Keikhlasan Cinta 7

1.5K 124 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

_____

Aku mencintaimu, seperti rasa takutku kehilanganmu.

_____

Takut kehilangan mungkin adalah hal yang wajar dalam mencintai. Saat mencintai seseorang pasti merasakan yang namanya takut kehilangan orang yang kita cintai. Sama halnya seperti aku saat ini yang takut kehilangan dia.

Kita memang berada di bumi yang sama, di tanah yang sama dan di langit yang sama juga. Kita dekat namun hatimu tidak menetap padaku. Kita memang sering bertemu, namun rasa takut kehilangan itu ada.

Setelah dia mempunyai pendamping hidup, mungkin keadaannya sudah berbeda. Aku yang menjadi teman dekatnya, tidak lagi dekat seperti sebelumnya. Itulah rasa takut yang kurasakan. Takut jauh dari dirinya.

Bagaimana aku menghapus rasa ini jika semakin hari hatiku semakin tertuju padamu? Aku sadar, cinta itu tidak egois. Ada kalanya kita melepaskan dan mengikhlaskan orang yang kita cintai bersama orang lain. Itulah cinta, dia tidak menuntut apapun dari orang yang dicintainya.

Gemercik air hujan terdengar jelas ditelinga. Awan semakin menghitam. Hujan semakin mengguyur deras. Aku memang tidak menangis mengetahui orang yang aku cinta akan bersama orang lain, hujan seakan sudah mewakili perasaanku. Awan sudah tidak sanggup untuk menyimpan beban berat, hingga ia meluapkannya dengan tanda hujan yang turun. Diibaratkan awan seakan menangis.

"Ra!" panggil Ummi sambil menghampiriku yang sedang berada di teras belakang sambil melihat rintik hujan yang turun.

"Iya, Mi?"

"Kok masih disini? Kamu kenapa, Ra?" tanya Ummi. Memang sebelumnya aku disuruh Ummi untuk membantu beliau memasak.

"Iya, Mi. Maaf ya, Mi, Ira lupa!" jawabku sambil terkekeh kecil.

"Kamu ini masih muda bawaannya lupa mulu." kata Ummi sambil terkekeh.

"Ah, Ummi ini selalu benar!" jawabku membuat kami tertawa kecil bersama.

"Ada apa, Ra, kok mukanya agak masam?" tanya Ummi lagi.

"Nggak ada apa-apa kok, Mi. Mungkin sedikit kelelahan aja." alibiku.

"Ya sudah, kamu istirahat saja. Biar Ummi yang masak." ucap Ummi.

"Nggak, Mi. Ira cuma kecapekan, nggak kenapa-kenapa." kataku yang melihat wajah Ummi tampak khawatir kepadaku.

"Tapi jangan dipaksakan! Kalau lelah istirahat aja." tutur Ummi.

"Iya, Mi."

Bukannya aku ingin membohongi Ummi, tapi aku tidak ingin Ummi lebih kepikiran dengan masalah yang menurutku tidak terlalu penting itu. Cinta biarkan saat ini menjadi urusanku. Biarkan aku sendiri yang menanggung beban ini. Aku tidak ingin orang lain merasakan apa yang aku rasakan saat ini.

Tentang cinta ini, tidak ada satupun yang mengetahuinya selain aku dan Allah. Biarkan aku menyimpan semuanya sampai aku sendiri yang akan mengatakannya entah kepada siapa nanti. Kala aku mengatakan pada orang lain dan mungkin sahabatku, berarti aku sudah tidak kuat lagi menampung semua beban yang ada.

[AU2] Keikhlasan Cinta✓ [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora