15. Menghindar

306 23 1
                                    


"Pagi~"

"Astaga". Kagetnya.

Seperti biasa, Mingyu akan berdiri di depan pintu Haeji untuk menyapanya di pagi hari, namun kali ini berbeda, Mingyu menyapa Haeji dari ambang pintu kamarnya.

"Ini udah jam 5 pagi lebih 30 menit, gak kaya biasanya kakak telat bangun". ucapnya dengan sebaruh badan mengintip ke dalam kamar Haeji.

"Semalam kakak habis chat an sama Jungie sampe malem, katanya temennya mau kerja part time di cafe tempat kerja kakak" ucapnya sambil merapikan tempat tidurnya.

Mingyu mendengus kesal, ia mendekat ke kasur kakaknya, menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang single hingga membuatnya sedikit berantakan.

"Jadi kakak tidur telat gara-gara semalem lagi chat an sama si tembok"

"Ya ampun Mingyu~ kakak baru saja merapikannya"

Haeji berusaha keras mencoba menarik tanganya agar bangun, tapi yang di tari semakin menyamankan posisinya.

Sampai-sampai Najin berteriak keras memanggil mereka berdua. Setelah tau kebenarannya, Mingyu jadi sering bagun pagi, membantu membawa piring dan memandangi kakaknya memasak, sering memperhatikan dan memperlakukan kakaknya seperti seorang putri.

Bahkan saat Haeji libur kerja ia akan menempel terus seperti koala padanya. Haeji tak mengganggap itu aneh, karena dia sudah mengganggap Mingyu sebagai adik kandungnya sendiri, malah perlakuannya itu membuat Haeji gemas karena Mingyu menempelinya seperti anak beruang yang minta diperhatiakn.

Meskipun Haeji tak mempermasalahkannya, berbeda dengan Najin, meskipun dia hanya diam saja saat mereka berdua bersama, namun di dalam hatinya merasa ada yang ganjal. Tatapan Mingyu berbeda saat menatap Haeji, kakaknya, tatapan itu seperti tatapan Najin saat melihat Namjoon sewaktu pertama kali mereka kenal dulu, tatapan seseorang yang sedang jatuh cinta.

Najin sudah berbicara tentang ini dengan suaminya, namun Namjoon hanya menanggapi itu dengan senyuman menenangkannya, "Mungkin Mingyu hanya merasa nyaman dengan Haeji"

"Dan aku takut rasa nyaman itu berubah menjadi rasa cinta". Najin memandang wajah suaminya khawatir.

"Jangan khawatir, kurasa Haeji tidak memandang Mingyu seperti itu, aku percaya Haeji bisa menyelesaikan masalahnya sendiri dengan baik, percaya padaku Najin"

Namjoon mengusap pipi Najin sayang, tak lupa senyuman manisnya selalu ia tampilkan.

Ya~ mari kita berharap begitu

Mingyu memiliki jadwal kelas pada pukul 9 pagi, kini dia mengantarkan kakaknya ke cafe naik mobil, akhirnya Mingyu punya kendaraan sendiri setelah lulus SMA. Ini masih jam 7 lebih 42 menit, tentunya belum ada karyawan yang datang karena masuknya jam 8 pagi.

"Makasih ya", ucapnya sambil melepas seatbelt.

"Kakak pulangnya sore kan?"

"Enggak, hari ini ultahnya bos, jadi kita semua pulangnya sampe malem"

"Sekitar jam berapa?"

"Hm gatau... nanti aku kabarin, btw nanti malem gak sibuk kan?"

"Eh...em... akan kuusahakan deh kak, soalnya temen-temen mau ngajakin kelompok"

"Kalau sibuk gausah aja deh, aku minta jemput ayah aja"

"Kan udah aku bilang akan kuusahakan kak Hae"

Mingyu menahan lengan Haeji yang ingin beranjak keluar dari mobil, dia menatap kakaknya dengan raut serius, di tatap begitu oleh adiknya membuatnya menjadi sedikit salah tingkah.

Maaf Aku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang