*02. Mainan 400 juta*

76.6K 2.2K 283
                                    

"Kamu baik. Orang baik biasanya ganteng. Orang ganteng, belum tentu baik. Eh, aku ngomong apa, sih. Intinya, dia bagai malaikat penyelamat dalam hidupku." -Ella Susanti

" -Ella Susanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••••••••

Ravel mengumpat puluhan kali. Ia kesal dengan dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia selupa itu? Ceroboh. Laki-laki itu meninggalkan kunci apartemennya di tempat Marcell.

"Fak!" Ravel menggeram. Ia berpikir sebentar, lebih baik putar balik arah ke apartemennya Marcell guna mengambil kunci apartemen itu atau ke rumahnya yang jaraknya lumayan jauh. Belum lagi nanti ia pasti disambut heboh oleh dua adik perempuannya yang barbar, mirip sang mama dan ceramah bijaksana sang papa nantinya tak mungkin luput di telinga Ravel. "Sialan!"

Padahal Ravel sangat ingin cepat rebahan di apartemen minimalist-nya, bersemedi guna melanjutkan skripsinya yang selama berbulan-bulan ini tidak selesai-selesai.

"Oke, fine. Hari terburuk gue!" akhirnya Ravel memustukan untuk putar balik arah, ke apartemennya Marcell. Ia malas pulang ke rumahnya. Itu tidak mungkin, meskipun cadangan kunci apartemennya ada di sana.

Sekitar dua puluh menit menempuh jarak, Ravel pun menginjakkan kakinya di apartemen Marcell. Keadannya sudah berantakan.

"Wow!" Ravel berseru sambil geleng-geleng kepala. "Kalian berpesta dengan sangat bahagia tanpa gue."

Dan nggak ada satu pun cecunguk yang nongol. Batin Ravel gregetan sendiri. Semua sibuk ada di dalam kamarnya Marcell. Entah apa yang mereka lalukan pada perempuan polos itu.

Ravel menelan ludah dengan susah payah. Seketika ia ingat pada dua adiknya yang barbar dan suka sekali berpikira kotor, tapi masih dalam batas wajar. Ravel ngeri sendiri.

Alasan kenapa ia bisa dikatakan 'lebih baik' dari ketiga temannya itu karena Ravel selalu mengingat dirinya punya dua adik yang harus dijaganya. Laki-laki itu takut akan karma.

Mamanya pernah berkata, "Kamu ngelakuin kejahatan saat ini dan tersenyum puas, suatu saat nanti pasti kamu bakal nangis-nangis dan nyesel. Tanya Papa kamu tuh yang udah kenyang sama yang namanya karma."

Dan jawaban Ravel terlalu singkat. "Hm."

Yap, hanya 'hm' saja.

"Pokoknya kamu bikin cewek nangis selain dua Adek kamu ini, siap-siap aja Mama coret dari KK."

Itulah sebabnya Ravel menghindari hubungan jangka panjang dengan perempuan lain. Bahkan, ia jarang melakukan one night stand. Ravel sebenernya tipe pacar idaman. Hanya saja ia terlalu kaku dan egois. Serta... sedikit bodoh dalam hal percintaan.

Nggak! Nggak! Lo nggak usah ikut campur. Batin Ravel mulai bermonolog sendiri.

"Engh... argh...." suara desahan dari dalam kamar itu otomatis membuat bulu kuduk Ravel berdiri semuanya.

Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang