Komen yang banyak ya, biar aku updatenya cepet. Jangan lupa Vote juga 💜💜
Btw, cerita ini sebentar lagi selesai.
.
.
.Jaehyun berulang kali menghela nafasnya. Entah kenapa Ia tertarik dengan kasus keluarga Jung Yunho saat ini.
"Ngomong-ngomong, ada kaitannya sama kamu?" Tanya Hyukjae, dan Jaehyun menggeleng.
"Ini keluarga anak muridku. Orang yang kamu sebut punya keterbelakangan mental, dia anak muridku, tapi dia normal"
"Aku gak mungkin salah selidik, Jae" ujar Hyukjae.
"Ya, mungkin kamu benar. Di samping pusara Jung Yunho, ada pusara Jung Aeri, dia meninggal 4 tahun yang lalu, sama kayak hilangnya Jaera" ujar Jaehyun yang membuat Hyukjae mengerutkan dahinya.
"Jadi, kamu nemuin pusara Jung Aeri? Tapi sebenarnya Jung Aeri masih hidup?" Tanya Hyukjae, dan Jaehyun mengangguk.
"Dan Jung Aeri yang aku sebut itu keterbelakangan ment itu, beda sama Aeri yang anak murid kamu?" Tanya Hyukjae lagi, kali ini membuat Jaehyun ikut mengerutkan dahinya.
"B-beda?" Lirih Jaehyun.
**
Terhitung satu bulan berlalu lebih 2 minggu, dan selama satu bulan itu pula Nathan secara terang-terangan melakukan hal intim pada Aeri. Sementara Aeri hanya bisa menangis dan membuat Nathan marah.
Aeri benar-benar takut, ia takut hamil di usia muda. Terlebih bulan ini Aeri tidak mendapatkan Haidnya, dan semalaman Aeri menangis sendirian.
Kini Aeri sudah rapi hendak pergi keluar, Nathan sudah pergi bekerja sejak tadi pagi.
Aeri pergi menuju apotek terdekat, kepalanya benar-benar sakit sudah dua hari. Sesampainya disana, Aeri kembali bertemu dengan pelayan yang sama.
"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Pelayan wanita tersebut.
"Hmm aku mau obat pusing dan mual" sahut Aeri dengan suara pelan, pelayan itu pun mengambilkannya untuk Aeri.
"Ada lagi?"
"I-Ibuku mau alat cek untuk kehamilan" ujar Aeri lagi.
Setelah semua pesanannya Aeri terima, ia pun membayar dan kembali ke rumahnya.
Aeri segera memeriksanya, ia membaca caranya lebih dulu di belakang bungkus Testpack.
Setelah memeriksanya, tangan gemetar Aeri memegang Testpack tersebut dan memandang garis merahnya.
Nafas Aeri tercekat setelah melihat garis merah yang muncul.
Garis itu berjumlah, dua.
Aeri tengah mengandung.
Aeri mermat testpack di tangannya, lalu membuangnya ke tong sampah di dalam toilet, sementara ia hanya diam terduduk di atas closet dengan tatapan mata yang kosong.
Bukankah mengerikan mengandung anak dari seorang monster? Pikir Aeri.
**
Aeri keluar dari toilet dalam keadaan basah kuyup, entah berapa lama ia berendam dengan tubuh yang masih terbalut pakaian.
Tiba-tiba Aeri teringat sesuatu, membuatnya segera mengambil kotak hitam yang terletak di pojok ruangan.
Aeri terduduk disana dan membuka kotak tersebut, ia menghela nafasnya sambil tersenyum kecil. Ia ingat, dulu ia sering memasukan gulungan kertas ke dalam kotak tersebut. Gulungan kertas itu berisi hal-hal penting yang takut ia lupakan, maka dari itu terkadang ia menulisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARE OR DARE || 100 Days✔️
Fanfiction[END] Berawal dari Permainan yang mereka mainkan, semuanya menjadi kacau. - Adegan bunuh diri - Kekerasan