Epilog

416 23 0
                                    

Dengerin mulmednyaa okee..
Berpisah, The panasdalam.

Happy Reading❤

Raga gue emang gak ada disamping lo, tapi hati gue tetep buat lo untuk selamanya. -Aditya Rakhananta.

****

Sekolah SMA Nusantara sedang dibanjiri dengan rasa bahagia, sedih, kecewa karena hari ini adalah hari kelulusan mereka. Lapangan tampak ramai dengan murid-murid yang melakukan aksi coret-coret baju.

Di tengah-tengah lapangan juga terdapat panggung megah yang sudah dilengkapi dengan alat band. Acara kelulusan diangkatan ini bersamaan dengan acara sekolah.

Nadjwa, Adit, beserta teman-teman yang lainnya kini berangkulan ditengah lapangan menikmati sebuah lagu yang berjudul ku bahagia. Seluruh murid nampak menikmati lagunya dengan berloncat-loncat ria.

Hari ini mereka semua mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya. Lulus bersama-sama dengan teman seangkatan. Adit menuliskan angka enam di seragam Nadjwa, begitupun dengan Nadjwa. Tanggal jadian mereka adalah tanggal enam, tanggal yang sangat berarti bagi keduanya.

"Gak kerasa ya udah lulus aja," ujar Dina dengan sendunya. "Gue gak mau pisah sama kalian," tambah Zahra yang langsung dapat pelukan dari ketiganya, mereka menangis didalam pelukan.

"Gue takut lo semua bakal lupa sama gue," timpal Nadiya. "Gue takut kita gak akan kayak dulu lagi," lanjut Nadjwa.

"Rasanya gak bisa di ungkapin lagi, gue sayang kalian." Tangis Zahra semakin pecah bersamaan dengan tangisan teman-temannya. Adit and the geng terlihat bahagia atas kelulusan ini, mereka berangkulan bersama Nadjwa dan teman-temannya. "Gue gak mau pisah dari kalian woi!" seru Rafa yang memandang lurus kedepan.

"Sama gue juga, gue gak bakal ketemu temen bobrok dan temen tolol kayak lo lagi," tambah Randi menimpali ucapan Rafa. Keduanya berpelukan, teman-teman mereka menatap mereka dengan jijik. Adit melerai mereka. "Cowok pelukannya kayak cewe pelukan sama cowo, jiji," maki Adit.

"Ganggu aja lo, orang suasananya lagi mengharukan juga," ujar Randi. "Mengharukan matamu," sahut Abdul. Randi memberikan senyum pada Zahra, ia mendekat pada gadis itu dan mendekapnya, Zahra sangat terkejut karena ini sangat tiba-tiba.

"Ran, lo kenapa?" tanya Zahra. "Gue sayang banget sama lo, Ra," jawab Randi.

"Gue juga." Zahra membalas pelukan Randi dengan tulus. Adit mengacak-acak rambut Nadjwa karena gemas. "Kita mungkin bakal jarang ketemu atau bahkan gak akan ketemu karena udah lulus, tapi gue bakal pastiin kalau gue gak akan lepasin lo, Ju," ujar Adit nampak tulus di telinga Nadjwa.

"Kok ngomongnya bahkan gak ketemu, lo mau kemana?" Nadjwa memandang Adit dengan serius. "Gue mau lanjutin pendidikan gue keluar negri, gue pengen banggain ibu, dan kebetulan gue dapet lulusan terbaik."

Air mata Nadjwa jatuh seketika mendengar kata-kata itu. Adit langsung merangkupnya erat. "Mungkin nanti raga gue emang jauh dari lo, tapi hati gue tetep buat lo, Ju, lo jangan nangis ya."

"Gue setuju aja kalau lo mau lanjutin kuliah di luar negeri, tapi gue gak rela kalau kita harus pisah, gue gak kuat LDR, Dit."

"Lo pasti kuat, Ju, gue disana gak akan lama, lo jaga diri lo baik-baik ya. Jangan nakal dan jangan lupain gue, inget satu pesan gue, hati gue akan terus sama lo."

"Begitu lulus kuliah gue pasti akan kesini buat nemuin lo, gue gak akan ninggalin lo, Ju, gue janji."

"Janji ya?"

ADITYA [Proses terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang