Senja Pertama

121 2 0
                                    

"Besok lu free gak?" Satu notifikasi muncul di layar ponsel Sunja dari salah satu aplikasi massanger berlogo ponsel. Sunja tahu dari siapa notifikasi itu berasal, karena memang sejak kemarin ia sudah bertukar pesan dengan si pemilik pesan ini. Kala namanya, itu yang ia sebut saat berkenalan beberapa hari lalu di salah satu aplikasi pencari pasangan.

Sunja
Free kok, kenapa tuh?
Balas Sunja.

Kala
Mau ngajak ngopi, mau gak?

Sunja
Boleh, di mana?
Balas Sunja dengan harap tempat yang dipilih Kala pernah Sunja datangi sebelumnya, agar ia lebih mudah beradaptasi.

Kala
Di Luang Kita kali ya, Mau? Tawar Kala.
Alhamdulillah, batin Sunja. Ia sudah pernah ke tempat itu beberapa kali.

Sunja
Boleh, jam berapa? Tanya Sunja.

Kala
Gua jemput besok jam 16.30.
Sunja kaget karena Kala menggunakan angka untuk menulis waktu, alih-alih penjabaran seperti jam setengah lima sore. Jarang pikir Sunja.

Sunja
Oke, berkabar aja ya nanti gua shareloct.
Balas Sunja tak kalah singkat padat dan jelas. Pesan terkirim. Malam berakhir, dan tak ada lagi balasan dari Kala hari itu.

Pagi ini Sunja berinisiatif untuk mencari tahu tentang Kala, ia tidak mau kejadian sebelumnya terulang kembali karena kebodohannya yang tidak mengeluarkan bakat intelnya lebih dulu setiap berkenalan dengan orang baru.

Sunja membuka salah satu akun media sosial Kala dari salah satu aplikasi yang dapat menampilkan foto dan stories hariannya. Sunja membuka satu persatu foto yang diunggah oleh Kala, dari fotonya sendiri, foto bersama teman-temannya dan beberapa foto yang membuat Sunja sedih seketika. Foto Kala bersama dengan keluarganya, terlihat sangat bahagia.

Dari sana sedikit banyak Sunja tahu, Kala lahir dari keluarga yang sangat sempurna. Bahkan salah satu kakaknya adalah pengusaha produk kecantikan ternama saat ini, Kala sangat berkecukupan.

Hal itu sangat jauh dari ekspektasi Sunja, karena awalnya Sunja hanya mengira kalau Kala seorang barista di salah satu brand kopi terkenal dari luar, seperti foto yang dipakainya di aplikasi perkenalan. Sangat berbeda dengan Sunja yang berasal dari keluarga yang rusak bahkan sebelum ia lahir.

Hari itu, Sunja bingung harus bersikap seperti apa kepada Kala nanti.

"Halo selamat sore, dengan mbak Sunja? Ini Kala mbak dari ojek online. Mohon maaf nih mbak, kok shareloct yang mbak kasih ngarahinnya ke jalan buntu yah mbak? Mbak saya takut nih mbak" terdengar suara Kala dari seberang sana. Sunja tertawa karena suara Kala yang dibuat seolah-olah ojek online terdengar lucu.

"Oh iya Mas, nyasar ya? Hahaha makannya atuh tadi nelfonya dari depan gang, jangan main nyelonong aja ih" Sunja membayangkan bagaimana kebingungannya Kala saat ini sambil tertawa dalam hati. Sunja menjelaskan arah jalan yang benar kepada Kala dan memintannya untuk menunggu di suatu tempat.

"Oke mbak saya ke sana ya, ditunggu. Takut nih sebentar lagi dikira maling sama orang sini" Jawab Kala sambil tertawa.

Sunja terdiam tiba-tiba mendengar Kala tertawa. Entahlah, suaranya terasa nyaman masuk ke pendengaran Sunja.

Kini Sunja duduk di samping Kala, sejauh ini Kala sangat sopan dan bersahabat. Terbukti dari tadi Kala lah yang memulai perbincangan lebih dulu. Bukan karena Sunja tidak pandai berkomunikasi, ia lulusan ilmu komunikasi dari salah satu perguruan tinggi negeri ternama di kota Bogor. Ini semua terjadi murni karena Sunja tahu Kala bukan orang biasa sepertinya. Sunja hanya lebih berhati-hati.

SUNJAKALA (Ketika perbedaan tak menemukan cara untuk bersatu)Where stories live. Discover now