𝚝𝚒𝚐𝚊

40 11 36
                                    

Eunsang baru saja mendapat kabar dari dokter kalau mamanya bisa pulang ke rumah hari ini juga. Pemuda kecil itu merasa senang sekaligus sedih, karena itu artinya mulai besok ia tidak akan bisa melihat pujaan hatinya lagi. Sebenarnya bisa, hanya saja alasan apa yang akan ia berikan untuk bertemu dengan seorang cha junho? Tidak mungkin dia berpura-pura sakit karena junho adalah dokter spesialis anak —dia kan sudah dewasa.

Melihat dokter yang bertanggungjawab atas kondisi mamanya itu melangkahkan kakinya ke luar kamar setelah berbincang dengan sang mama, eunsang langsung berlari untuk menghampiri dokter tersebut.

“dokter, tunggu!”

Dokter itu berhenti dan memutar kepalanya mengahadap ke belakang, disana ada eunsang yang berlari kecil ke arahnya dengan rambut yang tak beraturan.

“ada yang bisa saya bantu?” ujar dokter tersebut setelah eunsang berada tepat di hadapannya.

“dokter midam, saya boleh minta kontak dokter gak? buat jaga-jaga kalau seumpama penyakit mama kambuh hehe.”

Yang dipanggil dokter midam mengulas senyumnya, mengambil handphone yang diberikan oleh eunsang dan mengetik nomornya dengan segera.

Setelah eunsang menerima handphonenya kembali, midam langsung pergi meninggalkan eunsang bahkan saat pemuda manis itu belum sempat mengucapkan kata terimakasih. Eunsang memaklumi itu mengingat pasien midam yang banyak sekali, pasti dokter bernama lengkap Lee midam itu sibuk setiap harinya.

Eunsang kembali masuk ke kamar sang mama untuk merapikan barang bawaan karena supir pribadi mereka akan segera datang untuk menjemput.

—heal me, doctor—

Midam mengusap keringat yang mengucur dari wajahnya dengan tissue sampai benda berwarna putih yang tadinya kering tersebut berubah menjadi basah seketika. Well, rasanya hari ini midam sangat lelah. Hampir 1 minggu pemuda berwajah cantik itu hanya tidur 4 jam dalam sehari secara terus-menerus.

Pintu ruangannya diketuk pelan, membuat si pemilik menghentikan aktivitasnya lalu menatap ke sumber suara.

“masuk.”

Ketika pintu terbuka, midam menghela napasnya kasar. Itu samuel, teman terdekat junho sekaligus pacar dari adik sepupunya —lee daehwi.

“kak, lu gak lupa kan kalau hari ini junho ulang tahun?”

Samuel mendudukkan dirinya di kursi yang tak jauh dari tempat midam. Terlihat ada beberapa biskuit yang terpampang apik di meja, samuel langsung saja memakannya tanpa meminta persetujuan dari si pemilik.

Midam menghela napas kasar. Ia bingung harus memberikan kejutan seperti apa untuk junho. Well— ia tau kalau junho selalu suka dengan hadiah yang ia berikan tapi kali ini midam ingin memberi sesuatu yang berkesan kepada sahabatnya itu.

“sam, nanti bisa minta tolong beliin cake di tempat biasa? gue ada urusan soalnya.”

Samuel mengerutkan keningnya sebentar lalu mengangguk setuju.

“nanti uangnya gue ganti, tenang aja.”

“yoi kak, sans aja sama gue.” samuel mengedipkan sebelah matanya lalu beranjak pergi dari ruangan midam, membuat yang lebih tua geleng-geleng kepala melihat tingkah si laki-laki blasteran itu.

Midam melirik jam dinding yang ada di tembok ruangannya —melihat bahwa jam tersebut menunjukkan pukul 1 siang, midam bangkit dari kursinya lalu berjalan ke ruangan junho untuk mengajaknya makan siang bersama.

𝗁𝖾𝖺𝗅 𝗆𝖾, 𝖽𝗈𝖼𝗍𝗈𝗋 || 𝗃𝗎𝗇𝗌𝖺𝗇𝗀Where stories live. Discover now