"Lakukanlah sesuatu yang membuat kita bahagia."
~ Dirgantara ~
Sebuah Motor Sport Honda All New CBR 150R, telah terparkir di halaman Sekolah SMA Aksara Bangsa. Sosok lelaki yang bertubuh tinggi, badan tegap, dengan tatapan lurus ke depan. Kini ia sedang berjalan menuju kelasnya, tanpa ada rasa senyum, ramah. Ya, dia lelaki yang cuek.
Dirgantara Putra, lelaki ini sangat cuek, namun juga tegas. Ia mempunyai sahabat bernama Garran dan Joval. Garran yang baik, suka membantu. Sedangkan Joval dia mempunyai karakter gak sabaran, bucin dan suka bikin rusuh.
Kelasnya kini sangat jauh, tepatnya di lantai dua. Kelas XII SOS 2. Ketika Dirga akan masuk kelas, ia sudah bosen. Karena apa? Ya, ia bertemu lagi dengan dua sahabatnya itu lagi. Siapa lagi, kalo bukan Garran dan Joval.
"Pagi, Dirgantara Putra." Sapa Joval dengan wajah ceria sambil melambaikan tangan.
Kemudian Dirga pun hanya memutar bola mata malas, lalu duduk di meja paling depan bagian tengah nomor dua.
"Cuek banget lo, di sapa bukannya senyum malah diem bae." Kata Joval kesel.
"Udah biasa kali Jov. Sabar ya, kita memang selalu di abaikan." Kata Garran sambil menepuk-nepuk pundak Joval.
"Yang nyuruh kalian sahabatan sama gue siapa?!" Joval dan Garran pun kompak mengelus-ngelus dada sendiri.
"Pagi-pagi udah bikin orang jantungan aja. Untung lo ganteng kalo gak gue tabok sekalian." Ucap Joval merasa marah.
"Terserah!"
Saat itu juga, Joval langsung memalingkan wajahnya. Seolah-olah ia marah pada Dirgantara. Namun, marahnya Joval kini telah pudar, ketika melihat gadis yang baru saja memasuki kelasnya. Ya, Joval terpesona. Ia juga yakin hampir semua orang pasti akan senang melihat gadis itu, kecuali Dirgantara! Karena Joval tahu, ia berhati es. Sulit di cairkan. Mungkin harus membutuhkan waktu yang lama. Saking lamanya, bisa saja akan terasa bosan.
"Hai Gladista." Sapa Joval tersenyum ramah, sembari mengangkat tangan melambaikan.
"Hai juga Joval." Balasnya dengan senyum kembali.
Gladista Salsabila. Gadis yang ramah, pinter, hobi menulis dan cantik pula. Ia mempunyai sahabat bernama Intan dan Christa. Intan sahabat Gladis, yang tomboy dan hobi dance. Sedangkan Christa, sahabat Gladis yang super bawel.
"Gue, duduk dimana?" tanya Gladis kebingungan mencari tempat duduk yang tepat.
"Udah di belakang Dirga aja sana, masih kosong tuh." Ucap Intan sambil menunjukkan ke arah meja yang berada di belakang Dirga.
Gladis pun tahu sebenarnya mengapa meja kedua di belakang meja Dirga kosong. Karena mereka pasti takut sama Dirga. Dia kan galak, cuek, tegas, ngomongnya ketus dan... gak suka berisik! Heran, kok bisa ya? Selain cuek dia juga gak suka berisik. Hidupnya kaya triplek banget, gak ada seru-serunya. Itulah pikiran Gladis.
"Hm... Iya deh." Galdis pun akhirnya pasrah menuruti perkataan Intan tadi.
"Tenang. Kan di belakang lo ada gue, sedangkan di samping lo ada Christa, lengkap kan?" jelas Intan menyakinkan Gladis.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAAF, GLADISTA (END)
Fiksi RemajaPergi, kembali, dan pergi selamanya. Takdir hanya mempertemukan, tanpa kebersamaan. Hanya ada kata maaf, yang lelaki itu ucapkan, sebelum pergi. Hanya sebuah surat, yang lelaki itu tinggalkan, tanpa menemuinya. Bertemunya, bersama dia sosok lelak...