06 - Gosip

648 178 279
                                    

Happy reading

******

Ray POV

Setelah Ray sampai di kelasnya dia langsung dihampiri oleh kedua temannya. Mereka sepertinya heran, tumben sekali Ray membawa bekal ke sekolah. Setahu mereka Ray paling anti membawa makanan rumah ke sekolah.

"Widih tumben banget lo bawa bekal?" sindir Rendi.

"Si Airen yang ngasih," ungkap Ray kesal, kebiasaan nih kalau ada apa-apa pasti kedua temannya itu salalu meledeknya.

"Waw hebat bener lo, si Airen bisa secepat ini deket sama lo," ucap Randi salut kepada Ray. Bener-bener playboy yang handal.

"Males banget gue sebenernya, ya karena taruhan dari kalian, gue jadi tergiur buat melakukannya dan lumayan sih bisa nambahin mantan," ungkap Ray menekankan kata terakhir yang dia ucapkan.

"Terus itu bekal mau lo makan?" tanya Randi yang terlihat laper dan begitu tergiur dengan isi makanan di dalam kotak bekal itu.

"Engga lah, ogah banget gue makan makanan dari dia, gimana nanti kalau gue dipelet, ihh ogah banget," ucap Ray tak suka dengan makanan pemberian Airen.

"Ya udah sini biar gue aja yang makan, lumayan ngisi perut gue yang laper ini," ucap Randi sambil mengambil alih kotak bekal itu dari tangan Ray.

"Dasar otak makanan, tiap ada makanan embat aja terus. Gimana kalau dimakanan itu ada racunnya?" tanya Rendi tak suka melihat saudara kembarnya begitu tergiur dengan segala makanan. Ya dari mereka bertiga hanya Randi yang doyannya makan.

"Kaga mungkin lah si Airen ngeracunin makanan ini," ucap Randi yang sudah bersiap-siap akan memakan bekal itu.

Randi memakan sesuap nasi goreng pemberian Airen. Matanya tiba-tiba membulat, membuat kedua temannya kaget. Mereka berpikir bahwa Randi keracunan.

"Woy Ran lo beneran keracunan?" tanya Rendi khawatir, yang ditanya hanya berdiam diri. Setelah itu Ranti memakan lagi nasi goreng itu.

"Ini nasi gorengnya enak banget anjir," ucap Randi dengan nasi goreng yang penuh di dalam mulutnya.

"Lah gue kira lo beneran keracunan?" tanya Ray meyakinkan.

"Gue keracunan sama rasanya yang enak banget," ucap Randi yang masih saja melahap nasi goreng itu. Kedua temannya hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Randi yang seperti anak kecil jika menemukan makanan yang enak.

Ray POV END

Baru saja Airen masuk ke dalam kelasnya sudah ada Syafira yang memanggilnya dari belakang. Syafira langsung berlari menghampiri Airen yang baru saja sampai di depan pintu.

"Irennnnn!" teriak Syafira sambil berlarian menghampiri Airen.

"Apa sih Ra berisik banget deh," gumam Airen kesal. Memangnya sehari saja tidak bisa apa Syafira tidak teriak-teriak.

"Lo yang apa-apaan Irennnnn!" ucap Syafira yang baru saja sampai di dekat Airen.

"Paan sih gak jelas banget lo," sahut Airen dan langsung berlalu pergi meninggalkan Syafira.

"Gue kan udah bilang jangan pernah deket sama Ray, kenapa lo gak nurut sih sama gue?" tanya Syafira kesal. Baru kali ini Airen tidak mau mendengarkan perkataan Syafira.

"Ya ampun Ra gue cuma deket sebatas temen doang kok," ucap Airen tak tau harus bicara apa lagi kepada Syafira. Pasti saja Syafira akan mengomelinya jika berhubungan dengan Ray.

"Kalau cuma temen kenapa lo sampe boncengan gitu sama si Ray?" tanya Syafira yang sudah emosi melihat kedekatan Airen dan juga Ray.

"Kita gak sengaja ketemu di jalan, terus Ray ngajakin gue bareng aja, dari pada gue harus jalan kaki sampe ke sekolah," jelas Airen.

INSECUREWhere stories live. Discover now