Tiga Tujuh🌹

85 5 0
                                    

~🍁~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~🍁~

Keshya POV

"Thanks bang", Gua mengucapkan terimakasih ma abang gua atas tumpangannya.

Setiap pulang sekolah gua pulang bareng Michelle dan dijemput abang gua, tapi gua kaga pulang ke rumah.

Ya gua sekarang berada dikediaman Kenzo, setiap pulang sekolah gua mesti mampir kesini. Berharap Kenzo bakal pulang, dan gua bisa mengungkapkan apa yang sekarang gua rasain.

"Nanti Abang jemput lagi ya", Ucap abang gua sedikit kasihan ngelihat kondisi gua yang sedikit kurang enak dipandang.

Gue cuman nganggukin kepala bentar, abis itu abang gua nancap gas dan pergi.

***

Gue tengah berada didepan pintu sambil memencet bel.

Ting...Tong...

Tak lama si empunya rumah membukakan pintu.

Ceklek.

Gue salim ke mama, "Assalamu'alaikum"

Mama tersenyum hangat, "Wa'alaikumsalam, ayo masuk sayang".

Gue ngikutin instruksi dari mama, gue disuruh duduk disofa.

Mama duduk disebelah gue sambil menggenggam tangan gue seolah sedang memberi kekuatan gue, "Huftt... Kenzo masi belum pulang sayang"

Gue tau. Bahkan gue mikir, mungkin kalau pun Kenzo pulang, gue ama dia ga akan ketemu lagi. Kenzo pasti juga ga akan mau ketemu gue lagi, walau sekedar bertatap muka.

Gue bangkit dari sofa, "Ma Keshya ke atas dulu", Pinta gue ke mama, dan mama mengiyakan.

Selama 3 hari sepulang sekokah langsung  ke rumah Kenzo, spot yang gue tuju adalah dilantai atas, tepatnya dikamarnya Kenzo.

Saat pulang sekolah, gue selalu berdiam diri di kamar dia. Gue baru pulang ke rumah ketika matahari sudah tenggelam. Dikamar dia, sering banget gue melihat seolah-olah dia juga ada di kamar itu, tapi itu semua cuman halu gue.

Gue menaruh tas gue disofa kamar Kenzo, gue duduk di tempat tidur yang akhir-akhir ini selalu gue singgahi,  "Hiks...hiks..." Nangis dan nangis, entahlah gue mungkin terlalu cengeng, gua selalu menangis ketika gue merasa seolah-olah ada Kenzo atau cuma membayangkannya saja.

King TengilWhere stories live. Discover now