TWENTY SEVEN : [NO MATTER WHERE YOU ARE, I'M LOVING YOU]

1.5K 195 57
                                    



♥️

Jennie merasa Kim Jongin selalu terburu-buru. Dari cara Jongin yang mulai mendekatinya, mencari tahu segala hal tentang Jennie, menyatakan perasaanya, memintanya untuk menjadikannya kekasih Jongin, dan sekarang melamarnya.

Itu hanya butuh waktu beberapa bulan untuk Jongin melakukan hal-hal tadi kepada Jennie. Entah karena Jennie yang begitu mudahnya luluh kepada Jongin atau karena Jongin yang terlalu pintar membawa diri untuk memasuki kehidupan Jennie.

Entahlah, Jennie saat ini hanya bisa terdiam menatapi cincin dalam kotak yang sedang disodorkan Jongin padanya. Kotak beludru dengan warna jingga, warna kesukaan Jennie setelah warna hitam.

" Sayang " Panggil Jongin yang menyadarkan Jennie dari lamunan pikirannya.

Jongin kemudian menarik tangan kanan Jennie dengan satu tangannya yang tak memegang kotak tadi tentunya. Lalu menaruh kotak berisi cincin itu di telapak tangan Jennie.

" Jika masih berat menjawabnya, simpan ini bersamamu. Ketika sudah yakin dengan jawabanmu, aku harap aku sudah bisa melihat cincin itu melingkari jari manismu saat kau menerima lamaranku " Ucap Jongin kemudian mendekati Jennie dan mengecup dahinya singkat.

Yang dilakukan Jennie hanya bisa diam setelah Jongin selesai mengecup dahinya. Jennie menggenggam kotak tersebut dengan perasaan yang campur aduk.

Perasaan bersalah, takut, kecewa, bahagia bercampur menjadi satu. Tak terdefinisi. Namun dihati kecilnya Jennie bahagia setengah mati karena Jongin memintanya untuk menjadi seseorang yang paling penting dalam kehidupan Jongin.

" Tidak apa-apa, sama seperti waktu itu, aku akan menunggumu. Sama seperti saat aku memintamu untuk menjadi kekasihku, aku akan menunggumu untuk menjadikanmu sebagai istriku "

Jongin membelai pipi Jennie yang berisi dengan lembut ketika menyadari ada ekspresi sedih dalam wajah sang kekasih. Jongin terus membelai pipi sang kekasih lalu berniat mengecup bibirnya, sampai akhirnya gagal ketika Mark mulai bergerak-gerak di sofa yang digunakannya untuk tidur dan menunjukkan tanda-tanda terbangun dari tidurnya tadi.

" Jam berapa sekarang? Ponselku mati " Tutur Mark basa-basi sembari merapikan penampilannya yang cukup berantakan. Ia hanya tidur sebentar, sisanya pura-pura tidur dan hampir mendengarkan setengah pembicaraan Jongin dan Jennie.

" Setengah empat " Jawab Jongin menatap Mark. Adik Jennie itu menatap balik dan terlihat cukup canggung karena ketegangan yang terjadi antara mereka berdua sebelumnya.

" Ah baiklah aku akan kembali kalo begitu "

Mark bangkit dari sofa yang tadi ia tiduri lalu mendekat kearah Jennie untuk memeluk sang kakak sebelum pulang.

" Kembali ke dorm atau ke SM untuk latihan? " Tanya Jennie masih memeluk Mark.

" Dorm, tapi aku akan mampir ke tempat makan biasa sebelum kembali. Tidak ada latihan lagi hari ini, jadi aku bisa bersantai " Jawab Mark setelah ia melepaskan pelukannya dengan Jennie.

" Bersama managermu kan? " Tanya Jennie kembali.

" Tidak. Ponselku mati, aku bisa naik taksi "

" Jangan pergi sendiri "

Jennie buru-buru menimpali ucapan Mark saat adiknya akan pergi sendiri. Mata Jennie kemudian mengarah pada Jongin.

" Oppa, bisakah kau mengantar Mark pulang. Ah kalian juga bisa makan bersama di rumah makan kesukaanku dan Mark sebelum mengantarnya pulang "

" Noona aku bisa pulang sendiri " Ucap Mark segan.

Jongin mengangguk saja dan kemudian turun dari kasur rawat Jennie yang tadinya ia duduki.

PRAY YOU CATCH MEWhere stories live. Discover now