Chapter 1: Broke

3.3K 376 39
                                    

Tandai jika kalian menemukan Typo.

Tandai jika kalian menemukan Typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Sakura]

Aku tau ini salah..

Tapi masih tetap aku lakukan.

Keegoisan yang selalu menguasai hatiku membuatnya tidak mau mengalah dengan kenyataan.

Aku menentang takdir. Mungkin.

Hanya demi sebuah rasa ingin memiliki.
Aku harus merelakan mahkotaku yang sempurna.
Aku memberinya kepada lelaki yang begitu aku cintai. Lelaki yang selalu mengacau pikiran maupun hatiku.

Terlalu naif, Berpikir bahwa setelah ini lelaki itu akan menjadi milikku selamanya.
Namun semua hanya khayalan semata, setelah lebih dari 2 minggu malam itu berakhir..

Aku dibuang.

Dicampakan dengan tidak manusiawi.

Dan ditelantarkan begitu saja ditengah malam yang sunyi.

"Kau aib bagi keluarga" begitu kata ayahku.

Aku bisa apa?

Aku hanyalah seorang gadis remaja yang akan menginjak usia 16. Belum bisa membalas ataupun Membela diri sendiri. Yang bisa aku lakukan hanyalah memeluk perut rataku dengan perasaan hancur luar biasa.

Kembali netra ku melihat ibu yang tengah menangis dipelukan kakak perempuan ku.
Mereka menatapku benci sekaligus iba.

Saat itu aku tau bahwa aku bukan lagi bagian dari keluarga. Ayah begitu mencintai kakak, begitupun ibu. dan aku hanyalah sebuah batu penghalang bagi keluarga.

Dengan tidak tau dirinya aku tidur dengan tunangan kakakku sendiri. Itu adalah sebuah kegilaan yang mungkin akan selalu aku ingat seumur hidupku.

Aku masih memegang pipi ku yang entah sudah keberapa kalinya ditampar oleh ayah, ibu dan kakak ku.

Ayah terus menendangku dengan umpatan kasarnya.. Didepan semua teman dan seorang lelaki yang aku cintai.

16 tahun aku hidup. Tidak pernah sedikitpun Ayah memberikan perhatian lebihnya padaku. Yang ia bisa hanya mengumpat dan berbuat kasar.

Aku terduduk dilantai, bajuku kotor sekali. Persis seperti gembel. Tidak ada yang mau menolong diriku yang hampir sekarat ini.

Dipesta ulang tahun kakakku, Ayah berteriak dengan lantang "Jangan pernah kau menginjakan kakimu dirumah ini. Aku akan memutus hubungan denganmu"

Kembali satu tendangan kasar aku terima.
Rambut merah muda sebahuku tidak bisa menutupi dengan baik wajah bak monsterku.

Dengan tubuh bergetar aku bangun, tangan kiriku senantiasa memeluk perut yang amat sangat aku jaga.

Aku berjalan tertatih menghadap ibuku, bersujud disitu memohon ampun. Walaupun tendangan yang aku terima tapi rasanya itu tidak cukup akan rasa malu yang ditanggung keluargaku.

MOMMY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang