Warm: 03

2.7K 478 10
                                    

Raven berjalan di sisi lapangan sembari menatap teamnya yang tengah latihan futsal. Tubuhnya sedikit menyenggol bahu seseorang yang selama ini ia hindari, Ardeen. Raven hanya mendelik lalu berjalan pergi begitu juga dengan Ardeen.

"Raven!" Raven tersenyum menatap kekasihnya yang tengah tersenyum sembari berlari pelan ke arahnya, sesekali ia menoleh menatap Ardeen.

Ardeen membalikan badannya menatap Ele nanar. Raven mulai merangkul Ele gemas, "Kita pulang?"

Ele hanya tersenyum lebar lalu mengangguk, "tapi mampir ke tempat makan ya?" Raven mengangguk lalu menggandeng lengan gadis tersebut erat.

Ardeen menatap kepergian keduanya lalu berjalan pergi menuju ruang musik.

— W a r m —

Ardeen memasuki ruang musik lalu terduduk di pojok ruangan, bagaimana pun Ardeen hanya anggota klub musik yang tidak dikenali banyak orang. Berbeda dengan Michael sang vokalis yang menjadi incaran para siswa.

"Semuanya udah hadir kan?" Tanya Kevin sang ketua klub.

"Kita persiapan mulai, tapi ada satu orang yang mau daftar ke klub ini, namanya Ardine. Dia lagi nunggu di luar, kita wawancara dia sekarang"

Ardeen mendecih lalu menatap seorang gadis dengan tubuh mungil yang memasuki ruang musik dengan senyuman manisnya. Gadis itu tersenyum menatap Ardeen, sementara Ardeen tersenyum remeh sembari menaikan alisnya.

Gadis itu mulai terduduk di sebuah kursi yang berada di hadapan para anggota Band Starkho, sementara di belakangnya terdapat para anggota-anggota klub musik.

"Perkenalan diri" Ucap Kevin sembari tersenyum ramah ke arah calon anggota baru klub musik.

"Ardine Aurora, siswa baru pindahan jepang" ucap si gadis sembari terus tersenyum.

Michael tersenyum tipis, "imut." Ardeen yang mendengar ucapan teman sekelasnya itupun hanya terkekeh pelan lalu memalingkan pandangannya,

"Alat musik yang biasa dimainin?"

"Gak ada, Ara cuman bisa nyanyi doang" ucap Ardine sembari mempoutkan bibirnya.

"Terus masuk klub musik buat apa?"

"Buat belajar musik, sama kak Ardeen" ucapnya sembari terkekeh imut. Semua anggota menoleh menatap seseorang yang gadis itu maksud, sementara Ardeen menunjuk dirinya sendiri bingung.

Kevin terkekeh canggung sembari menoleh ke arah anggota band nya, "Gimana?"

"Gak! Dia masuk kesini cuman gara-gara gue? Gak masuk akal" ucap Ardeen ketus.

Ardine menatap Ardeen tajam, "tapi kan Ara mau belajar musik juga! Kita bisa karena terbiasa, makanya kak Ardeen harus ajarin Ara main musik biar Ara jadi bisa"

"Gue sih terima-terima aja, gue setuju sama ucapan dia. Adanya klub ini kan untuk ngajarin orang kenal musik" ucap Michael.

Bastian ikut mengangguk mengiyakan, "Gue juga setuju"

Ardeen menarik pundak Bastian kasar, "what?! Lo gila?"

Sementara temannya tersebut hanya terkekeh, "kali-kali Deen, siapa tau ini kesempatan buat lo lupain Ele"

Kevin mengangguk, "oke, Ara(?) kamu bisa dateng ke klub musik kapan aja untuk latihan, tapi latihan wajib ada di hari kamis dan sabtu"

Ardine mengangguk mengerti, ia bangkit lalu terduduk di tempat para anggota lainnya.

"Kalian bisa belajar sama masing-masing pembimbing, silahkan kembali ke kelompoknya"

Ardine menoleh ke kanan dan ke kiri, sebagian besar anggota berlarian ke arah Michael. Sementara sisanya ke arah Kevin maupun Bastian. Ia menatap ke ujung ruangan, terdapat Ardine yang tengah bergelut dengan gitarnya.

Gadis itu mulai bangkit lalu menghampiri pria yang tengah terduduk sendirian. Ardeen yang tengah bermain gitar pun mendongakan kepalanya, "Lo ngapain?"

"Mau jadi anak didik, kak Ardeen" ucap Ardine sembari mengedip-ngedipkan matanya.

"Gak, alesan lo suka gak masuk akal."

"Ikh! Ara mau belajar gitar!" Rengek gadis tersebut sembari menggenggam lengan sang pria membuatnya menghentikan permainan gitarnya. Ardeen mulai mendongak lalu menatap gadis tersebut kesal.

"Lo bisa belajar sama Kevin atau Michael, mereka bisa main gitar!" Ucap Ardeen sembari menunjuk kedua temannya.

Ardine menggelengkan kepalanya, "penuh kak! Ara lebih suka tempat yang kosong kaya gini, lagian gak ada yang mau belajar sama Kak Ardeen juga kan"

Ardeen mendecih, "yaudah sini! Ngeribetin hidup gue mulu lo!" Ardine tersenyum menang lalu terduduk di samping Ardeen.

"Gimana caranya kak?!" Tanya gadis tersebut sembari mengerutkan keningnya tak mengerti.

Ardeen mendengus kesal, "ini jarinya disini, yang ininya disini, yang itu udah bener" Ardeen mulai memasang wajah kecewa.

"Kurang kenceng!"

Ardine memperkuat tenanganya, "akh! Ara gak bisa kak. Tangan Ara kecil kaya gini"

"Udah sana lo sama Michael aja, dia lebih sabar dari gue!" Ucap Ardeen

Ardine masih terduduk di tempatnya, "Ajarin Ara sampe bisa. Kalau bisa, kak Ardeen ajarin Ara tiap hari"

"Idih, apaan sih?!"

"Mau dong kak, nanti Ara traktir apapun yang Kak Ardeen mau asalkan kakak ajarin Ara" ucap Ardine merengek.

Ardeen yang semulanya membuang muka langsung tersenyum menatap Ardine, "oke, deal!"

"Dan kalau lo bisa main gitar atau alat musik lain, Gue turutin semua kemauan lo"

Ardine bertepuk tangan, "Nanti Ara nyuruh kakak jadi pacar Ara"

"Syukurlah, gue yakin lo gabakal bisa sampe umur lo kepala 5" ucap Ardeen sembari terkekeh pelan dan langsung mendapat tatapan tajam dari sang gadis.

"Aduh, cie cie... pacaran mulu nih akang kendang" ucap Bastian

"You know bacot? Yes, you are so bacot" ucap Ardeen yang langsung mendapat kekehan dari Bastian serta Ardine.

"Titipan lo gak nyampe ke Ele, langsung dibuang sama Raven" ucap Bastian

Ardeen menundukan kepalanya, sementara Ardine langsung menatap Ardeen dan Bastian heran.

"Gue tadi ketemu sama Ele"

"Lo ngomong sama dia?" Tanya Bastian

Pria itu menggeleng pelan, "ada Raven. Gue gak bisa ngomong sama Ele sepatah kata pun kalau Raven ada di sekitar Ele, kecuali gue singkirin dia"

Ardine membulatkan matanya terkejut, Ardeen yang menatap hal tersebut langsung menatap gadis di hadapannya heran, "Lo ada masalah?"

"E-enggak"

Bastian menepuk pundak Ardeen, "mereka tuh nempel banget kek perangko, mendingan lo move on sama si imut" Bastian menoleh ke arah Ardine yang langsung tersenyum.

"Dih, jijik. Udah sana lo! Ganggu banget!" Ucap Ardeen sembari menendang pantat milik Bastian.

Ardine terkekeh, "kak..."

"Hm?"

"Kak Ardeen, gamau waktu kita berduaan diganggu sama Kak Bastian?" Tanya Ardine sembari tersipu malu.

Ardeen kembali mendengus kesal, "gimana lo, Ara! Gue kesel ngomong sama lo!"

— To Be Continued —

— To Be Continued —

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
WARM [NamHyeok]Where stories live. Discover now