▪︎ 14 ▪︎

3K 307 19
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Gadis itu perlahan membuka dan mengucak matanya. Rambutnya sangat berantakkan akibat baru saja terbangun dari tidur dan ia merasa janggal karena ada bau alkohol dimana-mana.

"Hmm?" Lia menengok ke kanan dan ke kiri. Ia kebingungan kenapa kamarnya bisa bau alkohol dan terdapat beberapa gelas minuman dan piring-piring kosong di mejanya. Tapi, bukan itu masalahnya. Dimana Ryujin? Batin Lia kebingungan. Kepalanya terasa sangat berat dan ia benar-benar sulit mengingat ada apa ini dan kemana perginya Ryujin. Lia memutuskan untuk beranjak dari kasurnya dan bertanya kepada bibinya.

"Bi! Bi!" Panggil Lia dari pintu kamarnya.

"Ada apa non Lia?" Kata bibinya yang segera datang ke beberapa detik kemudian.

"Bi! Kenapa kamar ku bau alkohol? Ada yang minum alkohol? Papa mama belum pulang kan?"

"Ah alkohol? Tidak ada yang minum, non. Dan bapak ibu memang belum pulang. Mungkin nanti sore baru pulang."

Lia mengernyitkan dahinya bingung. Ia mulai mencium kerah bajunya dan terkejut. Ia bahkan bau alkohol. Lia mulai berpikir sebentar dan membelalakan matanya.

"Bi, semalam bibi ambilin aku air putih kan?"

"Ah, iya non. Bibi ambil di botol itu yang diatas meja." Kata bibinya menunjuk botol minum berukuran besar.

"Yaampun bibi!!" Reflek Lia membentak bibinya.

"Ah kenapa non?" Wajah bibi Lia mulai panik dan kebingungan.

"Aku lupa bilang! Itu bir milik papa!" Lia tahu betul papanya memang punya kebiasaan yang cukup aneh. Menyimpan bir di dalam botol-botol minuman miliknya. Sialnya, Lia lupa memberitahu bibinya. Bibinya jelas tidak tahu dan tidak mengerti. Pasti bibinya mengira itu adalah air putih biasa karena sekedar melihat warnanya yang sama. Lia benar-benar ingin marah tetapi ia tidak tega. Ia juga merasa teledor karena lupa memberitahu bibinya.

"Maaf non maaf.. bibi gak tahu non, beneran." Bibinya beberapa kali memohon maaf bahkan bersujud di hadapan Lia.

Lia terkejut dan membantu bibinya untuk bangkit. "Iya iya bi bangunlah! Yasudah, Lia maafin bibi. Tapi, lain kali bibi ambil air di dispenser air aja ya. Jangan sentuh yang lain." Pinta Lia.

"Iya non, maafin bibi sekali lagi."

"Iya. Tapi, kemana Ryujin?"

"Ah tadi teman non kelihatan panik an pulang duluan katanya. Dia cuma titip salam aja ke non."

"Ah?" Lia kebingungan kenapa Ryujin tidak pamit padanya.

"Hm, oke bi."

Lia kembali berjalan menuju kamarnya dan membereskan beberapa sisa makanan dan minuman semalam. Lia mencium gelasnya dan benar ini memang bau alkohol. Tapi, hanya punya Lia yang masih tersisa. Gelas satunya sudah kosong tanpa sisa.

Lia lagi-lagi keheranan dan berusaha mengingat kejadian semalam. Kepalanya berputar-putar. Ia berusaha mengingat kejadian semalam dan ia sedikit mengingat sesuatu.

*FLASHBACK (LIA)*
- LIA'S POV -
Aku masih setengah sadar dan melihat Ryujin masih sibuk meneguk soju nya. Aku ingin memberitahunya, tetapi aku saja sudah mabuk seperti ini. Kepalaku berputar-putar dan tidak bisa fokus lagi terhadap apa yang ada di hadapanku. Aku melihat Ryujin masih asik menonton jadi kubiarkan saja. Tapi, beberapa detik kemudian aku merasa Ryujin seperti akan bangun dan pergi. Jelas aku sangat takut karena ini sudah malam dan lampu kamarku benar-benar gelap. Aku menggunakan sisa tenaga untuk menarik tangan Ryujin. Aku meminta dia tidak meninggalkanku karena aku takut sendirian. Aku tidak tahu apa lagi yang terjadi, yang jelas samar-samar kulihat wajahnya yang begitu dekat ke wajahku, dia juga bertanya beberapa pertanyaan aneh seperti pacaran dan hal lainnya. Dia terus berbicara dirinya kacau karenaku dan aku tidak mengerti apa maksudnya. Aku merasa ada di mimpi dan bagiku ini ada di antara nyata dan tidak nyata. Aku tidak bisa mendengar lagi Ryujin berbicara apa. Tapi, aku bisa merasakan wajahnya semakin mendekat ke arahku walaupun pandanganku agak buram. Aku ingin mendorongnya tapi kenapa aku tidak bisa melakukan apa-apa? Aku seperti tidak bisa mengendalikan diriku akibat mabuk. Selang beberapa detik, aku merasakan ada yang menyentuh bibirku, lembut dan hangat. Dia memelukku tapi aku tidak bisa melawan. Aku benar-benar tidak tahu sedang apa aku? Apa aku mimpi? Ryujin menciumku? Yang benar saja? Apa aku berhalusinasi? Tapi, ini benar-benar terasa nyata. Aku benar-benar gila dan merasa Ryujin semakin berani menjelajahi mulutku. Sialnya, aku merasa tidak bisa berbuat apa-apa karena aku seperti tidak bisa lagi mengendalikan diriku. Aku benar-benar terlelap dan tidak ingat apa-apa setelahnya. Aku tertidur.

Lia menjatuhkan gelas yang ia pegang. Beruntung ada karpet yang menyelamatkan gelas itu supaya tidak pecah. Lia memegang kepalanya dan terkejut dengan fakta apa yang ia ingat. "Tidak. Aku pasti salah. Aku pasti mimpi kan?" Lia terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Tidak terima dengan apa yang terjadi. Ia mengambil ponselnya dengan cepat dan mencari satu kontak "Ryujin".

Ryujin, kamu dimana?
10:30 pm

---

Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang tetapi Ryujin sama sekali tidak membalas pesan Lia, bahkan sekedar di baca pun tidak. Lia semakin gelisah dan bertanya-tanya. Ia tidak mau ingatannya tentang kejadian semalam adalah benar adanya. Ia berusaha meyakinkan dirinya kalau ia salah. Akhirnya Lia nekat mengambil jaketnya dan pergi keluar siang itu. Ia akan menghampiri rumah Ryujin. Ya, ia sudah tahu dimana rumah gadis itu. Ryujin pasti sendiri di rumah karena ibunya bekerja sampai malam, pikir Lia. Lia segera memanggil supir nya. Ya, keluarga Lia memang berkecukupan dan supir pribadi sudah pasti ia miliki. Lia meminta supirnya mengantarkan ia ke rumah Ryujin.

💘

Lia telah sampai di depan rumah yang tak begitu besar, namun juga tak begitu kecil.

"Pak, bapak tunggu saja dimobil ya." Pinta Lia.

"Baik, non."

Lia segera membuka pintu mobilnya dan berjalan ke arah rumah itu. Ia mengetuk pintu berwarna cokelat itu beberapa kali. Selang 2 menit, seorang gadis keluar dari sana. Gadis berambut pendek itu terkejut, ya siapa lagi kalau bukan Ryujin?

"Li..-lia?" Ryujin enggan menatap mata Lia.

"Boleh bicara di dalam?" Pinta Lia.

"Hmm, silahkan." Ryujin mempersilahkan Lia masuk.

Di ruang tamu, Lia segera memegang bahu Ryujin dan reflek membuat Ryujin terkejut.

"Ryujin, kamu kenapa pulang duluan? Apa yang terjadi semalam?" Tanya Lia serius sembari menatap mata Ryujin.

Ryujin terkejut bukan main. Ia sudah tahu apa tujuan Lia kemari, pasti untuk menanyakan hal ini. Ryujin meremas bajunya sendiri. Ia benar-benar tidak tahu harus menjawab apa.

"Jawab Ryu!" Lia mulai sedikit menaikkan nada bicaranya karena ia benar-benar gelisah. Ia tahu ini tidak sopan membentak seniornya sendiri. Tetapi, ia butuh kejelasan dari Ryujin.

"Itu.. maaf Lia.."

"Maaf? Jadi benar? Oke, aku langsung ke intinya.. kamu menciumku? Iya?"

Ryujin benar-benar bingung dan terdiam kaku di tempatnya. Mulutnya sulit untuk mengeluarkan sepatah kata pun.

"Ryujin.. kumohon jawab aku. Bila aku salah kamu tinggal bilang aku salah. Kita tetap berteman bukan setelah itu? Bilang saja kalau aku salah paham. Bilang saja aku gila karena mengatakan kamu menciumku! Karena itu pasti salah!" Lia sedikit melembutkan suaranya dan tertawa.

"Maaf Lia.. maaf.. aku bodoh.. sudah kubilang bukan? Aku ini orang jahat. Jangan dekat-dekat dengan orang sepertiku." Ryujin tersenyum paksa. Ia masih tidak mau nenatap mata Lia.

"Ryujin, jangan bercanda. Hey, bilang aku salah!" Lia masih tidak terima.

Ryujin terdiam tanpa jawaban. Ruangan itu mendadak hening.

Lia perlahan-lahan melepas bahu Ryujin. Ia terdiam beberapa detik. Jantungnya seperti berhenti berdetak. Sekarang jelas ia tahu bahwa ingatannya benar. Ia tidak bermimpi. Semua ini nyata. Benar-benar nyata. Ryujin menciumnya tadi malam.

"Kamu tahu, Ryujin? Aku benar-benar takut padamu sekarang hahaha.. Aku kira kita teman. Aku kecewa sekali padamu. Baiklah, terimakasih atas kejujuranmu." Lia tersenyum sinis dan mengambil tasnya segera pergi meninggalkan rumah Ryujin.

Ryujin terdiam di tempatnya. Ia meremas bajunya sendiri dan mengacak-acak rambutnya, terus merenungi betapa bodohnya dia.

TO BE CONTINUED...

(spesial up untuk habisin draft author! gimana chapter hari ini? siap-siap konflik JinLia nya dimulai dulu ya! 🤭 jangan lupa vote & komennya ya! ditunggu next chapter hari Jumat! Dan, mulai sekarang cerita ini akan up setiap hari Jumat *sore atau malam* ya! selamat hari selasa semuanya! 💙)

𝙃𝙖𝙩𝙚 𝙤𝙧 𝙇𝙤𝙫𝙚 ? [ 𝘙𝘺𝘶𝘫𝘪𝘯 & 𝘓𝘪𝘢 ] ✔Where stories live. Discover now