Ambivalence

2.5K 281 20
                                    

      Reza terbangun dari tidurnya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reza terbangun dari tidurnya lagi. Mimpi yang sama setiap harinya. Lelaki itu mengacak rambut pelan. Ia melirik ke arah jam di kamarnya.

"Baru jam 02:00.." Lirihnya pelan.

Reza menyingkirkan segala pikiran negatif yang berputar di otaknya. Ia beranjak dari tempat tidurnya, dan menatap ke arah kaca. Bukannya sombong, tapi Reza memang sadar kalau dirinya memiliki paras diatas rata rata. Ia tersenyum, dan berpose di depan kaca.

"Gue emang ganteng. ",

Wajah Reza memang lebih dominan dengan wajah ibunya daripada ayahnya. Itulah mengapa orang terkadang berkata bahwa wajahnya cantik. Ah, ia jadi rindu rumahnya. Ia rindu ibunya. Sangat rindu.

Reza menggeleng pelan. Lelaki itu menarik nafas untuk beberapa menit. Kemudian ia berjalan meraih kenop pintunya,

Ceklek

Tidak ada siapapun. Sepi, seperti biasa.

Lelaki itu meraih saklar, menyalakan lampu. Ia berjalan ke arah dapur. Niatnya ingin mengambil air putih saja.

Baru dua langkah ia berjalan. Reza dibuat terkejut oleh suara ketukan pintu yang pelan.

Tok..tok..tok..

Lelaki itu menoleh ke arah sumber suara. Ia menelan ludahnya. Ini masih pukul 02:00 pagi di hari Jum'at. Ia tidak tahu Jum'at kliwon atau bukan tapi tetap saja jika sudah berhubungan dengan hal hal mistis, lelaki itu angkat tangan.

Reza bergelut dengan pikirannya sendiri. Sampai-sampai ia tidak sadar dengan kehadiran sosok yang sedang menuruni tangga itu. Menyadari bahwa lelaki itu tidak bereaksi, sosok tersebut pun mendekat ke arah Reza dan menepuk bahunya.

Puk

"SETAANNN-"

Teriakan Reza berhenti tatkala melihat siapa gerangan yang menepuk bahunya. Itu adalah Arin yang tengah menatapnya dengan tatapan datar dan mengejek.

"Cih, udah gede masih aja takut setan." Ejeknya pada Reza yang dibalas tatapan tidak terima oleh lelaki tersebut. "Mana ada gue takut! Gue ga takut ya!."

Arin mengangkat sebelah alisnya dan melipat tangannya di depan dada. "Oh ya? Tadi siapa ya yang teriak kenceng kayak cewek ya?",

Oh shit.

Reza kalah telak. Dalam hati sedikit merutuki pilihannya untuk berdebat dengan seorang Arina Maheswara dengan segala kejutekannya.

KOST GOOGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang