Heart Beat

3.1K 248 41
                                    

Jeon Jungkook itu segalanya untuk Taehyung, apa pun akan Taehyung lakukan demi melihat kesayangannya selalu sehat dan bahagia.

Melihat Jungkook bersedih, apa lagi sampai kesakitan adalah kelemahan terbesarnya. Jungkook lah bahagianya, harta berharga miliknya, yang akan selalu ia jaga hingga ajal menjemputnya.

"Gwaenchana, Kookie?"

Pertanyaan sarat akan kekhawatiran itu  keluar dari mulut Taehyung tatkala kedua mata setajam elang miliknya menangkap pergerakan tangan sang adik yang tengah meremat ujung bajunya, juga seperti kesulitan bernapas meski seutas nasal cannula sudah melintang di hidung bengirnya.

Yang ditanya lantas mengangguk, pemuda manis itu tersenyum simpul sebelum akhirnya berkata,

"Eoh, Kookie baik-baik saja, Hyung."

Bohong, Taehyung tahu jika adiknya tengah berbohong padanya. Karena nyatanya Jungkook-nya tidak pernah baik-baik saja, bayang-bayang kematian bahkan selalu mengintainya semenjak anak itu lahir ke dunia.

Namun, tak apa. Taehyung berani berjanji jika Jungkook akan segera sembuh, adik manisnya hanya perlu menunggu sedikit lebih lama lagi sebelum hal itu benar-benar terjadi.

"Ngomong-ngomong, sudah semakin dingin sepertinya. Kita kembali ke ruang rawatmu sekarang, ya?" tanya Taehyung lebih seperti pernyataan.

Saat ini kedua pemuda itu memang tengah berada di luar. Taehyung mengajak adiknya jalan-jalan, sekedar untuk mencari udara segar dengan Jungkook yang berada di kursi roda.

Lagi-lagi Jungkook mengangguk, pemuda itu membiarkan Taehyung mendorong kursi rodanya sampai mereka sampai di ruang rawatnya.

Taehyung kembali merebahkan tubuh ringan Jungkook, meletakkan tiang infus di samping brankar sang adik, lalu menyelimutinya sebatas dada.

"Hyung tidak menginap?" tanya Jungkook, saat melihat Taehyung mengambil tas ranselnya yang berada di sofa samping brankar miliknya.

"Maaf, Hyung tidak bisa menemanimu karena Hyung ada kelas pagi. Hyung juga tidak membawa baju ganti," balas Taehyung, lalu tersenyum getir ketika raut wajah sang adik tampak kecewa.

"Jangan khawatir, besok Hyung akan ke sini lagi, kok. Janji," lanjutnya, berhasil membuat Jungkook kembali menyunggingkan senyumnya.

Iya, semudah itu memang membuat adik manisnya bahagia.

"Oke, sekarang Kookie istirahat, hm? Appa dan Eomma pasti sudah di sini saat Kookie membuka mata nanti."

"Nee, Hyung," jawab Jungkook.

Taehyung tersenyum manis, lalu mengusak lembut surai sang adik.

"Sampai jumpa," ujarnya.

Hendak langsung pergi jika saja Jungkook tidak lebih dulu berkata dan membuatnya menghentikan langkahnya.

"Hyung."

"Eoh?"

Taehyung berbalik, seraya menunggu kalimat selanjutnya dari sang adik.

"Kookie sayang Hyungie."

Meski ini bukan pertama kalinya Jungkook mengutarakan rasa kasih sayangnya padanya, tapi tetap saja hati Taehyung selalu berhasil menghangat dibuatnya. Membuat seulas senyuman kembali terbit di wajah tampannya,

"Nado." Lalu menjawab sebelum akhirnya benar-benar pergi dari sana.

*****
Taehyung benar-benar menepati janjinya pada Jungkook. Ia langsung kembali ke rumah sakit setelah menyelesaikan kuliah-- ah, tidak. Kelas Taehyung bahkan belum selesai, tapi ia tetap pergi setelah mendapat telfon dari kedua orang tuanya bahwa keadaan Jungkook memburuk lagi.

Oneshoot || KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang