tujuh ; malu malu kucing

1.4K 209 8
                                    

CHAPTER 7 : Malu malu kucing

Sion terkekeh, menatap Agatha yang diam tanpa suara sambil memilin ujung kemeja putihnya. Agatha memang selalu begini. Tsundere. Kalo baru ketemu sekali, dia bakal jadi kucing yang malu malu dan gak berani buka mulut kalo gak diajak bicara. Beda kalo udah sering ketemu.

Tapi kasusnya kali ini, Sion belum bertemu cewek rambut pendek ini setelah dua tahun. Boston, tempatnya bernaung selama dua tahun dan dipisahkan dengan adik kecilnya yang dulu masih SMP ketika Sion berangkat kuliah.

"Dek"panggil Sion pelan, dengan kekehan tertahan melihat adiknya yang tampak enggan berkontak mata dengannya.

"Hm?"balas Agatha masih memilin ujung kemeja, berusaha menyibukkan diri.

Sion akhirnya terkekeh kemudian berpindah sofa, duduk bersebelahan dengan Agatha. Senyum kecil muncul diwajahnya, kemudian sedikit menunduk penasaran melihat wajah Agatha.

"Kalo orang ngomong tuh dilihat, dek"

Agatha hanya mengangguk membalas. Tapi walau gitu, Agatha masih juga menghindari ujung mata kakak laki lakinya itu.

Tiba tiba saja telapak tangan hangat mendarat di pipi Agatha, bergerak menghadapkan wajahnya kearah Sion.

Sion yang awalnya ingin terkikik malah tersenyum lebar menatap wajah adiknya.

Mata keduanya bertemu.

Dan Sion menangkap wajah putih Agatha dengan mata yang berkaca kaca. Tak banyak yang berubah, Agatha masih sama. Cengeng.

"Apaan deh abangnya pulang malah nangis, adek siapa sih" ejeknya sambil menyentil ujung dahi Agatha.

Membuat gadis itu meringis, lalu kembali memanyunkan bibir menatap Sion.

Sion terkekeh pelan, tangannya bergerak menarik badan Agatha masuk dalam rengkuhannya. Disaat yang sama tangisan adiknya itu pecah.

Sesegukan, tangisan, bahkan suara Agatha menarik ingus pun terdengar. Agatha masih sama, terlalu manja kepada Sion, abang kesayangannya.

Agatha memukul dada Sion pelan, menyiratkan rasa kesalnya. "Abang jahat. Jahat banget"

Sion terkikik lagi, kemudian mengeratkan rengkuhannya. "Abang kan kuliah, adek"

Agatha merengut, "Ya tetep aja! Jahat banget ninggalin aku!"

"Ya masa abang bawa kamu kesana? Kamu kan sekolah disini"

"Abang ninggalin aku sendirian tau, mamah sama papah mana ingat rumah lagi" dengusnya sebal.

"Hush, apaan ngomong gitu" tegur Sion menyubit pelan pipi Agatha.

Agatha melonggarkan tangannya. Menatap penuh amarah pada Sion, yang justru terlihat gemes dimata Sion.

Nyatanya, didepan Sion, Agatha tidak pernah beranjak dewasa.

Tapi justru itu, yang membuat Agatha menjadi sosok adik kesayangan Sion.

Cowok itu tersenyum, kemudian menarik kepala Agatha dan merengkuhnya lagi, kangen. Tapi tak lama tangan kecil adiknya itu menerobos keluar.

"Udah ah, peluk mulu, sesek nih"

***

Matahari sudah mulai tenggelam dibawa awan, cahaya berwarna merah kekuningan mulai muncul. Sebutan singkatnya, sunset.

Sion membuka kulkas dua pintu didepannya, mencari apapun yang bisa dimakan. Tapi yang ditemukannya hanya bahan mentah yang membuatnya mendengus malas.

ANTAGONIST [REMAKE] SOONWhere stories live. Discover now