-11-

3.6K 447 45
                                    


   
✨✨✨

     Yoora tersenyum, pandangannya masih fokus pada film hits yang baru tayang dua hari yang lalu. Memberanikan diri untuk datang ke bioskop untuk menonton bagaimana hebatnya mantan kekasihnya beradu akting dengan aktris papan atas— Jenna Kim, seorang aktris muda dengan bakat, visual serta prestasi yang tidak usah di ragukan lagi itu untuk pertama kalinya beradu dengan mantan kekasihnya di layar lebar.

Katakanlah wanita cantik itu ada untuk membantu menaikan nama Taehyung agar lebih mudah masuk kedalam industri hiburan. Tidak hanya sekadar viral dan lalu tenggelam begitu saja, namun yang diinginkan agensi yang menaungi Taehyung adalah agar lelaki bau kencur itu bertahan— jika bisa namanya tetap dibicarakan sampai bertahun-tahun kedepan. Selamanya jika perlu. Jadi artis yang melegenda.

"Yoora, kamu gapapa?" tanya seseorang di sebelah Yoora— Park Jimin, teman kerjanya yang kebetulan mau dia ajak nonton film debut mantan kekasihnya.

Tapi, faktanya, Jimin sampai sekarang tidak tahu sama sekali jika lelaki yang ada di layar lebar itu adalah mantan kekasih teman kerjanya sendiri. Ya, sepintar itu Taehyung maupun Yoora menutupi hubungannya.

"Iya, enggak apa-apa, Jim." Ia dengan cepat langsung menghapus air matanya yang jatuh tanpa sebab kala melihat salah satu adegan mesra dilayar. Saat ini, ia seperti sengaja masuk kedalam lubang buaya, sudah tahu akan ada buaya yang akan menggigitnya namun ia tetap nekat masuk karena penasaran seperti apa rasanya. "Filmnya sedih banget, aku jadi nangis" ucapnya kemudian.

Jimin yang sedari tadi juga melihat serta mengikuti alur ceritanya itu tidak paham sama sekali letak sedihnya ada dimana? Ia merasa film ini seperti film romantis dewasa pada umumnya. Tidak ada kalimat yang bisa membuat orang sampai menangis sesenggukan, karena memang, film itu tidak sedih sama sekali.

"Y-ya, sedih..." tapi harus tetap menghargai pendapat, Jimin tidak boleh asal menyuarakan pendapat karena bisa jadi sedihnya Yoora bukan karena hal itu.

"Kamu tahu enggak, Jim?" ucap Yoora tiba-tiba.

"Tentang?"

"Aktor baru yang ada di layar itu?" ia menunjuk wajah tampan Taehyung yang sedang tersenyum. Tentu saja senyumnya ditujukan oleh lawan mainnya.

"Oh, Kim Taehyung? Tentu aja tahu! Nama mereka berdua kan cukup ramai dibicarakan di sosial media karena ketahuan keluar dari hotel dalam waktu bersamaan," gerutu Jimin kemudian, yang tentu semangat sekali mengata-ngatai Kim Taehyung karena sejujurnya Jimin tidak terlalu suka dengan wajah aktor itu, cukup tengil dan sok ganteng.

"Tapi sampai sekarang dari dua pihak agensi mereka, kenapa nggak ada yang bikin klarifikasi ya?" lanjutnya seperti ikut berpikir lagi tentang masalah dunia per-artisan.

Yoora mengangkat kedua bahunya, "entah, aku juga penasaran kenapa mereka dan agensinya diam aja padahal film barunya akan tayang, sengaja terkenal mungkin?" ucapnya dengan perkataan sok taunya, ikut tersulut emosi yang padahal ingin sekali memberitahu Jimin jika aktor yang sedang dia lihat itu adalah mantan kekasihnya. Meskipun memang disembunyikan, namun Yoora tetap merasa bangga— walau sakitnya lebih banyak dari rasa bangganya.

"Jim— ayo keluar? Aku udah lapar. Setelah ini adegan dewasa yang keluar, aku nggak kuat lihatnya..." waktu Yoora akan berdiri, Jimin menahan lengannya dengan cepat, "kenapa? Kamu masih pengen lihat sampai selesai?"

Jimin ngangguk, "s-sebenernya— Jenna itu tipe idealku banget, Ra. Aku pengen— eum, lihat indahnya pemandangan itu meskipun cuma dari layar aja..." bisiknya pelan banget, takut ada yang dengar, orang-orang pada fokus banget soalnya.

Yoora cuma bisa menghembuskan nafas beratnya, dia lalu mencoba sabar banget karena memang Jenna Kim adalah dewi bagi sebagian lelaki dewasa, "yaudah, kamu nonton sendiri ya? Biar aku nunggu di luar aja."

"L-loh, kok gitu? Disini aja, Ra. Tutup matanya kalau emang adegannya nanti sedikit ganggu mata kamu."

"Nggak bisa, Jim..." Yoora berusaha mau jelasin alasannya, tapi sulit, dia bingung banget, mau nangis aja rasanya karena semakin dilihat semakin menyakitkan untuk hati dan juga mentalnya. Dia merasa udah cukup rasa keingintahuan yang hanya berujung menyedihkan ini.

"Nggak bisa kenapa?"

"Sakit, Jim. Sakit banget kalau aku maksa untuk lanjut nonton adegan itu, aku nggak bisa bayangin ekspresi yang akan dikasih Taehyung ke Jenna saat melakukan hal itu," jelas Yoora yang dengan singkat, menyadari jika pasti ekspresi yang diberikan Taehyung akan 100% berbeda. Seperti membayangkan jika ekspresi, cara menatap, dan cara berucap Taehyung pasti akan lebih nyaman jika dengan Jenna meski dalam layar sekalipun. 

Karena Yoora tahu, setelah selesai syuting adegan terakhir itu, Taehyung mencarinya dengan raut wajah yang sangat amat bahagia, namun terburu— meminta Yoora untuk segera melepas piyama tidurnya, beberapa kali melakukan hingga akhirnya Yoora menangis karena Taehyung selalu salah menyebutkan nama— yea, lagi-lagi nama Jenna masuk kedalam obrolan intim mereka berdua. Sudah pasti, fokus Taehyung terpecah sedari tadi, bermain dengan Yoora namun pikirannya masih penuh dengan imajinasi gilanya jika ia sedang berhubungan dengan Jenna.

"Ra— jangan bilang kamu penganut oppa is mine, ya?" tanya Jimin yang terkejut karena ternyata diam-diam Yoora sebegitu fanaticnya sama seorang artis.

"Jim, Taehyung mantanku."

"Hah?!" Jimin terkejut, tapi juga tertawa karena menganggap Yoora sedang dalam masa halunya.

"Aku serius, Jim," dia lalu kasih tunjuk beberapa foto mesranya dengan Taehyung. Bikin Jimin kali ini beneran terdiam dan langsung mengajak Yoora untuk keluar dari bioskop itu. Jimin yakin, foto-foto mesra itu bukan editan semata.

Lalu saat mereka berjalan menuju parkiran mobil milik Jimin, lelaki itu berhenti sebentar, "Ra, aku harap kamu bahagia terus ya? Jangan sampai sakiti hati kamu kayak gini lagi. Jangan maksa nonton apa yang sebenarnya nggak baik untuk kesehatan mentalmu. Kalau aku tahu dia ada hubungannya sama kamu, aku nggak akan mau diajak nonton film mereka kalau ujungnya cuma bikin kamu nangis."

"Jim—" kepala Yoora menunduk, ia mengepalkan tangannya, kembali terbayang dengan senyum Taehyung yang lagi-lagi menghantui isi pikirannya. Ia kemudian menangis— di depan teman kerjanya sendiri.

Jujur Jimin bingung mau bereaksi seperti apa. Ia cuma bisa diam membisu hingga akhirnya Yoora berucap pelan lagi, "Jim, aku rindu Taehyung— hikss"

Yang langsung membuat Jimin memeluk tubuh Yoora. Pelukan pertemanan. Sebuah penenang tanpa perlu diartikan macam-macam. Ia paham betul hati Yoora pasti kembali rapuh karena film tadi. Setiap adegan, setiap tatapan yang diberikan Taehyung itu penuh arti, memang mendalami peran— namun, ada sesuatu yang lain disana, seperti lebih menggunakan perasaan aslinya— sangat tergila-gila dengan lawan mainnya hingga membuat Yoora akhirnya memilih untuk tidak profesional lagi.

Padahal sejujurnya masih teramat cinta, meski harus terpaksa berpisah untuk kebaikannya.

[]

✔️ Bittersweet.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang