Akeyla 38

5K 329 1
                                    

•••

Duduk didepan kelas sambil menggoda para siswi yang berlalu lalang, apa hal yang lebih indah dari itu? Seperti saat ini, ke-enam laki-laki itu duduk dengan Gibran di tengah memainkan Gitar.

"Merah banget tu bibir neng, serasa mo manggung," celetuk Dika saat beberapa siswi berjalan melewati mereka.

"Bukan manggung, lagi pada cosplay mo jadi badut di lampu merah itu," sahut Vian yang bersandar pada daun pintu.

Beberapa dari mereka tertawa oleh ucapan Vian, sedangkan siswi itu langsung buru-buru pergi. Rasa malu dan emosi menjadi satu, apalagi mereka dihina oleh para cogannya SMA Kencana.

Dan juga banyak Siswi yang memperhatikan dari kejauhan, seperti yang dilakukan oleh Neni dan Lisa.

"OMG! Gibran ganteng banget!" adik kelas itu berseru dengan mata berbinar melihat sekumpulan para most wanted nya SMA Kencana

"No! Gantengan kak Rafa," bantah Lisa

"Shut, jangan gitu! Gue denger, kak Rafa lagi deket sama kak Keyla," ucapan Neni membuat Lisa langsung merubah eskpresi wajahnya.

"Masa iya? Kak Rafa suka sama kak Keyla si kutub es itu?" tanya Lisa yang masih belum percaya.

"Iya, makanya update berita terkini!" kata Neni, berbisik.

"Kalau saingan gue sekelas Keyla, gue memilih untuk mengagumi dalam diam," Lisa sedikit berlebihan menampilkan raut sedihnya.

"Kagumi saja dia, tapi jangan pernah berharap kau akan memilikinya,"

Tanpa mereka sadari, dua orang siswi mendengarkan percakapan keduanya.

"Let's move on! Lo harus bisa buka hati buat yang lain, cukup sampe sini aja Lo suka sama Rafa, Rin." Sora berbicara, langkahnya juga terus berjalan menjauh dari kedua adik kelas mereka tadi.

"Apaan sih Ra," ucap Ririn yang terlihat enggan dengan apa yang ingin dikatakan Sora selanjutnya.

"Males gue kalo udah nasehatin Lo tentang beginian,"

Ririn diam dalam pikirannya, ucapan Neni tadi benar. Dirinya akan selalu jadi pengagum tanpa bisa memiliki, jadi kenapa tidak coba buka hati untuk orang lain?

Sora tersenyum kecil, walaupun rasa sebalnya itu lebih besar tapi ia harus bisa mengendalikannya. Ini bukan yang pertama Sora mengingat Ririn untuk berhenti menyukai Rafa, ia hanya ingin Ririn juga punya seseorang yang juga suka padanya.


Walaupun Sora tau, bukan hal mudah untuk melewatinya tanpa proses.

••••

Keyla tersentak kaget, reflek menangkap bola basket yang hampir saja mengenai wajahnya.

"Ayo main sama gue," Rafa sedikit tertawa melihat wajah kaget gadis itu, ekspresinya terlihat sangat lucu.

Keyla berjalan kearah lapangan, matanya menyipit saat cahaya matahari yang begitu menyengat masuk kedalam matanya.

"Oke, yang kalah harus traktir anak-anak yang makan dikantin!" tawar Keyla yang sudah memegang bola ditangan kiri.

Rafa berpikir sejenak, "Oke, deal!"

Bola dilempar keatas, gadis itu berhasil menangkapnya. Persaingan di lapangan semakin memanas, Rafa salah menilai lawan mainnya kali ini.

Bahkan gadis itu lebih lincah darinya, Oh shit! Apakah Rafa harus kalah hari ini?  Point laki-laki itu tertinggal jauh membuat Keyla tersenyum penuh kemenangan.

"Satu lagi," ucap Keyla sambil berlari mendribble bola yang ada ditangannya.

Bola terkahir berhasil masuk kedalam ring, membuat pointnya bertambah.

"Gue menang," ejek Keyla saat melempar bola terakhir kedalam ring.

"Gue salah pilih lawan kali ini," ucapnya pelan membuat Keyla tertawa

Dibawah terik matahari, dengan beberapa bulir keringat mengalir membuat rambut Keyla basah dan menempel di pipinya. Tawa yang begitu terasa indah dan matanya yang menyipit seperti bulan sabit membuat siapapun akan jatuh hati melihat nya.

Rafa semakin mendekat, membuat tawanya terhenti secara perlahan.

"Cantik," ucapan pelan itu mampu Keyla dengar, ia terdiam.

Kenapa ia menjadi sangat gugup saat Rafa memuji, biasanya ia akan merasa biasa saja. Perutnya panas seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan didalam sana.

"WOI! NGAPAIN LO BERDUA?" teriakan itu membuat mereka saling mengalihkan pandangan dan Langsung mencari sumber suara tersebut.

Vian melambai-lambai, masih diam dipinggir lapangan bersama Gibran, Sherein dan juga Keisha.

Rafa menghampiri mereka, begitu juga Keyla sambil mengingat rambut agar gerah yang melanda cepat menghilang.

"Cailah, abis ngapain Lo berdua?" tanya Vian antusias, dengan wajah penuh goda kepada Rafa yang terlihat biasa saja.

"Main basket! Buta mata Lo?" judes Sherein atas pertanyaan tolol yang Vian ucapkan.

"Hari-hari bawaan nya sensi Mulu sama gue, Herman deh!"

"Heran," koreksi Keisha yang santai dengan perdebatan kedua insan ini.

"Nah iya, heran maksudnya!" Vian memperbaiki kalimat awal yang ia sengaja ucap dengan melesetkan sedikit kata-katanya.

"Ya Lo, pertanyaan nya gak jelas banget. Nanya tu yang bermutu, mereka dilapangan basket kan? Pegang bola? Jadi ya main basket dong, gak mungkin maen bola pingpong!"

Sherein seperti nya hari ini sedang kedatangan tamu, karena sejak tadi pagi bawaan nya selalu sensi kepada siapapun.

"Lo ngerti basa-basi gak sih Rein?" Vian menggeleng dengan santai

"Kebanyakan bas──"

"Diem Lo berdua! Gue buang ke empang baru tau rasa!" ucapan itu berasal dari Gibran yang berada di tengah-tengah dua manusia yang hobi nya berdebat itu.

"Yaudah ayo, katanya mau ke kantin. Lima belas menit lagi bel," ujar Keisha yang memegang satu buku di tangan kanannya.

Mereka mengikuti langkah Keisha, dengan Rafa dan Keyla di paling belakang.

Keyla sedikit mendekat, Rafa yang peka sedikit melambatkan langkahnya.

"Jangan lupa, traktir anak-anak dikantin." Bisik Keyla

••••

Jangan lupa VOTE dan KOMEN

Instagram :

@tiaraamll__
@tilamichuuuu_

Revisi : 06 Juli 2023

Akeyla [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now