7. Everyone Has Secrets

737 344 554
                                    

happy reading:)

Hingga akhirnya seseorang tersebut memperkenalkan dirinya.

"Halo, perkenalkan nama saya Ergan, kalian bisa panggil saya Pak Ergan atau senyaman nya kalian, tapi jangan terlalu nyaman, takut saya ngilang tiba-tiba, just kidding. Saya di sini sebagai guru sementara. Saya akan mengajar bahasa Indonesia, menggantikan Bu Lisda sementara." Regan memperkenalkan dirinya sebagai Ergan.

"Hai, Pak Ergan." Seluruh siswa di kelas menyapanya dengan senang. Akhirnya Lisda digantikan. Seluruh siswa berharap Lisda tidak mengajar bahasa Indonesia lagi. Karena Lisda tak pernah memberi materi, ia hanya memberi tugas yang menumpuk dan harus segera dikumpulkan. Siapa yang tidak kesal kalau seperti ini?

Sesuai rencananya dengan Tari. Regan mengganti namanya menjadi Ergan dan menyamar sebagai guru sementara. Soal Regan yang menjadi guru sementara? Kebetulan di sekolah ada lowongan menjadi guru sementara.

Lalu bagaimana dengan dokumen, KTP, surat-surat yang diperlukan untuk menjadi guru sementara? Untungnya Tari memiliki teman yang membantunya memalsukan identitas Regan. Bukan hanya identitas, Regan juga mengubah penampilannya 180° dan berharap tak ada yang mengenalinya.

Sebenarnya Tari tak pernah melakukan hal seperti ini. Tetapi demi muridnya yang belum tentu bersalah, Tari akan melakukan segala cara untuk membebaskannya.

*****

Perpustakaan

Karena sudah memasuki semester 2, itu artinya semakin dekat dengan hari olimpiade sains. Selama libur semester Ghifa menghabiskan waktunya dengan belajar bersama Karel, Angga dan Malika. Setiap belajar bersama sebenarnya Ghifa sedikit risih karena adanya Angga dan Malika. Untungnya ada Karel friendshit-nya.

Keberuntungan bagi Ghifa hari ini. Angga dan Malika tak bisa belajar bersama karena mendadak ada kelas tambahan. Rasanya Ghifa perlu sujud syukur.

Hari ini Dhito dan Elin menemani Ghifa dan Karel belajar. Memasuki perpustakaan, mereka berempat mendadak menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak? Dhito yang tak pernah memasuki perpustakaan kecuali menyangkut jam pelajaran, pastinya menjadi pusat perhatian.

"Berasa paling gembel gue diliatin gini." Dhito misuh-misuh, lalu menutup kepalanya dengan jaket seperti menggunakan hijab.

"Ngapain lo berhijab?" tanya Karel sambil menarik jaket Dhito.

"Astaghfirullah kamu itu berdosa banget." Dhito menggeleng.

"Berdosa? Berdosa lu kata? Eh lu laki Juned!" Karel menoyor kepala Dhito.

Lagi-lagi mereka berempat menjadi pusat perhatian. "Jangan berisik!" ucap kompak seluruh orang yang ada di perpustakaan.

"Maaf ya, mereka berdua emang bobrok sedari orok," ucap Elin dan langsung dipelototi Dhito dan Karel.

Mereka berempat langsung duduk. Ghifa dan Karel langsung membuka buku OSN matematika yang sangat tebal menurut Dhito dan tidak tebal menurut Karel.

"Etdah ni buku tebel pisan, coba gue pinjem, siapa tau langsung dapet mukjizat jadi pinter pas liat rumus yang bikin tekanan batin ini," ucap Dhito.

"Ngadi-ngadi lu kuyang," sahut Elin.

Belum sampai setengah menit menatap salah satu soal, Dhito langsung misuh-misuh. "Rasanya anjip bat, berasa paling oon gue kalo liat rumus beginian. Ga paham gue."

School of Lies ✓ [TERBIT]Where stories live. Discover now