🌧10🌧

105 50 16
                                    

"Ah, akhirnya selesai juga~" desah Arga sambil menghempaskan dirinya ke atas tempat tidurnya. Ia baru saja menyelesaikan tugas Fisika dan Kimianya yang tidak bisa dibilang sedikit itu. Untung saja, ada Rian yang membantunya.

"Duh, gue udah gak ada tenaga buat main game rasanya. Mau langsung tidur aja, deh," kata Arga kemudian.

"Ya udah, tidur aja," tanggap Rian yang sedang duduk di meja belajar Arga. Karena hujan yang tak kunjung reda, Rian akhirnya harus menginap di rumah Arga malam ini.

"Iya, nih. Gue mau tidur sekarang. Lo juga buruan tidur, gih," kata Arga sambil membetulkan bantalnya. Tapi sebelum kepalanya mendarat di bantal, Arga tiba-tiba kembali menegakkan badannya.

"Oh iya, besok kan kita mau pergi observasi. Harus siapin barang-barang, nih," katanya sambil segera turun dari tempat tidurnya dan melangkah menuju ke lemari.

"Hah? Observasi? Observasi apaan?" bingung Rian.

"Itu loh, observasi khusus buat anak-anak jurusan IPA. Lo emangnya gak denger yang Bu Freya bilang tadi?" tanya balik Arga.

Rian menggeleng. "Enggak tuh."

Arga berpikir sejenak, lalu beberapa detik kemudian menjentikkan jarinya. "Ah, lo tadi ke toilet pas Bu Freya ngasih info! Gue lupa ngasih tahu lo, bro."

"Hm, gitu ya. Emang mau observasi di mana?"

"Gue lupa nama tempatnya. Pokoknya di desa gitu."

"Semua murid harus ikut?" tanya Rian lagi.

"Harus, bro. Itu kan berkaitan sama tugas dan nilai kita. Terus yang observasi itu bukan cuma angkatan kita, tapi anak IPA kelas sepuluh juga bakal ikut. Oh iya. Katanya, kita juga bakal nginep dua atau tiga hari di sana. Jadi harus bawa baju ganti sama barang-barang keperluan pribadi," jelas Arga.

"Sampai nginep segala?"

Arga mengangguk. "Iya. Besok pagi kita ke rumah lo dulu buat ngemasin barang-barang lo baru ke sekolah."

"Duh, gue gak sabar nih. Pasti bakalan seru banget."

Sementara Arga yang merasa sangat senang dan bersemangat, Rian malah menghela napas. Itu akan menjadi hari yang melelahkan, pikirnya.

⛈️🌧🌦

Keesokan harinya, murid jurusan IPA kelas sepuluh dan sebelas telah siap untuk naik ke bus yang akan membawa mereka ke tempat observasi mereka.

Rian menghela napas. Ia sebenarnya malas untuk ikut, tapi karena observasi ini akan berpengaruh pada nilainya, mau tak mau ia harus pergi juga.

"Gue mau tidur dulu. Kalau udah nyampe, bangunin gue," katanya pada Arga ketika ia dan sahabatnya itu telah duduk di dalam bus.

"Siap, bro."

Perjalanan dari sekolah menuju ke desa tempat mereka akan melakukan observasi membutuhkan waktu selama kurang lebih lima jam. Selama itu pula, Rian tertidur dengan lelap. Arga sendiri tidak berkomentar apa-apa. Ia tahu, sahabatnya itu tidak bisa tidur nyenyak semalam karena hujan. Untung saja, pagi ini hujan telah reda, meskipun langit masih terlihat gelap.

⛈️🌧🌦

"Yan, Yan. Rian, bangun. Bangun, Yan. Kita udah nyampe, nih," kata Arga ketika mereka telah tiba di desa tempat mereka akan melakukan observasi.

Rian menggeliat sejenak. Matanya kemudian terbuka dengan pelan. Sambil menguap, ia berbalik untuk melihat isi bus. "Lho, anak-anak yang lain mana?" tanyanya ketika mendapati bus yang hampir kosong, hanya tinggal ia dan Arga.

Haters and Lovers of Rain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang