2. First Slave

11.9K 847 49
                                    

Sebuah suara terdengar dari atas. Gekko mengalihkan pandangannya ke langit dan ia menjumpai seekor burung ... atau mungkin manusia, ah entahlah. Setahu Gekko, yang dilihatnya adalah seekor burung seukuran manusia, dengan pinggang ke atas adalah tubuh manusia tapi pinggang ke bawah adalah burung. Sedangkan kedua tangannya digantikan oleh dua buah sayap yang digunakan untuk terbang. Makhluk separuh manusia separuh burung itu bersuara sangat keras.

Makhluk itu melihat ke bawah, tepat di mana Gekko berdiri. Tapi ia menelengkan kepalanya, sedikit bingung, karena tadi ia seperti melihat manusia tapi saat diperhatikan ternyata tidak ada. Makhluk itu pun kembali terbang lebih tinggi mengarah ke utara.

"Ada apa, Gekko?" Alice bertanya dengan berbisik karena Gekko tiba-tiba ada di dalam pondok sambil menyuruh semua orang diam dengan isyarat tangannya.

"Mungkin sebaiknya kalian tidak keluyuran di luar dulu. Banyak makhluk tidak jelas yang sepertinya bisa membahayakan kalian," ujar Gekko tenang setelah memastikan bahwa siluman burung yang dilihatnya tadi sudah pergi jauh.

"Makhluk tidak jelas?" Gin yang sekarang sudah tampak bugar bertanya penasaran.

Gekko tidak menjawab. Ia melihat satu demi satu teman-temannya, kemudian menghela napas panjang. Ah, sepertinya akan cukup merepotkan melindungi teman-teman polosnya di tempat seperti ini, kan? Gekko?

.

The Hidden Assassin

Remake 2015

.

Ini hari ke dua sejak Rozen meninggalkan pondok dan dia belum juga kembali padahal dia sudah berjanji. Gekko maupun Alice memang tidak mempermasalahkannya, tapi Gin yang sedikit tempramen jadi mengutuki pangeran tukang ingkar janji itu.

"Dia benar-benar tidak punya perasaan, meninggalkan kita di sini tanpa sedikitpun bahan makanan. Dia pikir kita bisa kenyang hanya dengan menghirup oxygen?" Begitulah umpatan pertama Gin untuk hari ini. Ia sedang berusaha menombak ikan di sungai bersama Gekko. Sedangkan Lizzy dan Alice berada di pondok untuk berjaga. Gekko melarang mereka keluar karena banyak makhluk aneh di hutan.

"Dia sudah cukup baik mau memberikan tempat tinggal untuk kita. Jangan manja seperti hewan peliharaan yang semua kebutuhannya harus disediakan. Kau ini manusia, kalau mau makan carilah sendiri makananmu." Gekko berceramah panjang lebar. Telinganya panas mendengar keluhan Gin yang tak habis-habis dari kemarin. Dia sendiri sekarang sedang duduk di tepi sungai setelah mendapat beberapa ikan. Membiarkan Gin bermain lebih lama di sungai.

"Kau ini jadi banyak bicara daripada biasanya ya, Cih!" Gin mendecih. Ia akhirnya menepi sambil membawa ikan tangkapannya untuk dikumpulkan bersama ikan hasil tangkapan Gekko. Dengan helaan napas cukup panjang, ia duduk di samping Gekko untuk melepas lelah. "Benar-benar tidak menyangka kalau kita harus terjebak di tempat seperti ini. Tanpa uang, tanpa pakaian ganti, bekal makanan, ponsel dan bahkan tanpa pamitan ke orang rumah. Lagi pula ...." Gin menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk melihat keadaan sekitar. "Tempat ini sungguh aneh. Ada banyak makhluk tak lazim yang berkeliaran. Ini seperti ... aku masuk ke dalam dunia cerita dongeng anak-anak," lanjutnya lirih.

"Hn."

"Hei, Gekko?"

"Hn?"

Gin mengalihkan pandangannya kepada Gekko. Sedangkan Gekko sendiri masih betah menatap sungai. "Aku ingin menanyakan sesuatu padamu."

Gekko diam, meskipun sebenarnya dia mendengarkan.

"Sebelum kita tiba-tiba terdampar di sini, aku masih ingat kalau kau yang mengalahkan monster waktu itu." Gin diam sejenak, menunggu respon dari Gekko.

The Hidden Assassin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang