3. ingatan yang pahit

178 31 22
                                    


Clarissa yang mengunci pintu kamar tidurnya mulai meneteskan air matanya sederas mungkin
Tak kala dirinya mengingat ucapan sang ibu mertuanya

# Flash back

" Clarissa " ucap ibunya Elvan yang menghampiri Clarissa yang sedang mengetik beberapa kalimat penting dalam laptopnya

" Iya mah " ucap lembut Clarissa mengehentikan kegiatannya, beralih melihat ke arah ibu mertuanya

" Saya gak tahu harus ngomong apa ke kamu " ucap ibu mertuanya lalu mengambil alih duduk di atas king size milik Clarissa dan Elvan

" Maksud mamah ? " Tanyanya bingung dengan wajah serius

" Kamu sama Elvan sudah menikah selama 2 tahun, tapi tetap saja kalian belum bisa memberikan cucu buat mamah " ucap ibu mertuanya terus terang

Clarissa yang mendengar ucapan itu, wajahnya berubah menjadi murung

" Maaf mah, bukannya aku dan Elvan tidak memikirkan hal itu, kita berdua juga ingin sekali mempunyai anak, tapi mah... Keadaan kita berdua ini belum bisa mengabulkan keinginan mamah, karena kita masih sibuk bekerja dan takutnya nanti malah anak kita kekurangan perhatian dari kita berdua " ucap Clarissa menjelaskan alasan mengapa dirinya dan Elvan belum juga mempunyai anak

Ibunya Elvan yang sebelumnya duduk di atas king size kini mulai berdiri dan menatap Clarissa secara serius

" Jika sampai saat kamu belum bisa memberikan anak untuk Elvan dan sekaligus cucu untuk saya, maka siap siap saya akan menikahkan Elvan dengan wanita lain " ucapnya pelan namun menyakitkan

" Mah..._, "

" Hanya itu yang saya ingin katakan, terlebih lagi kita perlu pewaris untuk mewariskan semua harta kekayaan ini, jadi kelahiran seorang putra itu sangat diperlukan " ucapnya tanpa memiliki perasaan sedikit pun, lalu beralih pergi dari hadapan Clarissa

Tidak ada yang bisa dirinya lakukan saat itu, Clarissa hanya bisa menangis meratapi ucapan ibu mertuanya tadi yang tega akan menikahkan suaminya dengan wanita lain, hanya karena dirinya belum bisa memberikan keturunan untuk Elvan terlebih lagi dirinya harus melahirkan seorang bayi laki-laki jika dirinya ingin Elvan tidak menikah lagi

Walaupun dirinya tahu bahwa Elvan tidak akan mungkin mau menikah lagi apapun alasannya, tapi tetap saja Clarissa paham betul sifat ibu mertuanya yang akan melakukan segala cara untuk memenuhi keinginannya

                                *******

Clarissa yang mengingat ucapan ibu mertuanya setahun yang lalu, langsung menyadari bahwa alasan mengapa ibu mertuanya membawa wanita lain yang katanya adalah anak temannya, semua ini pasti ada kaitannya dengan ucapan ibu mertuanya setahun yang lalu

Clarissa yang menyadari itu langsung mengusap air matanya secara kasar dan segera bergegas menemui ibu mertuanya

" Tok.... tok...tok.... " Clarissa mengetuk pintu kamar ibu mertuanya

" Ya masuk " suara yang selalu membuatnya merasakan sakit menyuruh dirinya untuk masuk

Saat Clarissa masuk ia melihat seorang wanita paruh baya sedang membereskan sesuatu di lemari pakaian

" Mah, sekarang aku tahu alasan mamah bawa Adara untuk tinggal disini " ucapan Clarissa mampu membuat ibu mertuanya menghentikan kegiatannya dan beralih menatap nya sedetik kemudian tersenyum licik

" Ternyata kamu ini pintar ya, ya jika kamu sudah tau maksud saya, seharusnya kamu tau apa yang harus kamu lakukan, sebelum semua terlambat " ucapnya menatap intens Clarissa dengan tatapan jahat

" Ok, aku akan segera mungkin memberikan mamah cucu jika itu yang mamah inginkan " ucap Clarissa tegas dengan penuh emosi di dalam hatinya

" Bagus, tapi saya hanya ingin cucu laki-laki jika kamu tidak bisa melakukan itu tetap saja saya akan menikahkan Elvan dan Adara secepat mungkin " ucapnya sinis lalu kembali meletakkan pakaiannya di lemari miliknya

Adara sudah tidak sanggup lagi membendung air matanya yang akhirnya turun secara perlahan tanpa ia sadari
Ibu mertuanya yang melihat itu langsung melontarkan beberapa kata yang semakin membuatnya sakit

" Menangis tidak akan memperbaiki masalah ingat itu, sekarang juga saya minta kamu untuk keluar dari kamar saya " perintahnya pada Clarissa

Clarissa yang menyadari itu langsung bergegas keluar sambil mengusap kasa air matanya

                                  ******

Sejak tadi Clarissa hanya diam, tidak seperti biasanya yang selalu melontarkan senyuman hangat walaupun dalam keadaan yang tidak baik, mungkin kata kata ibu mertuanya tadi telah melampaui batas kesabaran nya yang

Elvan yang menyadari hal itu, menghentikan kegiatan mengetik di laptop miliknya dan beralih ikut tidur di samping Clarissa yang hanya diam tanpa berkedip seperti sedang melamun

" Kamu kenapa ? " Tanya Elvan sambil memegang bahu Clarissa sehingga membuat Clarissa tersadar dari lamunannya

" Emmm, aku gak papa kok " ucap Clarissa sambil mengusap kasar air matanya yang sering jatuh tanpa ia sadari

" Kamu nangis? " Kini Elvan menatap mata Clarissa yang sembab karena seharian menangis

" Enggak aku gak nangis, ini tadi aku kelilipan " ucap Clarissa berbohong

" Kami udah selesai kerjanya ? Emmm, kalo gitu aku tidur duluan ya " ucap Clarissa mengalihkan pembicaraan dengan berpura pura mengantuk dan ingin tidur

Elvan yang merasa aneh dengan sikap Clarissa saat ini, hanya menatap Clarissa curiga tapi tetap saja Clarissa mampu berakting berpura pura tertidur pulas hingga membuat Elvan tidak bisa berkata apa apa lagi

Elvan hanya mengikuti untuk tidur dan memeluk Clarissa dalam pelukan hangatnya dan mereka tertidur pulas di atas king size

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

# author

Hai penasaran yang sama kelanjutannya

Next 👉 episode

Vote ✔️
Coment✔️
Follow ✔️

Unfollow ❎
Folback ✔️
Feedback ✔️

 TAKDIR ( Cinta Yang Tak Pernah Berakhir )Where stories live. Discover now