Pacar untuk Min Hee I

13 4 2
                                    

Mentari belum beranjak dari peraduannya ketika Serim menggeliat pelan. Menemukan dirinya terjatuh ke lantai.

"Aish. Bagaimana mungkin?" herannya sambil bangkit.

Membersihkan debu yang menempel di sweater kremnya.

"Min Hee, apa kau mendorongku dari tempat tidur"  tanyanya sambil menuang air dari teko.

"Tidak. Tidak sama sekali. Apa kau terjatuh?"

"Ya" balas Serim sambil meneguk air minumnya.

"Siapa yang jatuh?" tanya Yuri yang tiba-tiba datang.

Membawa roti panggang untuk sarapan mereka  bertiga. 
Malu-malu, Serim mengangkat tangannya

"Kenapa bisa? Apa ada yang sakit?"

"Mana kutahu ... apa kau khawatir padaku?" godanya seraya mencubit pipi Jo Yuri

"Apaan si ... " balas Yuri sambil menjauhkan tangan Serim. Ada rona merah yang ingin ia tutupi

"Aish. Aku jadi ingin punya pacar tau nggak?" ujar Min Hee kesal

Jo Yuri cepat-cepat menyahut

"Min Hee itu tampan. Pasti banyak yang mau pacaran denganmu"

"Justru itulah masalahnya. Susah nyari cewe yang kaya Chae Won atau kamu"

"Ommo, aku baru ingat. Kalau nggak salah, Chae Won punya teman yang namanya Ye Na,'kan?"

"Iya. Wae?" balas Min Hee

"Woa, woa" sambut Serim seraya menepukkan tangannya. Min Hee tak paham dengan arah pembicaraan keduanya. Apa kalian paham, pemirsa?

***

"Kalian serius?" tanya Tiffany dari seberang telepon

"Benar. Kami ingin bertemu Ye Na. Bisakah Anda mengaturnya?" tanya Yuri

"Itu sih tergantung Ye Na. Aku akan mengabari kalian secepatnya" balas Tiffany yang sedang duduk sendiri di mobil pribadinya

"Tentu" ujar Yuri. Tak lupa mengucapkan terima kasih

"Daa" kata Tiffany lembut. Dibalas pula oleh Yuri dengan kata-kata yang sama.

Serim yang ikut mendengar pun melipat tangannya, berbisik pelan

"Apa yang akan kita lakukan bila strategi ini gagal?"

"Menyerah saja. Intai cewek lain"

"Aih. Apa karena alasan itu pula kau menerima cintaku begitu saja?"

"Te ... tentu saja bukan. Lagipula aku ini susah jatuh cinta, tahu"

Supaya Serim tak bertanya aneh-aneh lagi, Yuri memutuskan untuk segera berangkat ke kampus.

Lelaki tampan itu mengantarnya sampai pintu. Ingin ikut ke universitas, tapi dia sendiri punya urusan pribadi.

A Squirrel in a Sunny Day | Jo YuriWhere stories live. Discover now