▪︎ 12 ▪︎

3.1K 322 27
                                    

Jantung Ryujin belum berhenti berdetak kencang ketika Lia menarik Ryujin masuk dan menutup pintu kamarnya. Lia melemparkan tubuhnya ke kasur dan menepuk-nepuk sebelah kasurnya mengisyaratkan Ryujin untuk ikut duduk di kasur bersamanya.

"Kenapa sih? Kok takut banget? Emang aku makan orang?!" Kata Lia menyadari raut wajah Ryujin yang sangat canggung saat itu. Ryujin hanya mengangguk kecil dan duduk disana tetapi hanya di tepi kasur dan enggan menatap Lia. Tak lama tawa pecah di ruangan itu. Ternyata Lia yang menertawai Ryujin.

"Kamu kenapa sih? Emang bakal dihukum apa?! Apa harus tegang gitu? Cuma ada kita!" Kata Lia menepuk-nepuk lengan Ryujin. Ryujin masih belum berani mengeluarkan kata karena ia sangat gugup saat ini. Ia juga tidak mengerti ada apa dengannya. Tak lama, Lia sudah berada di hadapan wajah Ryujin membuat Ryujin terkejut dan tersadar dari lamunannya.

"Kamu kenapa melamun? Ini pakai!" Kata Lia memberikan piyama berwarna biru tua dengan motif polkadot disana.

"Aku punya dua! Kita akan pakai piyama yang sama malam ini!" Kata Lia tersenyum dengan senyumnya yang amat khas. Ryujin menatap piyama itu sebentar dan tak lama ia memasang wajah yang sedikit geli.

"Apa ini? Apa tidak ada baju lain?" Protes Ryujin.

"Tidak ada!" Kata Lia memaksa Ryujin untuk tetap memakai piyama pemberiannya.

Ryujin menatap piyama itu dan menundukkan kepalanya. Bagaimana tidak? Seorang ryujin tidak akan mungkin memakai baju seperti ini. Kaos oblong dan celana kebesaran adalah pilihan terbaik untuk tidur!

"Benar kan! Mustinya aku bawa baju!" Protes Ryujin lagi.

Lia mengabaikan omelan Ryujin dan asik bermain ponselnya. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam jadi Lia memutuskan untuk mandi dan menggantikan pakaiannya dengan piyama miliknya. "Aku mandi dulu yaa, Ryu. Kita gantian okey!" Kata Lia mengambil handuknya dan menuju ke kamar mandi. Ryujin menarik nafas lega karena Lia telah keluar dari kamar dan dia bisa sedikit mengekspresikan dirinya yang gugup bukan main.

"Hey, Shin Ryujin! Apa kau bodoh?!" Kata Ryujin memaki dirinya sendiri yang terlihat sangat bodoh di depan Lia tadi. Ia malu sekali. Ia benar-benar tidak tahu bagaimana cara mengendalikan jantungnya setiap dia hanya berdua bersama Lia. Ia juga tidak mengerti perasaan apa yang sedang ia rasakan saat ini.

Selang 15 menit, pintu kamar terbuka dan Ryujin seketika berhenti bermain ponselnya dan menengok ke arah sumber suara. Rupanya itu Lia yang baru saja keluar dari kamar mandi dibalut dengan handuk putih di tubuh dan tak lupa di rambutnya.

DEG! Ryujin hampir saja melepaskan ponsel dari tangannya karena terkejut bukan main. Jantungnya makin berdetak kencang tak karuan yang tak bisa lagi berkompromi lagi dengan si pemilik.

"Hey, aku sudah selesai. Kamu mau mandi?" Kata Lia menuju lemari bajunya dan mengambil piyama nya.

Tak lama Lia melepas handuk di rambutnya dan.. "ahh! Aku numpang mandi ya, Lia! kata Ryujin buru-buru mengambil handuk dan piyama yang Lia berikan dan keluar dari kamar itu secepat kilat.

Lia sedikit keheranan tapi dia cuek saja. Mungkin Ryujin lelah dan ingin segera mandi lalu tidur. Hanya itu yang Lia pikirkan.

Ryujin menuju kamar mandi Lia dan menutup pintu. Ia bersandar di pintu kamar mandi itu dan memegangi dadanya yang masih tak karuan itu. "Shin Ryujin apa yang kau pikirkan? Dia juga perempuan! Ya, kita sama!" Kata Ryujin menenangkan dan membohongi dirinya sendiri kalau dia benar-benar tidak bisa mengontrol jantungnya tadi.

"Ah!" Ryujin menyalakan shower itu dan berusaha sebisa mungkin menepis pikiran jeleknya itu.

Setelah itu ia mencuci wajahnya di wastafel dan melihat ke arah cermin, "Sial! Anda benar-benar brengsek Ryujin!" Kata Ryujin menunjuk dirinya sendiri di cermin.

𝙃𝙖𝙩𝙚 𝙤𝙧 𝙇𝙤𝙫𝙚 ? [ 𝘙𝘺𝘶𝘫𝘪𝘯 & 𝘓𝘪𝘢 ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang