahal memang ia salah karena salsa menyebrang sudah lampu merah.

"EH LO TU APA APAAN SIH CARI MATILO!!!! KALO LO CARI MATI JANGAN DISINI BISA BERABE NANTI URUSANNYA BANGKE!!!" bentak cowok itu, sambil berdiri di depan salsa yang masih diam menahan emosinya.

Salsa berdiri dan menatap sinis wajah cowok itu yang tak asing baginya, dan mengankat senyum semringnya. PLAKKKKK suara itu mengagetkan seluruh anggota TROUBLE yang ada di belakang Aslan. Yah!!! Dugaan kalian benar siapa lagi kalau bukan Aslan si pembuat masalah seperti itu.

The Good Bad GirlWhere stories live. Discover now