Nindi

67 49 24
                                    

Ubay POV.

Inilah kali pertama aku memijakkan kaki di kampus ini, mahasiswanya cukup banyak, aku segera mengenakan perlengkapan yang akan di kenakan saat ospek nanti, saat aku berjalan, ada seorang anak cupu sedang di Buly sama tiga orang mahasiswa senior, karena merasa iba, aku hampiri anak cupu tersebut.

"Bang, bukannya udah senior ya! " dengusku.

"Kamu siapa? Jangan ikut campur lah, anak baru juga!" jawabnya.

Karena tak ingin ada masalah, aku bawa anak cupu tadi jauh dari ketiga orang itu.

"Lebih baik kita pergi! Gak penting ngelayanin orang gak jelas kayak mereka!" ucapku seraya menarik korban buly tadi.

"Dasar kamu berdua cupu, udah banyak bacot, langsung pergi!" ucap salah satu dari mereka.

Karena penasaran, anak cupu tadi melirik ke belakang dan aku menegurnya, "kamu gak perlu melirik mereka lagi! Biar dia berkoar-koar, asal jangan kita aja!"

"Makasih ya, sebelumnya, eh iya kenalin namaku Rasya, kalo nama kamu siapa?" tanya Rasya anak cupu tadi.

"Namaku Ubay Fadhilah, kamu panggil aja Ubay. Emang kamu kenal orang-orang tadi?" tanyaku.

"Enggak, aku juga, kan anak baru sama kayak kamu!" jawab Rasya.

Tiba saatnya masa orientasi mahasiswa baru akan di mulai, kami semua di beri materi-materi oleh senior kami, saat kami sedang memperhatikan materi dari salah satu senior, tiba-tiba ada seseorang mahasiswi baru yang terlambat.

"Assalamualaikum, Kak, nama saya Firda, maaf saya telat!" ucap gadis itu.

"Kamu gak punya jam di rumah? Lihat ini sudah pukul berapa?" Bentak Wina, salah satu senior kami.

"Firda? bukannya dia, gadis yang tadi di angkot itu ya?!" cetusku.

"Ubay, kamu kenal dia?" tanya Rasya.

"Enggak sih, cuman kebetulan aja tadi aku ketemu dia di Angkot!" jawabku.

"Ouh, kirain kamu kenal sama dia, tapi lumayan loh kalo kenal sama Firda, dia itu cantik!" ujar Rasya.

"Soal cewek aja kamu bisa ngerti banget, soal bela diri, Susah!" jawabku.

Saat istirahat aku ke kantin bareng Rasya, di sana aku bertemu kembali dengan Firda, dia sedang duduk, berkumpul bersama teman-temannya yang lain.

Aku menghampirinya untuk mengembalikan sapu tangan miliknya.

"Assalamualaikum, boleh gabung gak?" tanyaku.

"Waalaikum salam," jawab semuanya.

"Nama kamu siapa?" tanya salah satu dari mereka.

Tanpa aku hiraukan, aku mengulurkan tangan ke hadapan Firda.

"Kenalin, namaku Ubay Fadhilah, kamu Firda, kan?" sambungku.

Firda menolak jabatan tangan dariku, "maaf, iya nama saya Firda."

"Udah kalo Firda gak mau, kenalin namaku Ismi," ucap salah satu teman Firda seraya menarik tanganku.

"Namaku Qori, ada perlu apa kalian berdua kesini?" tanya salah satu dari mereka.

"Pasti mau ketemu aku, kan?! Aku tahu kok aku itu imut, manis, can-" cetus Ismi.

"Aku ada perlu sama Firda!" potongku.

"Firda, apa kamu kenal dia?" bisik Qori pada Firda.

"Enggak! Maaf, apa sebelumnya kita pernah kenal?" tanya Firda.

ISTIQLAL [istiqomah sampai halal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang