03. Apa alasan Ranendra membenci Kana dan Sirena?

211 14 5
                                    

"Berhenti sok tau tentang kehidupan kita, emang udah sesempurna apa lo Ranendra? Udah bagus lo ngomong kaya gitu? Udah sempurna lo?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Berhenti sok tau tentang kehidupan kita, emang udah sesempurna apa lo Ranendra? Udah bagus lo ngomong kaya gitu? Udah sempurna lo?"

[Follow]

Instagram : dreamysgirlyieo_19
Wattpad :  Daisy06hJepara

...

"Eh, minggir-minggir ada anak lacur."

"Iyuhh, awas gengs nanti kalian gatel-gatel loh kalau deket-deket dia."

"Sejam berapa?"

"Nggak nyangka gue. Ternyata Ibunya jalang, pantesan kelakuan anaknya gitu, nggak heran sih secara kan kegatelan dan jiwa antagonis maknya menurun ke dia. HAHAHAHAHA!"

"Pssst, kok tiba-tiba gatel ya?"

"Ada ulat bulu mungkin,"

"Mana ulat bulunya?"

"Itu tuh disana."

"Nggak adil, kenapa sih antagonis kayak mereka enak hidupnya? Setelah berbuat seenaknya bisa bebas berkeliaraan kayak nggak punya dosa."

Pagi ini terlihat berbeda dengan hari-hari biasanya. Mading sekolah dipenuhi dengan coret-coret perundungan dengan foto Kana yang dijadikan pajangan, Kana berjalan dengan santai melewati koridor sekolah. Mencoba mengabaikan sindiran dan bisik-bisik yang menghinanya. Foto itu bukan hanya foto biasa, tapi dipenuhi oleh kata-kata menjijikkan yang membuatnya merasa mual. Kata-kata sexuality.

Terbongkar sudah seluk-beluk keluarganya, setelah dua tahun lamanya Kana menutupi kenangan pahitnya, beserta sang ayah yang memang membuat rekayasa dengan mengaku ke publik tentang kematian Anvaya yang disebabkan oleh penyakit leukimia. Padahal aslinya tidak sedemikian rupa, semua itu tidak nyata.

BRUK!

"Punya mata nggak sih?!"

Lah, BELEGUG!

Nggak nampak mata segede kelereng di kepala Kana? Aneh, dia yang menabrak, dia juga yang marah. Orang setres memang berbeda, kelihatan banget sengaja nyari gara-gara.

"Minta maaf cepet!" Suruhnya.

Kana menggeleng tidak terima.
"Dih? Lo sengaja nabrak gue kan?! Pakek drama segala, kurang perhatian lo?" Sembur Kana, membetulkan tatanan rambutnya yang berantakan.

"Jelas-jelas lo yang nabrak gue, kok malah lo yang marah? Tinggal minta maaf apa susahnya sih? Adabnya dipakek, untung aja gue cuma jatuh doang. Nggak sampe gegar otak atau pingsan!" Kali ini Ranendra memberi pembelaan karena tidak mau disalahkan, aneh kan nih orang?

Dying Mentally [ON GOING]Where stories live. Discover now