Part 45 (End)

2.9K 257 43
                                    

Yeri merasa penglihatannya semakin berat.

"Kak." gumam Yeri. Air matanya turun saat melihat kakaknya tak sadarkan diri dengan darah mengalir dari kepalanya.

Ssshh

Yeri merasakan perih di area perutnya. Tubuhnya seperti mati rasa. Sebelum matanya benar-benar tertutup, Yeri melihat banyak orang menghampiri mobilnya.

Derap langkah kaki terdengar terburu-buru di koridor rumah sakit. Para tenaga medis dengan dua bangsal yang mereka dorong dengan cepat. Salah satu dari mereka sedang berusaha menghentikan pendarahan di bagian perut salah satu dari dua gadis itu.

"Kita harus segera mengeluarkan serpihan kaca ini dari perutnya!"

Langkah mereka di percepat karna takut kehilangan dua gadis yang baru saja mengalami kecelakaan mobil.

......

Irene berlari membabi buta menyusuri koridor rumah sakit. Baru beberapa menit kedua anaknya pamit untuk pulang. Dan kabar mengejutkan tentang kedua putrinya yang mengalami kecelakaan. Beberapa kali wanita itu menabrak orang-orang yang melewatinya. Ia tak peduli, yang ia butuhkan sekarang adalah cepat sampai tempat dimana kedua putrinya sedang mendapat tindakan medis. Irene bahkan mengabaikan panggilan Suho di belakangnya. Hatinya benar-benar di selimuti kecemasan yang luar biasa.

"Dimana anak-anakku?" tanya Irene saat melihat salah satu perawat keluar dari ruang UGD.

"Apakah dua gadis yang baru saja mengalami kecelakaan?"

Irene mengangguk cepat, bersamaan dengan Suho yang sudah berdiri di sebelahnya.

"Bisa ikut kami sebentar. Ada beberapa berkas yang harus anda tanda tangani."

Irene dan Suho segera mengikuti kemana perawat itu membawa mereka.

"Kami harus mengambil tindakan operasi untuk salah satu putri anda." ucap Dokter.

Kedua pasangan suami istri itu sedang berada di ruangan dokter.

"Bisa tolong jelaskan apa yang terjadi?" tanya Suho menatap Dokter pria itu.

Dokter menatap kedua pasangan suami istri di hadapannya. Menghelas nafas sebelum akhirnya menjelaskan kondisi kedua putri mereka.

"Putri anda yang bernama Kim Seulgi, dia mengalami pendarahan akibat benturan yang cukup keras. Syukurlah kami bisa menghentikan pendarahan di kepalanya."

Kabar yang sedikit membuat mereka lega. Namun tidak untuk apa yang akan mereka dengar selanjutnya.

"Tapi, kami harus mengambil tindakan operasi untuk Nona Yeri."

"Kenapa dengan putri bungsuku?" kini giliran Irene yang bertanya dengan sangat cemas.

"Bagian perutnya terkena serpihan kaca. Kami harus segera mengeluarkannya dari perut Nona Yeri. Kami butuh tanda tangan anda Tuan."

Irene merasa dunianya berputar. Kemarin dirinya masih tertawa dengan ke empat anaknya. Dan sekarang ia harus di hadapkan dengan kenyataan jika kedua putrinya sedang berjuang melawan maut.

"Kemungkinan untuk putri bungsumu selamat, hanya 20%. Tapi jika operasi itu tidak di lakukan, kemungkinan lebih buruk juga akan terjadi. Mengingat lukanya cukup parah."

Air mata Irene jatuh. Bayang-bayang kehilangan seolah menghantuinya. Mengapa semua ini harus terjadi pada anak-anaknya.

"Aku mohon padamu, selamatkan putriku." ucap Suho dengan mata berkaca-kaca.

"Kami akan lakukan yang terbaik."

......

"Mommy!"

PROMISEWhere stories live. Discover now