12. Teori rumit dan kemarahan Arsen.

150 7 0
                                    

"Saat hujan datang bertamu, hanya dua pilihan untukmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saat hujan datang bertamu, hanya dua pilihan untukmu. Bergelimang rindu atau mengenang sendu."

- 𝒟𝒶𝒾𝓈𝓎 𝒜𝓁𝓁𝒶𝓇𝒾𝒸 -

[Follow]

Instagram : dreamysgirlyieo_19
Wattpad : Daisy06hJepara

...

Cewek itu mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang menyilaukan matanya. Dia duduk dan mengucek matanya, menyingkirkan jaz yang berada di atas tubuhnya.

"Jaz?" Gumamnya. Matanya tidak sengaja melihat sticky note di atas meja.

Istirahat, makan sarapanmu dan
jangan pergi kemanapun tanpa seijinku.

Dia tersenyum-senyum sendiri saat membacanya, namun dia tidak menyadarinya. "Kita lihat aja nanti."

Yang benar saja, disamping sticky note itu sudah terpampang bubur kacang hijau, buah-buahan yang sudah dipotong kecil-kecil dan juga minuman herbal yang Sirena tidak tau namanya. Minuman itu berwarna bening seperti teh, Sirena meminumnya sedikit.

Setelah meminumnya beberapa
teguk, ternyata minuman itu adalah
sejenis wedang jahe namun
ditambahkan dengan cengkeh, kayu
manis dan juga beberapa rempah
yang Sirena tidak tau namanya.

Dia merasa tubuhnya lebih
hangat setelah meminumnya.

Ketika sedang khidmad-khidmadnya menikmati sarapan paginya, getaran ponsel mengalihkan atensinya.

Cewek itu menekan tombol
angkat di ponselnya, suara cempreng nan membahana langsung menyapa gendang telinga nya. Untung, dia tidak congean. "Apasih anjeng? Lagi makan juga, hampir aja gue keselek!" Ngegasnya. Sedangkan si penelepon malah cengar-cengir gak jelas diseberang sana, bukan nya meminta maaf kepada Sirena. Sialan memang.

"Oh ya, mau ngomong apa gue tadi?"

"Gimana sih? Lo yang nelfon, malah
gue yang lo tanya. Cepetan, kalau
nggak penting gue matiin nih!" Balas
Sirena, merasa kesal dengan Irloka.

Lah kok tanya dia? Wong Irloka yang menelepon nya. Ya mana dia tau.

"Ke tongkrongan sekarang."

"Ngapain?"

"Ngeped. Ck, dateng aja lah buru!"

"Kalau nggak penting gue ogah dateng, gue mau menyelami alam mimpi."

"Sekalian noh alam neraka lo selamin!" Ceplos Irloka. "Lo mau tanya atau mau wawancara? Pulsa gue rugi setengah karena telfon lo lama-lama." Lanjutnya.

Irloka mematikan sambungan telpon secara sepihak, membuat Sirena berdecak kesal. Cewek itu menyuapkan beberapa potong buah kedalam mulutnya kemudian berjalan ke arah wastafel di kamar tamu untuk mencuci wajahnya dan menggosok giginya. Dia mengambil hoodie hitam yang tergeletak di atas kasur kemudian menyisir rambutnya asal-asalan, rambut panjang itu di cepol.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dying Mentally [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang