| 22 |

1.8K 247 101
                                    

"Jisung hiks.. Bangun!!"





Kelopak mata Chenle sembab dengan banyaknya air yang menghiasi kedua pipi mulusnya, tangannya tak berhenti-berhentinya menggoyang tubuh Jisung yang sudah tergeletak, mulut kecilnya masih berteriak memanggil namanya tanpa henti.

"A-ah, Yin?! kau dimana?!" teriak Chenle memanggilnya.

"Maaf, tadi aku sedang menjaga bus ini.." ujarnya tiba-tiba datang.

"Tolong Jisung hiks, cepat!" perintah Chenle.

Yin mengernyitkan dahinya, tangan dinginnya bersentuhan pada pipi Jisung yang berhias darah dan luka, lalu dengan cepat menampar pipi Jisung, membuat Chenle sedikit terbawa emosinya.

"A—apa yang kau lakukan?!" tanya Chenle.

"Aku hanya memastikan saja.. sepertinya aku bisa masuk ke dalam tubuhnya" ujar Yin menoleh.

"Ka—kau hantu?"

"Aku memang hantu"

Chenle terdiam dengan beberapa kejenuhan di benaknya, pikiran negatif nya mulai muncul semenjak Jisung sudah tergeletak lemah tanpa aba-aba.

Matanya berbinar kala melihat Jisung perlahan membuka matanya serta jemari yang bergerak mengiringinya.

"Jisung!"

"Aku Yin, pabo!" ujarnya dengan suara Jisung.

"A..ah, begitu ya" ujarnya kecewa.

"Kajja!!" Yin menarik tangan Chenle keluar dari bus.

Kedua bola mata Chenle membulat saat merasa guncangan hebat pada bus ini, tangannya tergerak meraih tubuh Yin yang dingin itu dengan sekuat tenaga.



BRUK!!!



Bus itu jatuh di jurang yang lumayan curam, untung saja Chenle tak terbawa ke bawah karena Yin sudah menggenggam tangannya walau memang sedingin batu es.

Langkah Chenle kembali bergegas dengan tubuh Jisung yang dikendalikan Yin berada di sampingnya, terlihat Yin sedikit kesusahan menggerakkan tubuh Jisung karena tubuh Jisung kini memang sudah lemas, benar-benar lemas.

"Hahh!!" ujar Yin keluar dari tubuh Jisung, otomatis tubuh Jisung kembali ambruk di tanah tanpa harus di perintah.

"Yin, cepatlah kumohon, aku takut terjadi sesuatu pada Jisung.." ujar Chenle berjongkok merengkuh tubuh Jisung.

Sebelum merespon, Yin langsung meregangkan semua otot-ototnya yang bahkan sudah rapuh, dengan tangan yang berkacak pinggang menatap Chenle penuh kesakitan.

"Sangat mustahil untuk mengendalikan tubuhnya, tubuhku sakit semua, chenle-ya.." protesnya.

Kedua belah manik Chenle kembali berair, menatap wajah Jisung yang sudah lebam parah, dengan beberapa luka dan darah yang menghiasi sudut bibirnya.

Kepalanya tertunduk bersamaan dengan setetes air yang jatuh, mengingat bagaimana kejadian lalu yang di alami Jisung, koma hingga 2 tahun lamanya. Ia takut, benar-benar takut, jikalau suatu saat nanti, Jisung akan meninggalkannya.

Ia mendongak kala merasakan sentuhan kecil pada bahu sempitnya, menatap Yin yang tersenyum dengan penuh sendu. Tangannya bergerak memapah tubuh Jisung walau berat, sangat.

"Chenle-ya!! ppali!" ujar Yin yang masih memapah  Jisung di tepi jalan.

Yang di panggil kini sedang berada di tengah jalan, mengambil sepatunya yang sempat terlepas saat menapak pada jalanan beraspal yang sepi.

MMIAG┃Chenji [✔]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora