SEMBILAN

36 12 18
                                    

They yell, they preach
I've heard it all before
"Be this", "Be that"
I've heard it before
Good girl don't fight
Be you, dress right
White face, tan skin
Stand out, fit in

[One Ok Rock - Stand Out Fit In]

##

Pada kenyataannya, yang Pak Deny maksud berdiri di depan kelas itu adalah di luar kelas, di samping pintu keluar, tepat di koridor. Sialan.

Bellona memasang tampang judes saat beberapa orang yang lewat mencuri-curi pandang dan mulai membicarakannya. Gadis itu terus bergerak, kedua kakinya terasa pegal akibat nyaris delapan puluh menit berdiri di sana, belum ada tanda-tanda bel pergantian pelajaran meraung.

Dari tempatnya berdiri, Bellona bisa mendengar dengan jelas materi yang sedang Pak Deny terangkan di dalam sana, pria tua itu sesekali menyiratkan sindiran frontal terhadap Bellona di setiap kesempatan, Bellona terus berdecak kesal dan mengejek gaya bicara Pak Deny yang tenang namun sarkas.

"Nyenyenye," cibir gadis itu ke sekian kalinya. Bahkan malaikat di samping kiri akan kehabisan tinta untuk mencatat dosa-dosa Bellona, dia benar-benar bermasalah.

Tak berapa lama, Bellona berpaling mencari asal suara langkah kaki yang tiba-tiba muncul, gadis itu tertegun ketika tahu siapa pemilik langkah. Bellona tanpa sadar mengetatkan rahangnya lalu beralih menatap ubin lantai yang entah mengapa terlihat jauh lebih menarik.

Sesaat kemudian netra Bellona menangkap kehadiran sepasang sepatu yang berhenti di depannya, gadis itu tak kunjung mengangkat tatapan dan begitu pula dengan Sang pemilik sepatu, statis membatu di sana.

"Ck," decak Bellona. Di hadapannya, Jared menatap sinis dengan mata dingin menyiratkan ancaman, rambut gondrong ala Jared menjuntai di sebagian wajahnya, sekarang laki-laki itu terlihat seperti bintang Netflix yang tengah berakting.

Jared melangkah pindah ke samping gadis itu, ikut berdiri dengan kedua tangan di depan dada lalu bersandar di dinding kelas Bellona yang jendelanya cukup rendah. Bertemu dalam kondisi seperti ini membuat Jared geram setengah mati, Bellona terus membuat masalah dalam hidupnya. Betapa Jared sungguh rendah hati selama ini, Bellona perlu dididik lebih keras.

"Troublemaker, sounds cool," bisik Jared tersenyum miring, dia yang notabene sosok yang sulit menahan emosi kini bersusah payah karena Jared tak ingin reputasinya tercoreng, dia adalah primadona Smannus sekarang.

"Sebenarnya otak lo berfungsi atau enggak, ha?" desis Jared lagi, "waktu gue bilang jangan pernah buat masalah lagi, literally never do anything about it." Urat-urat di leher Jared bermunculan samar sementara kedua alis lebatnya bertaut tajam.

Bellona tidak menjawab meski daun telinganya mulai panas. Dia bahkan tidak ingin melirik Jared yang tengah menahan amukan di sebelahnya, Bellona berharap Jared menumpahkan amarah seperti yang biasa dia lakukan jika mereka sedang di rumah, itu adalah harapannya agar seluruh penghuni Smannus dapat melihat sosok asli seorang Jared Gruger yang mereka elu-elukan.

"Hidup lo cuma mempersulit orang lain." Laki-laki itu membuang tatapannya ketika mengatakan hal itu, sedangkan Bellona terkesiap, tidak menyangka bahwa Jared ternyata telah menganggapnya seperti seekor lalat pengganggu. Baiklah, mulai detik ini Bellona tidak akan sungkan-sungkan untuk menghajar Jared sesekali, mungkin dia perlu mengembangkan teknik beladirinya kembali.

"Kalau gitu, I'm so sorry," balas Bellona penuh tekanan.

Bel pertanda pelajaran pertama usai berdering kencang bertepatan dengan keluarnya Pak Deny, di muka pintu, beliau menatap Bellona dan Jared bergantian.

Perfectly ImperfectWhere stories live. Discover now