Bagian Dua

9 3 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Happy reading for all🐝
_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

"Jangan terlalu mencampuri

Mungkin ini adalah masalah dia sekarang

Tidak menutup kemungkinan, kalau masalah nya sekarang

akan menjadi masalah kalian di kemudian hari"

-Violet-
 


•••

Sayup terdengar suara azan subuh membuat seorang pria membuka matanya perlahan-lahan. Diraih ponsel yang ada di dalam tas untuk memastikan jam berapa sekarang. Dia melangkahkan kaki nya menuju kursi pengemudi.

"Maaf, pak. Bis nya kapan berhenti isirahat ya? Sudah masuk waktu subuh," ucapnya dengan santun.

"Solatnya 'kan bisa nanti. Pagi-pagi buta seperti ini saya tidak akan menurunkan penumpang, saya bekerja juga mengejar waktu," balas pak supir dengan sinis. "Kalau kamu tidak suka peraturan bis saya. Silahkan keluar dan cari bis Islami seperti yang kamu mau, toh saya tidak akan keberatan jika penumpang saya turun sebelum sampai tujuan. Pilih bis murah kok kebanyakan tingkah."

Pria itu kalah telak mau membela harga diri. Namun, dia terlalu takut bila di usir dari bis ini karena ongkos yang dia punya sekadar pas-pasan. Dia memutuskan untuk pergi ketempat duduknya setelah menjadi sorotan semua orang yang berada di dalam bis.

Dia menoleh ke samping tempat duduk nya. Seorang wanita seperti sedang menunaikan solat.

Ketika selesai salam terakhir sebelum berdoa wanita itu melihat ke arah nya. "Mas, 'kan kita bisa tayamum," ucapnya dengan sangat lembut. "Segera tunaikan solat, Mas." setelah berbicara seperti itu dia langsung mengangkat tangan nya untuk berdoa.

Dia tersenyum tipis dan menggelengkan kepala bagaimana dia bisa lupa dengan tayamum. "Terimakasih, ukhti." wanita itu hanya mengangguan kepalanya saja. Pria itu mengambil posisi yang nyaman lalu segera menunaikan solat.

❤❤❤

 
Ruqayyah mengerjap kan mata. Sinar matahari memancarkan sinar yang begitu terang di hadapannya. Ruqayyah lupa apa yang dilakukan  tadi malam, hingga tertidur di balkon kamar. pusing, itu satu hal yang Ruqayyah rasakan saat ini. Namun, sebisa mungkin dia mencoba beranjak dari posisi tersebut.

"Selamat pagi Non. Sarapan nya sudah Mbak siapkan di atas meja. Mba, permisi untuk membuatkan susu dulu ya ..." Mba Irma asisten rumah tangganya. Dia pendengar yang baik dan memiliki sifat yang baik hati.

Ruqayyah melihat bangku meja makan yang biasa di duduki oleh Ayah dan Bunda. Hatinya sangat sedih. Mengingat pagi setelah kejutan itu, dia turun dengan sangat gembira bahkan menceritakannya dengan Mba Irma dan Kang Yusuf.

"Non ini susu nya." Dengan hati-hati Mba Irma menaruh segelas susu. "Non kenapa nangis?" ucap nya ketika melihat airmata Ruqayyah.

"Enggak apa-apa."

Mba Irma menatap Ruqayyah sendu. Hatinya juga ikut tergores sedih, kebahagiaan nya cepat direnggut kembali.

"Aku tidak nafsu hari ini," ucap Ruqayyah lalu beranjak dari kursi nya.

"Loh, Non." Mba Irma mengambil segelas susu di atas meja dan menyusul langkah Ruqayyah.

"Aku tidak ingin makan, Mba." ketus Ruqayyah.

Terimakasih cahaya ( On Going)Where stories live. Discover now